Tim dikirim sepekan setelah Khashoggi dinyatakan hilang di konsulat Saudi.
CB,
ANKARA -- Arab Saudi mengirim dua orang "tim pembersih" untuk menghapus
bukti pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Tim dikirim sepekan setelah
Khashoggi dinyatakan hilang di konsulat Saudi.
Seorang pejabat Turki pada Senin (5/11) mengatakan adanya tim
pembersih ini menunjukan bahwa para pejabat Saudi mengetahui kejahatan
itu. Mengkonfirmasi sebuah laporan di surat kabar
Sabah yang
pro-pemerintah Turki, pejabat itu mengatakan ahli kimia dan racun
bertugas menghapus bukti sebelum para penyelidik Turki diberi akses ke
konsulat Saudi dan tempat tinggal konsul.
Sabah
mengidentifikasi dua orang itu sebagai Ahmed Abdulaziz al-Jonabi dan
Khaled Yahya al-Zahrani. Mereka tiba di Turki sebagai bagian dari tim 11
orang yang dikirim untuk melakukan inspeksi dengan para pejabat Turki.
"Kami
percaya bahwa dua orang itu datang ke Turki hanya untuk menutupi bukti
pembunuhan Jamal Khashoggi sebelum polisi Turki diizinkan untuk
menyusuri TKP," kata pejabat itu.
Kedua
orang itu melakukan operasi pembersihan di konsulat dan kediaman konsul
di Istanbul hingga 17 Oktober. Mereka meninggalkan Turki tiga hari
kemudian.
"Fakta bahwa tim pembersihan dikirim dari Arab
Saudi sembilan hari setelah pembunuhan itu menunjukkan bahwa pembunuhan
Khashoggi berada dalam pengetahuan para pejabat tinggi Saudi," kata
pejabat itu.
Arab Saudi mengatakan 18 orang telah ditahan
atas pembunuhan Khashoggi. Kepala komisi hak asasi manusianya mengatakan
pada pertemuan di Jenewa bahwa Riyadh sedang menyelidiki kasus ini
untuk menuntut para pelaku.
Laporan Arab Saudi terkait
pembunuhan Khashoggi telah menimbulkan kecaman internasional. Turki
terus menekan Riyadh untuk memperoleh kejelasan atas kasus Khashoggi.
Pada Senin, Wakil Presiden Fuat Oktay menyerukan penyelidikan bahwa
tubuh Khashoggi dilarutkan dengan zat asam.
"Pertanyaannya
sekarang adalah siapa yang memberi perintah. Inilah yang kami cari
jawabannya sekarang. Pertanyaan lain adalah di mana tubuh. Ada laporan
(tubuh) dilarutkan dengan asam. Semua ini harus diketahui," kata Fuat
Oktay kepada kantor berita
Anadolu.