Portal Berita Tentang Sains, Teknologi, Seni, Sosial, Budaya, Hankam dan Hal Menarik Lainnya
Selasa, 17 April 2018
Militer Arab Saudi tunjukkan bukti keterlibatan Iran
Perwira militer Arab Saudi Kolonel Turki
S. Al Maliki memaparkan perihal serangan rudal balistik milisi Houthi
ke wilayah Arab Saudi dari Yaman dan dukungan Iran dengan memasok rural
dan pesawat nirawak "Ababil" kepada milisi Houthi dalam menyerang
wilayah Arab Saudi. Kolonel Turki memaparkan dan memberikan bukti
keterlibatan Iran itu dalam konferensi pers di Al Khobar, Senin Malam
(16/7). (Rahmad Nasution)
Al Khobar, Arab Saudi (CB) - Angkatan Bersenjata Arab
Saudi, Senin (16-4-2018) malam, menunjukkan bukti keterlibatan Iran
dalam serangan-serangan rudal balistik dan pesawat tanpa awak milisi
Houthi Yaman ke wilayah negara itu dalam beberapa tahun terakhir.
Bukti berupa sisa-sisa rudal dan "drone AUV Ababil" buatan Iran yang
berhasil dirontohkan sistem pertahanan militer Arab Saudi itu
ditunjukkan kepada puluhan wartawan Arab Saudi dan mancanegara, termasuk
Antara, dalam sebuah konferensi pers.
Dalam konferensi pers yang dilangsungkan di Hotel Le Meridien Al Khobar
itu, perwira militer Arab Saudi, Kolonel Turki S. Al Maliki, menegaskan
rudal dan pesawat nirawak Ababil itu diluncurkan milisi Houthi untuk
menyerang Jazan dan Bandar Udara Abha.
Serangan milisi Houthi yang didukung Iran dengan rudal balistik dan AUV
Ababil ke Jazan dan Bandara Abha, Arab Saudi, itu terjadi pada tanggal
11 April 2018, katanya.
(foto : Rahmad Nasution)
Menurut Turki, kelompok milisi Houthi tak mungkin memiliki kemampuan
menyerang dengan alat utama sistem senjata rudal balistik dan AUV Ababil
ke wilayah Arab Saudi dari Yaman tanpa bantuan pasokan dari Iran.
"Kemampuan yang sama juga diberikan Iran kepada Hizbullah dan Hamas," katanya.
Ia mengatakan bahwa serangan rudal milisi Houthi itu tidak hanya mengancam Arab Saudi, tetapi juga masyarakat internasional.
Kolonel Turki S. Al Maliki lebih lanjut mengatakan bahwa pihaknya tidak
membalas serangan balasan ke sasaran Houthi di wilayah Yaman karena Arab
Saudi menghormati etika dan hukum internasional serta mempertimbangkan
keselamatan warga sipil di negara itu.
Sejauh ini, Arab Saudi lebih mengandalkan pasukan pemerintah Yaman yang
sah dalam menghadapi milisi Houthi di negaranya karena mempertimbangkan
keselamatan jiwa rakyat Yaman, katanya.
Perihal keterlibatan Iran yang mendukung Houthi di Yaman dan ancaman
rudal balistik milisi ini sempat disinggung oleh Raja Salman bin
Abdulaziz Al Saud dalam pidatonya di Konferensi Tingkat Tinggi Ke-29
Liga Arab yang berlangsung di Dhahran, Minggu (15-4-2018).
Raja Salman mengatakan bahwa milisi Houthi di Yaman yang didukung Iran
merupakan ancaman nyata dan tiga dari 119 misil yang telah
ditembakkannya bahkan diarahkan ke Mekah, kota tersuci umat Islam.
"Realitas ini kembali menunjukkan kepada dunia bahaya perilaku Iran di
kawasan, pelanggaran atas prinsip-prinsip hukum internasional dan
pengabaian atas nilai-nilai, etika, dan bertetangga baik," kata Raja
Salman dalam pidatonya.
Pemimpin Arab Saudi yang menyandang gelar pelayan dua tempat suci umat
Islam dunia ini menyambut baik pernyataan PBB yang mengutuk keras
serangan misil milisi Houthi ke sejumlah kota di Arab Saudi tersebut.
Milisi Houthi yang didukung Iran ini bertanggung jawab penuh atas
munculnya dan berlanjutnya krisis Yaman dan penderitaan kemanusiaan di
negeri itu. Oleh karena itu, Arab Saudi meminta PBB bersikap tegas atas
perilaku Iran ini.
Dalam Deklarasi Dhahran yang dihasilkan KTT Ke-29 Liga Arab itu, para
pemimpin dan ketua delegasi negara-negara anggota Liga Arab menegaskan
penolakan mereka pada campur-tangan Iran dalam urusan dalam negeri
negara-negara Arab.
Iran juga dituntut untuk menarik milisi-milisi dan elemen-elemen
bersenjata yang didukungnya dari semua negara Arab, khususnya Suriah dan
Yaman, demikian isi Deklarasi Dhahran KTT Ke-29 Liga Arab itu.