Foto: Dirut Baru GMF (Rachman Haryanto-detik)
"Kita sudah punya target 2020 rencana jangka panjangnya salah satu indikatornya adalah penambahan pendapatan mencapai US$ 1 miliar. Sesuai dengan rapat pemegang saham kita di-challange sebelum 2020 sehingga kita mencanangkan bahwa di tahun 2018 target kita bisa lebih cepat, jadi 2 tahun lebih cepat," kata Juliandra di Hangar 4 GMF, Bandara Soekarno Hatta, Tanggerang, Rabu (16/3/2016).
Juliandra optimis untuk mencapai target pendapatan US$ 1 Miliar. Ia juga berniat menyusul Singapura dan Hong Kong dalam bisnis pemeliharaan dan perbaikan pesawat atau Maintenance, Repair, Overhaul (MRO).
"GMF untuk Maintenance Repair and Overhaul (MRO) dunia berada dalam posisi 17. Kita ingin dengan revenue kita di 2015 lalu ingin menjadi 10 besar di tahun 2020. Tentunya di tahun 2018 kita ditarget lebih cepat mencapai pendapatan US$ 1 Miliar, kita ingin lebih cepat targetnya harus bisa masuk 10 besar," kata Juliandra.
"Saat ini kita masuk 17 besar, Singapura Enginering Company dan Hong Kong Enginering Company mereka sudah di 10 besar sehingga Asia harus menambah 1 bengkel lagi untuk masuk di 10 besar dunia yaitu GMF. Itu target kita. Kita ingin masuk di 10 besar dunia bersama Singapura dan Hong Kong," ujar Juliandra.
Apabila GMF masuk 10 besar dunia, bengkel-bengkel pesawat Asia akan mendominasi pasar MRO dunia. Langkah konkret apa yang dilakukan GMF untuk mencapai target itu?
"Kita tidak bisa mengandalkan hanya dengan bisa inorganic growth. Itu hanya memperbesar kapabilitas dan kapasitas kita. Tetap kita harus bisa men-develop inorganic growth, jadi melakukan akuisisi, merger dan pembentukan perusahaan-perusahaan baru di domestik maupun di luar. Jadi kita harus menancapkan GMF itu di luar juga kalau mau cepat," papar Juliandra.
"Untuk proses inorganic kita sudah menjajaki dengan beberapa perusahaan bengkel di Korea, Timur Tengah dan satu bengkel di Eropa. Kalau itu bisa terjadi kita bisa menaruh orang-orang di sana dan ahli-ahli kita di sana maka kita sudah bisa mulai berkiprah di market luar," imbuhnya.
Pada tahun 2016 ini, GMF berencana mengencangkan negosiasi dan analisa akuisisi beberapa perusahaan nasional dan internasional. Tujuannya, agar GMF di tahun 2017 sudah bisa membuka jejaring di dunia internasional.
Dalam accelerate roadmap, GMF ke depan akan fokus menggarap pertumbuhan inorganic melalui pembentukan entitas bisnis baru, merger, dan akuisisi. Pendapatan dari pertumbuhan inorganic ditargetkan akan meningkat dari tahun ke tahun sehingga pada tahun 2018 bisa tumbuh mencapai 20%.
Terkait pertumbuhan inorganic, Juliandra mengatakan kualitas SDM menjadi faktor pendukung yang penting. Dengan begitu, GMF berencana membangun GMF Academy.
"Dalam rangka menjamin ketersediaan dan kompetensi SDM yang handal dan kompeten menjadi syarat mutlak dalam mendukung pertumbuhan inorganic," kata Juliandra.
Credit detikfinance