SpaceX melakukan eksperimen mendaratkan kembali roket ke Bumi dengan selamat. (Dok. SpaceX)
Sejak itu, sejumlah produsen pesawat makin gencar mengembangkan pesawat antariksa untuk kegiatan komersial.
Berikut beberapa produsen dan pesawat antariksa yang sedang dikembangkan oleh perusahaan ternama, bahkan beberapa telah melakukan uji terbang.
Roket Falcon 9 yang dikembangkan
SpaceX siap diluncurkan untuk melakukan uji terbang dan mendarat kembali
di Bumi. (REUTERS/NASA)
Perusahaan SpaceX yang berbasis di California, mengembangkan kapsul antariksa bernama Dragon dan roket Falcon 9 untuk membawa kargo dan awak untuk terbang di orbit Bumi. Perusahaan ini telah melakukan uji coba terbang ke ISS.
SpaceX bersama Boeing, dipercaya oleh NASA untuk melakukan penelitian dan pengembangan pesawat komersial dari program NASA.
Kontrak yang punya misi membawa manusia dari dan ke stasiun ruang angkasa internasional (ISS) pada 2017 ini bernilai US$ 6,8 miliar. SpaceX sendiri mendapatkan dana US$ 2,6 miliar untuk membangun Falcon 9
Kapsul CST-100 buatan Boeing. (Dok. Boeing)
Produsen pesawat Boeing, juga gencar mengembangkan pesawat antariksa andalannya CST-100. Boeing mengklaim, pesawat antariksa mereka menggunakan teknologi pesawat Apollo dan pesawat ulang-alik lain dari program NASA.
Bersama SpaceX, Boeing dipercaya oleh NASA untuk melakukan penelitian dan pengembangan pesawat komersial dari program NASA yang diharapkan bisa membawa manusia atau kargo ke dan dari ISS.
Dari total nilai kontrak US$ 6,8 miliar, Boeing menerima dana US$ 4,2 miliar untuk membangun pesawat antariksa CST-100.
Ilustrasi pesawat Dream Chaser. (Dok. Sierra Nevada)
Dream Chaser buatan Sierra Nevada dirancang untuk membawa tujuh astronaut ke dan dari orbit rendah Bumi.
Pesawat ini didasarkan pada konsep kendaraan NASa dari tahun 1980-an yang disebut HL 20. Program CCDev dari NASA telah memberikan dana bantuan setidaknya US$ 100 juta kepada Sierra Nevada dalam dua tahun terakhir untuk membangun Dream Chaser.
Pejabat perusahaan menargetkan pesawat mereka dapat mulai beroperasi pada tahun 2016.
Pesawat antariksa komersial SpaceShipTwo (Dok. Virgin Galactic)
Virgin Galactic SpaceShipTwo
Berkapasitas enam penumpang, pesawat SpaceShipTwo dirancang untuk mengangkut turis, peneliti, dan mendukung kegiatan eksperimen.
SpaceShipTwo akan dibawa ke ketinggian sekitar 15.000 meter dengan induk mereka yang diberi nama WhiteKnightTwo. Induk ini akan mendorong SpaceShipTwo hingga 100 kilo meter dari permukaan Bumi.
Virgin Galactic selaku pengembang SpaceShipTwo, telah mengumpulkan deposito lebih dari 700 calon penumpang yang bersedia membayar hingga US$ 250 ribu untuk satu bangku penerbangan antariksa komersial.
SpaceShipTwo telah melakukan uji coba di Gurun Mojave, California, pada 31 Oktober 2014. Namun sayang, pesawat SpaceShipTwo kala itu jatuh dan menewaskan pilot Michael Alsbury dan mencederai pilot lain, Peter Siebold, yang berhasil melontarkan diri dari kursi kemudi sebelum pesawat jatuh.
Berkapasitas enam penumpang, pesawat SpaceShipTwo dirancang untuk mengangkut turis, peneliti, dan mendukung kegiatan eksperimen.
SpaceShipTwo akan dibawa ke ketinggian sekitar 15.000 meter dengan induk mereka yang diberi nama WhiteKnightTwo. Induk ini akan mendorong SpaceShipTwo hingga 100 kilo meter dari permukaan Bumi.
Virgin Galactic selaku pengembang SpaceShipTwo, telah mengumpulkan deposito lebih dari 700 calon penumpang yang bersedia membayar hingga US$ 250 ribu untuk satu bangku penerbangan antariksa komersial.
SpaceShipTwo telah melakukan uji coba di Gurun Mojave, California, pada 31 Oktober 2014. Namun sayang, pesawat SpaceShipTwo kala itu jatuh dan menewaskan pilot Michael Alsbury dan mencederai pilot lain, Peter Siebold, yang berhasil melontarkan diri dari kursi kemudi sebelum pesawat jatuh.
Credit CNN Indonesia