Senin, 14 Maret 2016

Tanpa Bantuan Negara, Biro Desain Swasta Ciptakan Pesawat untuk AU



SR-10
SR-10 merupakan pesawat jet bermesin tunggal, dengan sayap depan-menyapu, yang menciptakan kemampuan manuver super. Sumber: Sat-kb/wikipedia.org


Pesawat latihan jet ringan berpilot ganda SR-10 menciptakan sensasi ketika pertama kali diluncurkan di langit Rusia pada akhir Desember lalu. Untuk pertama kalinya di dunia aviasi Rusa, sebuah biro desain swasta menciptakan pesawat — dari nol, tanpa bantuan dana dari publik — yang dapat mengungguli pesawat rancangan industri aviasi besar di pasar tersebut.
Pesawat latihan SR-10, yang sepenuhnya dirakit dengan komponen buatan Rusia, ditawarkan untuk menjadi pesawat latihan menengah yang terletak di antara pesawat ringan Yak-152, yang didesain untuk latihan penerbangan dasar pilot militer, dan pesawat latihan/serang Yak-130. Posisi tersebut saat ini ditempati oleh pesawat Ceko L-39.

Didesain di Moskow, Dirakit di Kaukasus

“AU Rusia membutuhkan pesawat latihan mudah, sederhana, dan terjangkau untuk menggantikan armada L-39, dan militer Rusia menunjukkan ketertarikan terhadap proyek SR-10,” kata Direktur Biro Desain Teknologi Aviasi Modern (KB SAT) Maxim Mironov, dalam sebuah wawancara dengan situs AviaPort.

SR-10: Karakteristik Umum dan Performa

  • Beban lepas landas maksimum: 2,7 ton
  • Jangkauan: 1.500 km
  • Kecepatan: hingga 900 km/jam
  • Kru: dua orang
“MiG-AT, sebuah pesawat yang lebih sederhana dan murah dibanding Yak-130, tak jadi digunakan untuk militer, dan kini terdapat celah antara pesawat latihan dasar Yak-152 dan pesawat latihan/serang Yak-130.”
Dikembangkan oleh biro desain swasta di Moskow dan dirakit oleh manufaktur pesawat di pabrik di Makhachkala (oleh karena itu dijuluki “Dagestani”), SR-10 merupakan pesawat jet bermesin tunggal, dengan sayap depan-menyapu, yang menciptakan kemampuan manuver super.
Desain aerodinamis yang tak biasa tersebut, yang memberi tampilan futuristik terhadap pesawat ini, membuat pesawat ini lebih mudah dikendalikan. Pesawat ini bahkan bisa memperbaiki kesalahan tak terhindarkan yang dibuat pilot selama proses latihan.
Pesawat ini tak memiliki batasan dalam figur aerobatik. Taruna udara dapat menampilkan aksi spektakuler dengan pesawat SR-10, sama seperti pesawat tempur generasi keempat dan ke-4+ (Su-27, Su-35, dan MiG-29).

Terobosan Industri Pesawat Swasta di Sektor Jet

“Ini merupakan terobosan dalam rancangan pesawat swasta. Teknologi perancangan jet merupakan teknologi papan atas bagi semua negara di dunia,” kata Viktor Galenko, pilot dan sekaligus pemimpin situs Aviator dalam wawancara dengan RBTH.
“SR-10 memiliki biaya operasi yang sangat murah dibanding pesawat lain. Pesawat ini juga sangat sederhana untuk dirakit. Mesin ini bagus untuk melatih taruna dan pilot militer, sehingga kita tak perlu menghabiskan banyak uang untuk biaya operasi pesawat militer yang mahal,” kata sang pakar.
Baru-baru ini, pesawat tersebut diuji coba di Pusat Riset Penerbangan Gromov di Moskow. Rencananya, perusahaan akan membangun 16 pesawat SR-10 pertama tahun ini. Produksi massal akan dimulai pada 2017.
Perancang berharap militer Rusia akan mengapresiasi pesawat mereka, dan Pasukan Udara dan Antariksa bisa — untuk pertama kalinya dalam sejarah — mengadopsi pesawat yang dikembangkan oleh biro desain swasta tanpa keterlibatan dana publik.
Kementerian Pertahanan menanti akhir dari uji coba pesawat ini, dan jika sukses, siap untuk membeli empat pesawat tersebut. SAT memperkirakan kebutuhan departemen militer untuk SR-10 mencapai seratus pesawat dalam empat tahun ke depan.
Sebuah prototipe pesawat tanpa awak didesain dengan basis SR-10, yang bernama Argument, yang merupakan versi tanpa awak SR-10. Informasi mengenai pengembangan ini telah diusulkan untuk didiskusikan oleh perwakilan Kementerian Pertahanan, tapi keputusan mengenai masa depan pesawat tanpa awak belum ditentukan.
SR-10 juga menarik perhatian militer dari sejumlah negara asing, yang di sana para pilot militernya juga menerbangkan pesawat Ceko L-39, seperti kolega Rusia mereka. Saat ini, potensi ekspor pesawat ini mencapai 200 pesawat.



Credit  RBTH Indonesia