Selasa, 17 Februari 2015

Tiongkok dan Rusia Kerja Sama Bikin Pesawat Jet Jumbo


Tiongkok dan Rusia Kerja Sama Bikin Pesawat Jet Jumbo  
Tiongkok dan Rusia menjalin kemitraan dalam mengembangkan pesawat ukuran jumbo. (Thinkstock/Danielvfung)
 
Jakarta, CB -- Tiongkok dan Rusia mengembangkan kerja sama teknologi tingkat tinggi mereka untuk membangun desain awal pesawat jet ukuran jumbo sejak awal 2014. Desain awalnya diharapkan selesai pada Juli 2015.

Kerja sama ini terjalin antara perusahaan Rusia, United Aircraft Corporation (UAC) dengan perusahaan penerbangan sipil Tiongkok, Commercial Aircraft Corporation (COMAC).

Sementara pesawat ini belum diberi nama resmi, Tiongkok sering menyebutnya C929. Pesawat ini didiesain agar dapat menampung 250 sampai 280 penumpang dalam konfigurasi 3 kelas. Ia akan menjadi pesawat sipil terbesar di Tiongkok.

Menurut laporan Popular Science, Rusia punya harapan tinggi pada C929 yang akan memperkuat industri penerbangan dan pertahanan.

Presiden UAC Yuri Slyusar mengatakan bahwa C929 memakan biaya US$ 13 miliar untuk pengembangan. Pesawat ini diharapkan melakukan penerbangan pertamanya pada 2021 dan 2022.

Menteri Perdagangan dan Industri Rusia, Denis Manturov, mengatakan bahwa para insinyur dari Rusia dan Tiongkok akan mengembangkan cetak biru dan membangun purwarupa pesawat pada tahun 2016 dan 2018.

Slyusar berkata bahwa UAC akan membangun komposit pesawat dan ekor C929, sementara COMAC membangun konstruksi pesawat.

Untuk mengurangi biaya dan meningkatkan reliabilitas, C929 kemungkinan bakal menggunakan mesin dari perusahaan Barat, bisa jadi Pratt & Whitney, General Electric atau Rolls Royce.

Dengan kapasitas penumpang yang besar, C929 sepertinya bakal memiliki bobot lepas landas maksimum sebesar 250 ton atau mirip dengan Boeing 787 atau Airbus 350.

Untuk penerbangan komersial, C929 mungkin tidak memiliki teknologi yang maju seperti kompetitor dari Barat tetapi menawarkan alternatif biaya lebih rendah dan lebih hemat bahan bakar untuk maskapai penerbangan di dunia.

Tiongkok berencana memanfaatkan pesawat ini untuk penerbangan militer sebagai armada pembom, melakukan aksi mata-mata, atau pos komando nuklir udara.

Credit   CNN Indonesia