MOSKOW
- Kapal induk satu-satunya Rusia, Admiral Kuznetsov, mengalami
kerusakan senilai 70 juta rubel (Rp15,5 miliar) dalam insiden di dermaga
apung PD-50 pada 29 Oktober lalu. Ada 52 titik kerusakan pada kapal
tersebut.
Insiden itu terjadi saat kapal sedang menjalani perbaikan yang dikerjakan oleh perusahaan United Ship-Building Corporation. Kepala perusahaan, Alexei Rakhmanov, kepada kantor berita TASS mengumumkan nilai kerusakan tersebut pada hari Kamis.
"Komisi (yang dibentuk untuk memperkirakan kerusakan) menyatakan sebanyak 52 kerusakan. Secara keseluruhan, pemulihan kapal akan menelan biaya sekitar 70 juta rubel, ini disebut kategori kerusakan yang tidak berarti dalam anggaran modernisasi Admiral Kuznetsov," ujarnya, yang dilansir Jumat (23/11/2018).
Empat orang terluka dalam insiden tersebut. "Kami belum menemukan sesuatu yang serius yang mungkin memerlukan perpanjangan masa perbaikan atau tidak dapat dipulihkan," kata Rakhmanov.
"Perbaikan itu direncanakan akan selesai pada akhir 2020 dan uji coba dijadwalkan pada 2021. Kapal perang itu direncanakan akan dikirimkan ke Angkatan Laut pada pertengahan tahun 2021," imbuh bos United Ship-Building Corporation tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, dermaga apung PD-50—tempat perbaikan kapal induk Admiral Kuznetsov—di Nurmansk mulai tenggelam dalam sebuah insiden kerja pada 29 Oktober 2018. Dermaga apung itu secara keseluruhan tenggelam pada 30 Oktober.
Menurut informasi awal, dek untuk lepas landas jet tempur pada kapal induk itu rusak oleh derek yang jatuh. Kapal itu bergegas dipindahkan dan sekarang berada di Pabrik Reparasi Kapal ke-35.
PD-50 adalah salah satu dermaga apung terbesar di dunia dan terbesar di Rusia. Dermaga itu dibangun di Swedia pada tahun 1980 atas perintah dari Angkatan Laut Soviet.
Panjang dermaga 330 meter dan lebarnya 67 meter. PD-50 memiliki kapasitas pengangkatan 80.000 ton. Dermaga apung ini memiliki luas 22,1 km persegi, yang kurang lebih seukuran Lapangan Merah (Red Square) di Moskow.
Insiden itu terjadi saat kapal sedang menjalani perbaikan yang dikerjakan oleh perusahaan United Ship-Building Corporation. Kepala perusahaan, Alexei Rakhmanov, kepada kantor berita TASS mengumumkan nilai kerusakan tersebut pada hari Kamis.
"Komisi (yang dibentuk untuk memperkirakan kerusakan) menyatakan sebanyak 52 kerusakan. Secara keseluruhan, pemulihan kapal akan menelan biaya sekitar 70 juta rubel, ini disebut kategori kerusakan yang tidak berarti dalam anggaran modernisasi Admiral Kuznetsov," ujarnya, yang dilansir Jumat (23/11/2018).
Empat orang terluka dalam insiden tersebut. "Kami belum menemukan sesuatu yang serius yang mungkin memerlukan perpanjangan masa perbaikan atau tidak dapat dipulihkan," kata Rakhmanov.
"Perbaikan itu direncanakan akan selesai pada akhir 2020 dan uji coba dijadwalkan pada 2021. Kapal perang itu direncanakan akan dikirimkan ke Angkatan Laut pada pertengahan tahun 2021," imbuh bos United Ship-Building Corporation tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, dermaga apung PD-50—tempat perbaikan kapal induk Admiral Kuznetsov—di Nurmansk mulai tenggelam dalam sebuah insiden kerja pada 29 Oktober 2018. Dermaga apung itu secara keseluruhan tenggelam pada 30 Oktober.
Menurut informasi awal, dek untuk lepas landas jet tempur pada kapal induk itu rusak oleh derek yang jatuh. Kapal itu bergegas dipindahkan dan sekarang berada di Pabrik Reparasi Kapal ke-35.
PD-50 adalah salah satu dermaga apung terbesar di dunia dan terbesar di Rusia. Dermaga itu dibangun di Swedia pada tahun 1980 atas perintah dari Angkatan Laut Soviet.
Panjang dermaga 330 meter dan lebarnya 67 meter. PD-50 memiliki kapasitas pengangkatan 80.000 ton. Dermaga apung ini memiliki luas 22,1 km persegi, yang kurang lebih seukuran Lapangan Merah (Red Square) di Moskow.
Sedangkan
kapal induk Admiral Kuznetsov mulai beroperasi pada tahun 1990. Kapal
itu menggantikan pendahulunya yang bobotnya 58.000 ton. Kapal yang
kecepatannya sedang dikembangkan menjadi 30 knot ini dipersenjatai
dengan sistem rudal anti-kapal dan sistem pertahanan udara.
Kapal yang pernah menjalankan misi tempur anti-ISIS di Suriah ini memiliki awak hingga 1.300 personel.
Kapal yang pernah menjalankan misi tempur anti-ISIS di Suriah ini memiliki awak hingga 1.300 personel.
Credit sindonews.com