Selasa, 10 Februari 2015

Tiga Senjata Penguasa Daratan, Lautan, dan Udara Terbaik MIlik Rusia Abad XXI


Tank Armata, Kokoh di Darat



Pengalaman operasi militer di Chechnya telah menunjukkan bahwa tank-tank Soviet sangat ideal bagi pasukan besar dalam perang gerilya dan berbagai konflik lokal. Konstruksi dan komponen tank T-72/90, membuat awak tank ini tidak terpisah dari amunisi peluru, sehingga mustahil bisa selamat bila amunisi peluru tersebut meledak. Kekurangan tersebut kemudian diperhitungkan dalam pembuatan tank baru T-14 Armata—yang akan dipamerkan dalam parade Hari Kemenangan pada bulan Mei tahun ini—yang harus menyerap seluruh pengalaman tempur tank-tank Rusia.


Hanya sedikit yang diketahui mengenai spesifikasi teknis Armata. Saat ini, Armata masih sangat dirahasiakan, tetapi berdasarkan informasi yang diberikan dalam siaran pers, tank baru ini akan memiliki meriam kaliber 125 mm (dengan fasilitas yang dapat mengakomodasi kaliber 152 mm). Selain itu, bagian menara tank akan dibuat tak berpenghuni. Senjata mesin tank ini mempunyai kemampuan melakukan pengisian ulang jarak jauh. Sementara, awak tank diposisikan sejajar dan berada dalam kapsul pelindung, yang membatasi mereka dari amunisi peluru.

Tank Armata juga dilengkapi sistem radar yang mampu mengunci hingga 40 target dinamis dan 25 target aerodinamis, serta memantau wilayah sekitar dalam radius 100 km. Ada informasi yang mengatakan bahwa di tahun 2015 ini akan masuk lebih dari 30 unit tank T-14 ke dalam pasukan bersenjata Rusia.

Kapal Selam Borey, Pengintai Bawah Laut
Sumber: Press foto
Dengan komponen dari triad nuklir laut milik Rusia yang mempunyai tingkat kerentanan yang lebih rendah, membuat kapal selam ini menjadi jaminan untuk melakukan serangan nuklir balik dan menyaingi dominasi musuh-musuh Rusia. Namun, suplai kapal selam balistik strategis baru ini ke dalam armada laut Rusia mengalami pengunduran yang berlarut-larut. Alasan utama dari hal tersebut adalah penolakan penggunaan roket padat berbobot 100 ton—yang hampir selesai dibuat—yang akan dibawa kapal selam proyek 955 “Borey” tersebut. Selain itu, diperlukannya “strategi” baru yang mendesak oleh armada laut Rusia juga menjadi salah satu alasan mundurnya suplai kapal selam ini. Barulah pada tahun 1998 diputuskan secara cepat untuk menciptakan misil laut berbasis “Topol-M” yang rendah biaya: Bulava.


Pada uji coba pertama, Bulava mengalami cukup banyak hambatan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, roket ini pun masih belajar “terbang”. Kapal selam proyek 955 “Borey” mampu melakukan serangan menggunakan roket Bulava dari bawah lapisan es Arktik. Karena tidak ada pergerakan kapal di atas permukaan air, kapal selam ini pun sulit ditemukan, tidak hanya oleh satelit, tetapi juga oleh kapal musuh. Selain itu, sulitnya melakukan pelumpuhan roket pada tahap awal peluncuran juga menjadi keunggulan kapal selam proyek 955 “Borey”. Kapal selam ini juga memiliki tingkat “kebisingan” lebih rendah dibandingkan para pendahulunya. Selain itu, pengembangan teknologi dalam kapal selama ini membuat Borey mampu menembak dari bawah laut sambil bergerak.

Seluruh program pemerintah menawarkan peluncuran delapan unit kapal selam tenaga nuklir jenis ini. Saat ini, sudah terdapat tiga kapal yang sedang dalam tahap konstruksi, yaitu “Knyaz Vladimir”, “Knyaz Oleg”, dan “Knyaz Suvorov”. Kepala Biro Konstruksi Sentral Rubin—tempat kapal selam ini dirancang—Igor Vilnit dalam siaran persnya menyatakan, kemungkinan akan dibuat pembaharuan proyek “Borey-A” dengan beberapa fitur tambahan berdasarkan salah satu dari kapal selam tersebut.

PAK FA, Ringan di Udara
Sumber: Press foto
Pengembangan pesawat PAK FA baru dimulai pada tahun 2002 oleh Biro Konstruksi Sukhoi. Pada 21 Februari 2014 lalu, sampel pertama pesawat ini masuk ke dalam instansi militer Rusia untuk menjalankan uji coba pemerintah.


PAK FA, pada prinsipnya, berbeda dari para pendahulunya. Walaupun massa pesawat ini jauh lebih ringan daripada yang seharusnya pesawat jenis baru ini dikategorikan ke dalam pesawat kelas berat.
Mesin penggerak PAK FA mampu membuat pesawat ini terbang dengan kecepatan supersonik tanpa penggunaan modus pembakar lanjut (afterburner), sedangkan sistem avioniknya yang menggunakan sistem radar Belka dilengkapi dengan AESA (Active Electronically Scanned Array) yang mampu mengunci sasaran empat objek darat dan 30 objek udara dalam satu waktu, serta menembak delapan objek dari sasaran tersebut.

Pesawat PAK FA memiliki kemampuan tidak terdeksi oleh radar lawan berkat bantuan material peredam sinyal radar yang membentuk dan melapisi badan pesawat. Selain itu, pelontar pesawat ini pun merupakan generasi terbaru. Sistem komputer pesawat ini secara otomatis akan menganalisis kecepatan, ketinggian, parameter dinamika penerbangan (sudut tangage dan sudut carene), kecepatan sudut, dan tinggi serta berat penerbang. Pada tahap pertama, Rusia berencana membeli 60 buah pesawat jenis ini yang pada tahun 2016 nanti akan mulai disuplai ke angkatan bersenjata Rusia.



Credit RBTH Indonesia