Ilustrasi: Pasukan Penjaga Perdamaian PBB dimutilasi di Republik Afrika Tengah. (AFP/ALBERT GONZALEZ FARRAN)
Jakarta, CB --
Anggota Pasukan Perjaga Perdamaian Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) kembali ditemukan tewas di Republik Afrika Tengah,
Kamis (11/5). Tewasnya serdadu tersebut menambah jumlah angka kematian
sebelumnya, menjadi lima orang.
Hal itu membuat misi tersebut menjadi yang paling mematikan, sejauh ini, terang juru bicara PBB, dikutip AFP.
Serdadu yang merupakan anggota operasi MINUSCA tersebut diduga diserang oleh militan Kristen Anti-Balaka. Mereka beroperasi di perbatasan Afrika Tengah dan Kongo dan kerap menyerang konvoi PBB.
Adapun, serangan tersebut terjadi di perempatan Rafai-Bangassou, sekitar 220 kilometer dari Bria.
“Anggota Pasukan Penjaga Perdamaian asal Maroko yang sebelumnya dinyatakan hilang, kini sudah ditemukan dalam keadaan tewas,” ujar juru bicara PBB, Stephane Dujarric.
Sebelumnya, seorang anggota pasukan perdamaian asal Kamboja, juga terbunuh dalam aksi baku tembak, yang terjadi Senin (8/5) lalu, dan sepuluh lainnya terluka.
Adapun, keesokan harinya, PBB menemukan tiga jenazah anggota pasukan perdamaian asal Kamboja lainnya.
Mereka menyebut empat jenazah dimutilasi sehingga sulit dikenali.
Komandan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB Jean-Pierre Lacroix akan berkunjung ke ibu kota Bangui dan menghadiri pemakamanan pada Jumat (12/5). Selain itu, dia juga akan menemui kepala negara guna menunjukkan komitmen PBB menjaga perdamaian di Afrika Tengah.
PBB menurunkan 10 ribu tentara MINUSCA ke Afrika Tengah, beserta 2000 polisi, guna menangani perang sipil yang pecah pada 2013 setelah penggulingan Presiden Francois Bozize.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Dewan Keamanan mengecam serangan tersebut dan meminta mereka yang bertanggung jawab harus diadili.
Di Benua Afrika, Republik Afrika Tengah merupakan salah satu kawasan termiskin yang kerap dihantui perang sipil. Pertempuran terbesar terjadi tahun 2013, antara militan anti-Balaka dan pasukan koalisi Muslim, Seleka.
Hal itu membuat misi tersebut menjadi yang paling mematikan, sejauh ini, terang juru bicara PBB, dikutip AFP.
Serdadu yang merupakan anggota operasi MINUSCA tersebut diduga diserang oleh militan Kristen Anti-Balaka. Mereka beroperasi di perbatasan Afrika Tengah dan Kongo dan kerap menyerang konvoi PBB.
Adapun, serangan tersebut terjadi di perempatan Rafai-Bangassou, sekitar 220 kilometer dari Bria.
“Anggota Pasukan Penjaga Perdamaian asal Maroko yang sebelumnya dinyatakan hilang, kini sudah ditemukan dalam keadaan tewas,” ujar juru bicara PBB, Stephane Dujarric.
Sebelumnya, seorang anggota pasukan perdamaian asal Kamboja, juga terbunuh dalam aksi baku tembak, yang terjadi Senin (8/5) lalu, dan sepuluh lainnya terluka.
Adapun, keesokan harinya, PBB menemukan tiga jenazah anggota pasukan perdamaian asal Kamboja lainnya.
Mereka menyebut empat jenazah dimutilasi sehingga sulit dikenali.
Komandan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB Jean-Pierre Lacroix akan berkunjung ke ibu kota Bangui dan menghadiri pemakamanan pada Jumat (12/5). Selain itu, dia juga akan menemui kepala negara guna menunjukkan komitmen PBB menjaga perdamaian di Afrika Tengah.
PBB menurunkan 10 ribu tentara MINUSCA ke Afrika Tengah, beserta 2000 polisi, guna menangani perang sipil yang pecah pada 2013 setelah penggulingan Presiden Francois Bozize.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Dewan Keamanan mengecam serangan tersebut dan meminta mereka yang bertanggung jawab harus diadili.
Di Benua Afrika, Republik Afrika Tengah merupakan salah satu kawasan termiskin yang kerap dihantui perang sipil. Pertempuran terbesar terjadi tahun 2013, antara militan anti-Balaka dan pasukan koalisi Muslim, Seleka.
Credit cnnindonesia.com