Selasa, 15 Maret 2016

Uni Eropa: Uji Rudal Iran Tak Langgar Perjanjian Nuklir


Uni Eropa: Uji Rudal Iran Tak Langgar Perjanjian Nuklir  
Uni Eropa menyatakan uji coba sejumlah rudal yang diluncurkan Iran tidak melanggar kesepakatan nuklir yang disepakati Iran dengan enam negara tahun lalu. (Reuters/Mahmood Hosseini)
 
Jakarta, CB -- Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini menyatakan bahwa uji coba sejumlah rudal yang diluncurkan Iran baru-baru ini tidak melanggar kesepakatan nuklir yang disetujui antara Iran dan enam negara besar dunia tahun lalu. Uni Eropa juga tidak mempertimbangkan penjatuhan sanksi kepada Iran atas uji coba rudal itu.

Meski tak ada sanksi, Mogherini memperingatkan bahwa uji coba rudal pekan lalu bisa meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah. Teheran hingga kini bersikeras bahwa uji coba rudal itu tidak ditujukan untuk mengembangkan senjata nuklir.

"Dalam pandangan kami, ini tidak melanggar (kesepakatan nuklir) seperti itu," kata Mogherini usai rapat dengan menteri luar negeri dari 28 negara Uni Eropa di Brussels pada Senin (14/3).

"Jika terdapat pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB, ini harus dibahas dalam lembaga PBB yang sesuai dan tidak perlu [dibahas] di Dewan Urusan Luar Negeri Uni Eropa," ujarnya.

Pada Minggu (13/3), Perancis memperingatkan bahwa uji coba rudal itu berisiko membuat sanksi baru atas Iran, namun Mogherini mengatakan bahwa uji coba itu urusan Dewan Keamanan PBB, yang akan menggelar rapat untuk membahas masalah ini pada Senin.

Rusia sebelumnya menentang sanksi terhadap Iran atas uji coba rudal balistik tersebut.

Mogherini menyatakan bahwa "kami berharap Iran memenuhi semua kewajiban internasionalnya."

"Intinya adalah kami semua melihat [uji coba] ini sebagai elemen masalah besar untuk hubungan regional. [Uji coba] ini akan meningkatkan ketegangan di Timur Tengah, di saat peningkatan ketegangan tidak diperlukan," ujarnya.

Mogherini mengumumkan sebelumnya bahwa dia akan berkunjung ke Iran bulan depan untuk membicarakan poin-poin kesepakatan nuklir.

Mogherini terakhir kali mengunjungi Iran pada Juli lalu setelah tercapainya kesepakatan nuklir antara Iran dengan enam negara besar, yakni Inggris, China, Perancis, Amerika Serikat, Rusia dan Jerman. Dalam kesepakatan itu, Iran berjanji akan menerima pembatasan ketat terhadap program nuklir.

Sebagai imbalannya, sejumlah sanksi ekonomi atas Republik Islam itu dicabut secara progresif dengan mempertimbangkan komitmen Iran.

Salah satu poin dalam kesepakatan itu adalah bahwa sanksi akan dijatuhkan kembali kepada Iran, jika Iran diketahui melanggar perjanjian.

"Kunjungan berikutnya akan berlangsung pada tanggal 16 April. Kami akan membahas dengan para menteri soal sejumlah isu dan sektor yang akan kembali dikembangkan, sehubungan dengan upaya membuka kembali hubungan yang penuh" dengan Iran, katanya.

Dalam kunjungannya ke Iran, Mogherini juga berharap mendapatkan bantuan Teheran dalam menyelesaikan perang Suriah dan konflik regional lainnya.



Credit  CNN Indonesia



AS desak PBB bertindak atas Iran meski Rusia menolak

AS desak PBB bertindak atas Iran meski Rusia menolak
ilustrasi Peta fasilitas nuklir Iran. (iranreview.org)
Markas PBB (CB) - Amerika Serikat, Senin, berjanji untuk terus mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar bertindak terhadap aksi terbaru Iran menguji misil balistik sembari menuduh Rusia sengaja mengabaikan tindakan Iran yang melanggar Resolusi PBB.

"Ini membutuhkan respon dari dewan," kata Duta Amerika Serikat untuk PBB Samantha Power kepada para jurnalis. "Rusia nampaknya sedang berkilah untuk tidak mengambil tindakan...Kita tidak akan menyerah di Dewan Keamanan, tak peduli perdebatan yang kita lalui hari ini soal ini dan itu."

Secara terpisah, misi Iran untuk PBB merilis pernyaaan tertulis untuk media massa terkait diskusi di Dewan Keamanan soal uji misil Iran. Pemerintah Republik Islam itu hanya menyebutkan tes missil itu murni sebagai reaksi terhadap Israel yang berpotensi mengganggu keamanan Iran, demikian Reuters.


Credit  ANTARA News




Soal Uji Coba Rudal, Rusia Bela Iran


Soal Uji Coba Rudal Rusia Bela Iran
Negeri Beruang Merah itu dengan tegas menyebutkan bahwa Iran seharusnya tidak mendapatkan sanksi baru terkait uji coba rudal itu. (Reuters)

NEW YORK - Pemerintah Rusia memberikan pembelaan terhadap sekutu mereka, Iran, terkait uji coba rudal balisitik baru-baru ini. Negeri Beruang Merah itu dengan tegas menyebutkan bahwa Iran seharusnya tidak mendapatkan sanksi baru terkait uji coba rudal itu.

"Jawabannya adalah singkat dan jelas yakni tidak," kata Duta Besat Rusia untuk PBB Vitaly Churkin, ketika ditanya apakah Iran harus mendapatkan sanksi atas uji coba rudal tersebut, seperti dilansir Reuters pada Senin (14/3).

Churkin, mengatakan salah satu alasan mengapa Iran tidak harus mendapatkan sanksi atas uji coba itu, adalah uji coba rudal itu tidak melanggar resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB atau kesepakatan nuklir.


Seperti diketahui, Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negar Barat menyatakan bahwa Iran mungkin saja akan terkena sanksi baru, jika mereka telah berhasil mengkonfirmasi uji coba rudal tersebut.

AS bahkan telah menyerukan adanya pertemuan di DK PBB untuk membahas hal ini.


Selain AS dan Barat, Israel adalah pihak lain yang mendesak adanya sanksi lanjutan untuk Iran. Tindakan Israel ini didasari pada ketakutan akan ancaman Iran, yang dengan gamblang menyebut bahwa rudal mereka menang ditujukan untuk menyerang dan membumi hanguskan Israel.




Credit  Sindonews