WASHINGTON
- Tiga senator Amerika Serikat (AS) mencoba mencegah transfer jet
tempur siluman generasi kelima F-35 Joint Strike Fighter ke Turki.
Padahal, Ankara merupakan sekutu NATO dan salah satu dari sembilan
negara yang terlibat proyek jet tempur canggih produksi Lockheed Martin
tersebut.
Pesawat tempur siluman dibanggakan NATO sebagai jet tempur yang lihai dalam menghindari radar musuh.
Tiga senator AS, yakni James Lankford dan Thom Tillis dari Partai Republik serta Jeanne Shaheen dari Partai Demokrat, telah menyusun rancangan undang-undang (RUU) untuk mencegah transfer jet tempur itu ke Ankara.
Upaya tiga senator ini dilakukan saat hubungan AS dan Turki sedang memburuk. Ankara telah memerangi pasukan Kurdi Suriah yang merupakan sekutu utama Washington dalam perang melawan kelompok Islamic State atau ISIS. Selain itu, langkah Ankara membeli sistem rudal pertahanan udara S-400 Moskow juga membuat AS kesal.
Ketiga senator dalam sebuah pernyataan menyatakan keprihatinannya bahwa Presiden Turki Tayyip Erdogan telah memulai jalur pemerintahan sembrono dan mengabaikan aturan hukum.
"Keputusan strategis Turki sayangnya jatuh lebih dan lebih tidak sejalan dengan, dan kadang-kadang berbeda dengan kepentingan AS. Faktor-faktor ini membuat transfer teknologi F-35 sensitif dan kemampuan mutakhir ke rezim Erdogan semakin berisiko," kata Lankford dalam pernyataan, yang dikutip Reuters, Jumat (27/4/2018).
Kedutaan Turki di Washington tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Erdogan telah mengumumkan keadaan darurat di Turki menyusul upaya kudeta pada Juli 2016. Sejak itu, dia telah menahan puluhan ribu orang, menindak tegas perbedaan pendapat dan melakukan pembersihan di militer dan birokrasi. Dia menuduh bahwa pengikut Fethullah Gulen—ulama yang tinggal di AS—berada di balik upaya kudeta.
Ketiga senator tersebut juga menyuarakan keprihatinan tentang penahanan pastor Amerika, Andrew Brunson, yang dituduh terlibat upaya kudeta.
"Pilihan Presiden Erdogan untuk mengambil sandera dan memenjarakan orang Amerika yang tidak bersalah, untuk mencoba mendapatkan pengaruh atas Amerika Serikat, sangat mengerikan dan melanggar hukum," kata Shaheen dalam pernyataannya.
Turki berencana membeli lebih dari 100 unit pesawat jet tempur F-35. Perusahaan Turki sendiri telah terlibat dalam memproduksi komponen untuk pesawat tempur tersebut. Ankara telah dijadwalkan untuk mulai menerima pesawat pertamanya dalam setahun.
RUU yang diperkenalkan tiga senator itu akan membatasi transfer F-35 ke Turki dan membatasi Ankara dari menerima kekayaan intelektual atau data teknis yang diperlukan untuk mempertahankan dan mendukung jet-jet tempur buatan AS.
Pesawat tempur siluman dibanggakan NATO sebagai jet tempur yang lihai dalam menghindari radar musuh.
Tiga senator AS, yakni James Lankford dan Thom Tillis dari Partai Republik serta Jeanne Shaheen dari Partai Demokrat, telah menyusun rancangan undang-undang (RUU) untuk mencegah transfer jet tempur itu ke Ankara.
Upaya tiga senator ini dilakukan saat hubungan AS dan Turki sedang memburuk. Ankara telah memerangi pasukan Kurdi Suriah yang merupakan sekutu utama Washington dalam perang melawan kelompok Islamic State atau ISIS. Selain itu, langkah Ankara membeli sistem rudal pertahanan udara S-400 Moskow juga membuat AS kesal.
Ketiga senator dalam sebuah pernyataan menyatakan keprihatinannya bahwa Presiden Turki Tayyip Erdogan telah memulai jalur pemerintahan sembrono dan mengabaikan aturan hukum.
"Keputusan strategis Turki sayangnya jatuh lebih dan lebih tidak sejalan dengan, dan kadang-kadang berbeda dengan kepentingan AS. Faktor-faktor ini membuat transfer teknologi F-35 sensitif dan kemampuan mutakhir ke rezim Erdogan semakin berisiko," kata Lankford dalam pernyataan, yang dikutip Reuters, Jumat (27/4/2018).
Kedutaan Turki di Washington tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Erdogan telah mengumumkan keadaan darurat di Turki menyusul upaya kudeta pada Juli 2016. Sejak itu, dia telah menahan puluhan ribu orang, menindak tegas perbedaan pendapat dan melakukan pembersihan di militer dan birokrasi. Dia menuduh bahwa pengikut Fethullah Gulen—ulama yang tinggal di AS—berada di balik upaya kudeta.
Ketiga senator tersebut juga menyuarakan keprihatinan tentang penahanan pastor Amerika, Andrew Brunson, yang dituduh terlibat upaya kudeta.
"Pilihan Presiden Erdogan untuk mengambil sandera dan memenjarakan orang Amerika yang tidak bersalah, untuk mencoba mendapatkan pengaruh atas Amerika Serikat, sangat mengerikan dan melanggar hukum," kata Shaheen dalam pernyataannya.
Turki berencana membeli lebih dari 100 unit pesawat jet tempur F-35. Perusahaan Turki sendiri telah terlibat dalam memproduksi komponen untuk pesawat tempur tersebut. Ankara telah dijadwalkan untuk mulai menerima pesawat pertamanya dalam setahun.
RUU yang diperkenalkan tiga senator itu akan membatasi transfer F-35 ke Turki dan membatasi Ankara dari menerima kekayaan intelektual atau data teknis yang diperlukan untuk mempertahankan dan mendukung jet-jet tempur buatan AS.
Credit sindonews.com