Ramallah, Palestina (CB) - Presiden Palestina Mahmoud Abbas
pada Ahad mengatakan persekongkolan sedang dirancang terhadap masalah
Palestina saat "masalah Palestina menghadapi masa sulit".
"Mereka tak menginginkan negara atau kesatuan buat rakyat kami," kata Abbas, setelah meletakkan karangan bunga di makam pemimpin Palestina Yasser Arafat di Kota Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan.
"Kami akan terus berjuang sampai kami mencapai hak asasi rakyat Palestina untuk memutuskan nasib mereka dan mendirikan negara merdeka mereka," kata Presiden Palestina tersebut, sebagaimana dikutip Kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad malam.
Pada Desember, Presiden AS Donald Trump memicu kemarahan dunia setelah mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Mereka tak menginginkan negara atau kesatuan buat rakyat kami," kata Abbas, setelah meletakkan karangan bunga di makam pemimpin Palestina Yasser Arafat di Kota Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan.
"Kami akan terus berjuang sampai kami mencapai hak asasi rakyat Palestina untuk memutuskan nasib mereka dan mendirikan negara merdeka mereka," kata Presiden Palestina tersebut, sebagaimana dikutip Kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad malam.
Pada Desember, Presiden AS Donald Trump memicu kemarahan dunia setelah mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel.
Jerusalem tetap berada di jantung konflik abadi Timur Tengah, sementara rakyat Palestina berharap Jerusalem Timur --yang diduduki oleh Israel sejak 1967-- akhirnya mungkin menjadi Ibu Kota Negara Palestina Merdeka.
Rakyat Palestina menyelenggarakan beberapa kegiatan di Tepi Barat dan Jalur Gaza pada Ahad untuk peringatan ke-14 wafatnya Yasser Arafat.
Pada 11 November 2004, Arafat meninggal di Prancis --dalam kondisi penuh kecurigaan-- pada usia 75 tahun. Setakat ini, para dokter tak mampu menentukan penyebab pasti wafatnya Arafat.
Rakyat Palestina menuduh Israel meracuni Arafat, tuduhan yang dibantah oleh Tel Aviv.
Credit antaranews.com