Warga Palestina membakar bendera Israel
dan Amerika Serikat dalam demonstrasi terhadap niat Amerika Serikat
memindahkan kedubes mereka ke Jerusalem dan mengenali Jerusalem sebagai
ibu kota Israel, di Kota Gaza, Rabu (6/12/2017). (REUTERS/Mohammed Salem
)
Kairo, Mesir (CB) - Organisasi Kerja Sama Islam (OIC) telah
mencela keputusan "tidak sah" Presiden Brazil yang baru terpilih Jair
Bolsonaro untuk memindahkan kedutaan besar negerinya di Israel dari Tel
Aviv ke Jerusalem, yang diduduki.
"Pernyataan tersebut adalah pelanggaran nyata terhadap hukum
internasional dan semua resolusi terkait PBB," kata OIC di dalam satu
pernyataan pada Sabtu (3/11).
Badan pan-Muslim tersebut menyeru Brazil agar mengambil posisi yang
mendukung peluang untuk mewujudkan perdamaian berdasarkan penyelesaian
dua-negara, kata kantor berita Anadolu --yang dipantau Antara di
Jakarta, Ahad pagi.
Pada Jumat (2/11), Liga Arab menyeru Bolsonaro agar membatalkan
keputusannya untuk memindahkan Kedutaan Besar Brazil di Israel ke
Jerusalem.
Bolsonaro pada Kamis mengumumkan keinginannya untuk memindahkan kedutaan
besar negerinya dari Tel Aviv ke Jerusalem segera setelah ia secara
resmi memangku jabatan presiden.
Presiden AS Donald Trump menyulut kemarahan masyarakat dunia pada
Desember lalu, setelah ia mengumumkan rencana untuk memindahkan Kedutaan
Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Jerusalem dan mengakui kota itu
sebagai "ibu kota Israel". Trump melaksanakan ucapannya pada awal tahun
ini.
Sejak itu, pemimpin Palestina di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan,
telah menolak peran penengahan oleh AS dalam proses perdamaian Timur
Tengah, yang hampir mati.
Jerusalem tetap menjadi inti konflik Timur Tengah; Palestina berharapa
Jerusalem Timur --yang diduduki oleh Israel sejak perang 1967-- akhirnya
menjadi Ibu Kota Negara Palestina Merdeka, sedangkan Israel menganggap
Jerusalem adalah "ibu kotanya yang utuh".
Presiden Iran Hassan Rouhani berpidato
di depan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-69 di markas PBB di
New York, Amerika Serikat, Kamis (25/9) (REUTERS/Mike Segar)
Dubai (CB) - Masyarakat Iran merasa takut akan dampak yang
lebih menyakitkan lagi atas biaya hidup setelah sanksi-sanksi baru
Amerika Serikat berlaku pada Senin, mulai dari usaha-usaha membeli
bahan-bahan mentah hingga ketidakmampuan orang-orang sakit dan lanjut
usia untuk membeli obat-obatan.
Amerika Serikat pada Senin akan menerapkan kembali pembatasan pada
sektor perbankan dan perminyakan Iran sebagai upaya untuk mengendalikan
kegiatan nuklir, peluru kendali, dan regional musuh bebuyutannya itu.
Penguasa Iran telah meremehkan langkah AS tersebut, tapi banyak orang
biasa di negara itu tampak merasa khawatir, demikian Reuters melaporkan.
"Semua harga naik tiap hari ... Saya tak dapat membayangkan apa yang
akan terjadi setelah 13 Aban (4 November). Saya takut. Saya khawatir.
Saya merasa putus asa," kata Pejman Sarafnejad, 43 tahun, guru sekolah
dasar dan ayah dari tiga anak di Teheran. "Saya bahkan tak dapat membeli
beras untuk memberi makan tiga anak saya atau bayar kontrakan."
Perjuangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari semakin sukar selama
berbulan-bulan belakangan ini. Ekonomi terpukul akibat pemberlakuan
kembali gelombang pertama sanksi AS pada Agustus, setelah Washington
keluar dari perjanjian nuklir dengan Teheran dan kekuatan-kekuatan dunia
pada Mei.
Semua jenis bisnis luar negeri, mulai dari perusahaan-perusahaan minyak,
perdagangan hingga perkapalan, telah menghentikan bisnis mereka dengan
Iran karena takut terkena penalti yang AS berlakukan.
"Saya sangat bimbang karena sudah terjadi kekurangan sejumlah barang di
pasar dan nilai rial (mata uang Iran) sudah turun banyak," kata seorang
pemilik toko kelontong di Teheran. "Apa yang akan terjadi setelah
pemberlakukan sanksi-sanksi baru?"
Kepemimpinan Iran mengatakan Teheran tak akan tunduk pada tekanan untuk
menghentikan program-program peluru kendali atau mengubah kebijakan
regionalnya.
Di tengah polemik soal pemberlakuan sanksi
kembali, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei menyebut Presiden AS
Donald Trump menjatuhkan wibawa AS. (Reuters/leader.ir)
Jakarta, CB -- Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa Presiden Donald Trump telah "menjatuhkan" wibawa Amerika Serikat dan akan menjadi pecundang terbesar akibat pembaruan sanksi terhadap negaranya.
"Presiden
baru AS ini...telah menjatuhkan sisa wibawa Amerika dan demokrasi
liberalnya. Kekuatan besar Amerika, yakni kekuatan ekonomi dan militer
mereka, juga menurun," ujar Khamenei di akun Twitter-nya yang berbahasa
Persia, mengutip pidatonya di Teheran.
Khamenei menentang sanksi yang diperbarui AS--termasuk embargo minyak--yang berlaku pada Senin.
"Tantangan
antara AS dan Iran telah berlangsung selama 40 tahun dan AS telah
melakukan berbagai upaya melawan kami: perang militer, ekonomi dan
media," kata dia.
"Ada fakta kunci di sini: dalam tantangan 40 tahun ini, yang kalah adalah AS dan yang menang adalah Republik Islam."
Pada Mei, Trump mengumumkan ia menarik diri dari kesepakatan nuklir
dengan Iran pada 2015 dan memberlakukan kembali sanksi. Tindakan ini
memicu kemarahan banyak negara dunia yang mengatakan Iran telah memenuhi
komitmen untuk membatasi program nuklir mereka.
Washington
mengatakan ingin kesepakatan baru dengan Iran, yakni dengan membatasi
intervensi regional dan program rudal Iran--tuntutan yang ditolak
mentah-mentah oleh Teheran.
Menteri Energi Rusia Alexander Novak. Foto/REUTERS
MOSKOW
- Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan Moskow akan mendukung
Iran untuk melawan sanksi Amerika Serikat (AS) yang mengganggu
penjualan minyak Teheran. Moskow menyatakan sanksi sepihak Washington
sebagai langkah ilegal.
Washington pada hari Jumat memutuskan
untuk memulihkan seluru sanksi terhadap Iran yang sebelumnya dicabut di
bawah kesepakatan nuklir internasional yang bernama resmi Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015.
Seluruh sanksi AS terhadap Iran mulai berlaku hari Senin (5/11/2018) besok.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Financial Times (FT), Novak mengatakan bahwa Rusia ingin melanjutkan perdagangan minyak mentah Iran.
"Kami
percaya, kami harus mencari mekanisme yang akan memungkinkan kami untuk
terus mengembangkan kerja sama dengan mitra kami, dengan Iran," kata
Novak kepada FT.
Di bawah kesepakatan tahun 2014, Moskow
menjual minyak Iran ke pihak ketiga, sedangkan Teheran menggunakan
pendapatan dari penjualan tersebut untuk membayar barang dan jasa Rusia.
Kementerian Energi Rusia mengatakan kepada FT bahwa perdagangan akan berlanjut pekan depan. Novak mengatakan bahwa Moskow menganggap sanksi AS sebagai keputusan ilegal.
"Kami
sudah hidup dalam kondisi sanksi," katanya. "Kami tidak mengakui sanksi
yang diperkenalkan secara sepihak tanpa PBB, kami menganggap metode itu
ilegal," ujarnya.
Pemulihan seluruh sanksi AS terhadap Iran ini diambil pemerintah Presiden Donald Trump setelah Washington keluar dari JCPOA.
Kesepakatan
JCPOA 2015 itu disepakati oleh Iran dengan enam kekuatan dunia (AS,
Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China). Saat itu AS dipimpin
Presiden Barack Obama. Dalam perjanjian JCPOA 2015, Iran bersedia
mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi
internasional.
Namun, sejak Trump menggantikan Obama kebijakan AS
berubah drastis. Trump nekat menarik AS keluar dari JCPOA 2015 dan akan
memberlakukan seluruh sanksi terhadap Iran yang telah dicabut.
BRUSSELS
- Uni Eropa (UE), Prancis, Jerman dan Inggris dalam sebuah pernyataan
bersama mengatakan mereka menyesalkan keputusan pemerintah Trump untuk
keluar dari kesepakatan nuklir Iran 2015 dan menerapkan kembali sanksi
terhadap Iran. Mereka kemudian menekankan bahwa mereka berkomitmen untuk
melindungi perusahaan Eropa melakukan bisnis yang sah dengan Teheran.
Perwakilan
Tinggi UE Federica Mogherini dan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves
Le Drian, Heiko Maas dari Jerman dan Jeremy Hunt dari Inggris, serta
Menteri Keuangan Bruno Le Maire, Olaf Scholz dan Philip Hammond mengutuk
langkah pemerintahan Trump untuk menerapkan kembali sanksi terhadap
Iran. Sanksi tersebut telah dibuat Turmp sesaat setelah mundur dari
Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) pada bulan Mei dan menuntut
Teheran mengubah kebijakannya di Timur Tengah.
Sebelumnya pada
hari Jumat, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa delapan
negara akan diizinkan untuk mempertahankan impor minyak mentah dari
Iran, termasuk Turki, Italia, India, Jepang dan Korea Selatan.
Baca: Sanksi Iran, AS Berikan Delapan Negara Keringanan
UE,
Prancis, Jerman dan Inggris mengatakan dalam pernyataan bersama bahwa
mereka menyesali keputusan Trump tentang Kesepakatan Nuklir Iran.
"Kami
sangat menyesalkan pengenaan sanksi lebih lanjut oleh Amerika Serikat,
karena penarikan diri dari Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPoA),"
bunyi pernyataan itu.
"JCPoA adalah elemen kunci dari arsitektur
non-proliferasi nuklir global dan diplomasi multilateral, didukung
dengan suara bulat oleh Dewan Keamanan PBB melalui Resolusi 2231. Sangat
penting bagi keamanan Eropa, kawasan, dan seluruh dunia," sambung
pernyataan bersama itu seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (3/11/2018).
Para
menteri juga mengatakan bahwa pihak-pihak dalam kesepakatan berkomitmen
untuk bekerja pada, antara lain, pelestarian dan pemeliharaan saluran
keuangan yang efektif dengan Iran, dan kelanjutan ekspor minyak dan gas
Iran.
JCPoA, umumnya dikenal sebagai Kesepakatan Nuklir Iran,
telah ditandatangani setelah bertahun-tahun kerja diplomatik pada tahun
2015 di Wina oleh Iran dan apa yang disebut kelompok P5 + 1. Kelompok
itu termasuk China, Prancis, Rusia, Inggris, Amerika Serikat plus Jerman
dan menetapkan bnatuan sanksi bertahap atas Iran dengan konsekuensi
Teheran mempertahankan sifat dari program nuklirnya.
AS
memberikan delanpan keringanan atas sanksi terhadap Iran agar bisa
membeli minyak dari negeri Mullah itu. Foto/Ilustrasi/SINDONews/Ian
WASHINGTON
- Pemerintan Amerika Serikat (AS) setuju untuk membiarkan delapan
negara tetap membeli minyak Iran setelah menerapkan kembali sanksi
terhadap Teheran mulai pekan depan. Delapan negara itu termasuk sekutu
dekat AS yaitu Korea Selatan (Korsel) dan Jepang serta India, seperti
dilaporkan oleh Bloomberg.
Pelanggan minyak terbesar Iran - semua
di Asia - telah meminta keringanan sanksi untuk memungkinkan mereka
terus membeli sebagian dari minyaknya.
Bloomberg melaporkan bahwa
sekutu dekat AS, Korsel dan Jepang telah menerima keringanan bersama
dengan India, yang sangat bergantung pada pasokan dari Iran.
"Daftar
semua negara yang mendapatkan keringanan sanksi diharapkan akan dirilis
secara resmi pada hari Senin," kata Bloomberg yang disitir Reuters, Jumat (2/11/2018).
Seorang
pejabat China mengatakan kepada Reuters bahwa diskusi dengan pemerintah
AS sedang berlangsung dan bahwa hasilnya diperkirakan akan terjadi
dalam beberapa hari ke depan.
"Kami pikir Trump akan menyetujui
China mengimpor beberapa volume, mirip dengan perlakuan yang diterima
India dan Korea Selatan," kata Clayton Allen dari Height Securities.
Kementerian luar negeri Korsel menolak berkomentar, dan pejabat Jepang tidak segera bersedia untuk dimintai komentar.
Negara
lain yang telah mengusahakan keringanan sanksi adalah Turki, yang
mengambil volume signifikan melalui pipa dari negara tetangga Iran.
Kementerian
Energi Turki mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka telah mendengar
desas-desus tentang keringanan sanksi tetapi menambahkan bahwa pihaknya
belum menerima pemberitahuan tertulis tentang pengecualian apapun untuk
membeli minyak Iran setelah AS menerapkan kembali sanksi atas Tehran
pada 5 November.
China dengan cepat memperluas kamp tahanan bagi Muslim Uighur di Xinjiang. Foto/Istimewa
BEIJING
- Sebuah laporan menyatakan China dengan cepat memperluas ukuran dan
cakupan kamp tahanan di wilayah barat negara itu. Ratusan ribu Muslim
ditahan di tempat yang digambarkan sebagai pusat indoktrinasi itu.
Citra
satelit di atas wilayah Xinjiang menunjukkan tidak hanya 28 kamp
penahanan terpisah, tetapi juga perluasan pusat-pusat penahanan
tersebut. Kamp tahanan itu merupakan bagian dari program pemerintah
China yang cukup besar untuk lebih mengontrol populasi Muslim yang cukup
besar di daerah itu.
Rincian citra satelit, yang dirilis minggu
ini, menunjukkan total area kamp tumbuh lebih dari 400 persen sejak
tahun 2016. Sebagian besar ekspansi terjadi tahun ini. Demikian menurut
penelitian oleh Australian Strategic Policy Institute, yang melakukan
penelitian untuk militer Australia.
ABC News melakukan investigasi ke kamp dan menggunakan penelitian institut tersebut.
Perluasan
kamp-kamp itu bertepatan dengan meningkatnya kritik terhadap
pusat-pusat indoktrinasi oleh mantan tahanan dan keluarga mereka.
Laporan media internasional juga telah meningkatkan cakupan masalah ini.
Direktur
Human Rights Watch China Sophie Richardson menyebut gambar-gambar itu
dan melaporkan tambahan yang signifikan pada bukti-bukti yang berkembang
tentang kampanye penindasan terhadap Muslim.
"Itu menyumbangkan
fakta-fakta baru yang kritis yang menunjukkan bahwa pemerintah China
melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang besar di zona Xinjiang,"
kata Richardson seperti dikutip dari Fox News, Jumat (2/11/2018).
"Ini
adalah hubungan penting antara menunjukkan infrastruktur fisik dan
menghubungkannya dengan pelanggaran yang terjadi di dalam fasilitas
ini," imbuhnya.
"Pemerintah China mempertimbangkan agama, bahasa,
budaya, pendidikan, dan praktik tradisional yang berbeda dari komunitas
ini untuk menjadi ancaman politik,” tukasnya.
Citra satelit menunjukkan fasilitas seperti penjara, lengkap dengan pagar dan menara pengawas yang tinggi.
"Hukuman
di alam dan lebih mirip dengan kamp penjara daripada apa yang disebut
otoritas Cina 'transformasi melalui pusat pendidikan," laporan itu
menggambarkan kamp penjara tersebut.
Diperkirakan 14 juta warga
China, sebagian besar dari mereka anggota kelompok etnis Muslim, tinggal
di Xinjiang. Ketegangan telah berkobar antara pemerintah China dan
etnis Uighur, salah satu kelompok minoritas China yang paling menonjol,
yang berusaha menuntut otonomi yang lebih besar.
Pemerintah
China tidak akan mengatakan berapa banyak orang yang ditahan di
kamp-kamp itu. Sejumlah laporan menyebutkan jumlahnya ratusan ribu,
sementara beberapa orang percaya mungkin ada sebanyak satu juta orang
ditahan di kamp tersebut.
Beberapa kerabat dari mereka yang
ditahan, yang dapat berbicara bebas di luar China, mengatakan bahwa para
tahanan telah meninggal di kamp-kamp itu, atau tidak lama setelah
mereka dibebaskan.
Para pejabat China membantah laporan jika
sistem penahanan massal itu ditujukan untuk penindasan. Mereka
mengatakan bahwa kamp itu adalah sekolah kejuruan yang akan memerangi
kekerasan di daerah itu. Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri
menolak mengomentari laporan tentang perluasan kamp-kamp.
Gambar-gambar itu datang ketika panel Perserikatan Bangsa-Bangsa
dijadwalkan membahas catatan hak asasi manusia China di Jenewa minggu
depan. Topik soal keberadaan kamp-kamp tahanan telah banyak dibicarakan
di kalangan internasional, bahkan sebelum laporan dari citra satelit ini
muncul.
Diplomat Inggris telah pergi ke daerah Xinjiang pada
bulan Agustus lalu dan menyebut laporan tentang kamp-kamp itu "sangat
akurat," menurut laporan Wall Street Journal.
"Negara China telah
mengubah fakta di lapangan di Xinjiang secara dramatis sehingga hanya
memberikan sedikit waktu bagi negara lain untuk bereaksi secara
berarti," kata laporan lembaga tersebut.
Para peneliti
menganalisis citra satelit, dokumen tender konstruksi dan informasi dari
pejabat, aktivis dan lainnya, kata Journal.
Ilustrasi kaum minoritas Uighur saat melewati pos pemeriksaan di Xinjiang. (REUTERS/Thomas Peter)
Jakarta, CB -- Keberadaan kamp-kamp pengasingan khusus bagi kaum minoritas muslim Uighur di Xinjiang, China ternyata bukan kabar burung. Pemerintah Inggris membenarkan kalau fasilitas itu memang nyata.
Pernyataan
itu diutarakan Menteri Luar Negeri Jeremy Hunt di depan parlemen
Inggris pada Rabu (31/10) kemarin, berdasarkan laporan sejumlah
diplomatnya yang telah mengunjungi Xinjiang pada Agustus lalu.
Dikutip The Guardian,
Kamis (1/10), pernyataan Hunt semakin menyudutkan China yang akan
mengklaim prestasi penegakkan hak asasi manusia pemerintahnya, di depan
Badan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 6 November mendatang.
Inggris bersama Amerika Serikat, Belanda, Swedia, Austria, Norwegia,
Jerman, dan Belgium meminta penjelasan China terkait situasi sebenarnya
di Xinjiang dalam sidang peninjauan berkala (UPR) itu.
Hunt
mengatakan telah membicarakan soal situasi di Xinjiang, dengan Menlu
China Wang Yi pada Juli lalu saat berkunjung ke Beijing.
"Kami terus menaruh perhatian dan kekhawatiran yang serius terkait yang terjadi di Xinjiang," ucap Hunt.
Sejumlah
analis menganggap pernyataan Hunt tersebut memberi pesan ke China bawah
Inggris sangat serius memantau situasi di Xinjiang.
"Seorang
anggota senior kabinet pemerintahan Inggris mengangkat isu tersebut di
depan parlemen, menandakan bahwa negara itu benar-benar serius memantau
apa yang sedang terjadi di Xinjiang. Dan China nampaknya akan mendengar
banyak (tuntutan) pada sidang UPR di Jenewa nanti," kata Frances Eve,
peneliti dari Chinese Human Rights Defenders.
Penegakkan HAM di
China kembali disorot setelah laporan Human Right Watch pada September
lalu menyimpulkan negara komunis itu melanggar hak kaum minoritas muslim
di Xinjiang, terutama kaum Uighur.
Selain membatasi hak beribadah masyarakat Xinjiang yang didominasi
umat Islam, China disebut menahan setidaknya satu juta warga Uighur
tanpa alasan jelas.
Di bulan yang sama, Amnesty Internasional
mengatakan Beijing telah meluncurkan kampanye mengintensifkan
pengintaian yang mengganggu, indoktrinasi politik, dan asimilasi budaya
secara paksa, berdasarkan kesaksian orang-orang yang ditahan di berbagai
kamp tersebut.
Pemerintah China memang mengontrol ketat
pergerakan warga di Xinjiang, terutama suku Uighur. Mereka selama ini
menerapkan sejumlah kebijakan yang membatasi hak-hak warga Xinjiang
untuk bebas beribadah.
Pemerintah China telah melarang warga
Xinjiang memakai jilbab, memelihara janggut, berpuasa saat Ramadhan
hingga beribadah secara berjemaah.
China berdalih hal itu dilakukan untuk menjauhkan negara dari ekstremisme agama.
Pangkalan Angkatan Laut Lombrum di Pulau Manus. Foto/Istimewa
CANBERRA
- Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan bahwa ia telah
menandatangani perjanjian dengan Perdana Menteri Papua Nugini Peter
O'Neill. Keduanya sepakat bekerja sama untuk bersama-sama membangun
kembali pangkalan angkatan laut di Lombrum, Pulau Manus. Australia akan
membiayai sebagian besar biaya proyek ini.
"Inisiatif ini akan
lebih meningkatkan interoperabilitas antara pasukan pertahanan kami, dan
memperdalam kerja sama keamanan maritim kami, termasuk melalui
peningkatan kunjungan kapal Australia dari waktu ke waktu," kata
Morrison seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (2/11/2018).
Morrison
juga menambahkan bahwa bekerja sama untuk meningkatkan pangkalan
Lombrum akan memberikan kemitraan yang kuat dengan pemerintah nasional
Papua Nugini dan lebih banyak peluang ekonomi bagi penduduk Pulau Manus.
Untuk
diketahui, selama pecahnya Perang Dunia II, Amerika Serikat (AS)
membangun banyak pangkalan angkatan laut di pasifik. Pangkalan-pangkan
ini kemudian digunakan oleh Australia untuk memasok kapal angkatan
lautnya pada medio tahun 1950-an dan 1960-an.
The Sydney Morning
Herald menyebut bahwa langkah Australia menjadi mitra keamanan Papua
Nugini dimaksudkan untuk melawan pertumbuhan pengaruh strategis China di
kawasan tersebut.
China telah membantu pemerintah Papua Nugini
mengembangkan infrastruktur, dan pemerintah Australia dilaporkan
khawatir bahwa Beijing mungkin membiayai pelabuhan baru di Pulau Manus.
Presiden China, Xi Jinping, dijadwalkan untuk melakukan kunjungan
kenegaraan penuh ke Papua Nugini dua hari sebelum pertemuan Kerja Sama
Ekonomi Asia Pasifik (APEC) yang akan datang di Ibu Kota Papua Nugini,
Port Moresby. KTT APEC selama seminggu akan dimulai pada 12 November.
Kepala
Angkatan Laut Australia, Laksamana Muda Mike Noonan, mengatakan
pembangunan kembali pangkalan Lombrum “sangat penting” untuk
meningkatkan kemitraan dengan Papua Nugini. Ia menambahkan bahwa
sekarang kapal Australia akan dapat mengunjungi pangkalan untuk
resupplying.
“Kami beroperasi di dan sekitar wilayah itu secara
rutin. Kami punya sejumlah kapal patroli yang beroperasi di sana melalui
ujung utara Australia saat ini,” katanya.
"Pangkalan
itu akan membantu kapal Australia ketika ada persyaratan logistik bagi
kami untuk muncul di sana dan mungkin menghabiskan beberapa hari di
wilayah tersebut dengan melibatkan penduduk setempat,” tuturnya.
Fairfax
Media melaporkan bahwa pangkalan itu akan menjadi tempat lebih banyak
kapal patroli Australia dan Papua Nugini, yang dapat digunakan dalam
latihan dan operasi gabungan. Namun, belum diketahui apakah kapal yang
lebih besar, seperti frigat Australia, juga akan dapat berlabuh di
pangkalan tersebut. Jika demikian, pangkalan Lombrum akan memungkinkan
mereka untuk mengakses Samudra Pasifik dengan lebih mudah.
Jakarta, CB -- Kelompok Taliban di Afghanistan ternyata belum juga takluk, setelah lebih dari 17 tahun digempur oleh Amerika Serikat. Bahkan menurut hasil riset saat ini, AS nampak ketar-ketir lantaran wilayah kekuasaan Taliban dalam tiga tahun belakangan justru meluas dan semakin kuat.
Fakta
itu diketahui dalam laporan Inspektorat Jenderal Khusus untuk
Pembangunan Afghanistan (SIGAR) kepada Kongres AS. Mereka menyatakan
saat ini pemerintah Afghanistan hanya mengendalikan 55,5 persen wilayah.
Sedangkan untuk daerah lainnya mereka hanya berhasil menancapkan
pengaruh, tetapi dikontrol oleh Taliban.
"Taliban sekarang
mengendalikan wilayah yang lebih luas di Afghanistan dibandingkan sejak
20o1 lalu," tulis SIGAR dalam laporannya, sebagaimana dikutip CNN, Jumat (2/11).
Sebagai
perbandingan data, SIGAR menyatakan pada 2015 lalu pemerintah
Afghanistan bisa mengendalikan 72 persen wilayah. Sedangkan yang
dikendalikan Taliban sekitar 7 persen.
Mereka menyatakan hal ini juga memperlihatkan kekuatan angkatan
bersenjata Afghanistan justru semakin lemah. Data itu juga menjadi
alasan guna mempertanyakan apakah Presiden AS Donald Trump masih punya
alasan menghamburkan uang dan manusia untuk bertempur di Afghanistan.
Meski demikian, Trump masih berkeras dengan pendiriannya yang menyatakan mereka pasti bisa memecahkan persoalan di Afghanistan.
"Masalah
ini akan terpecahkan dengan satu solusi atau jalan lain. Saya adalah
pemberi solusi. Dan di akhir kita pasti menang," kata Trump pada Agustus
tahun lalu.
Padahal AS seharusnya belajar kalau perang mereka di
Afghanistan seakan sia-sia. Data ini juga menimbulkan pertanyaan soal
performa Panglima Komando AS di Afghanistan, Jenderal Scott Miller.
Sebab pada awal November saja pejabat kepolisian dan kepala intelijen
Afghanistan tewas ditembak di oleh orang yang diduga Taliban saat rapat.
Bahkan salah satu perwira Miller juga terluka dalam serangan itu.
Angkatan Bersenjata Afghanistan (ANDSF) saat ini juga masih kekurangan
40 ribu personel, dari target 352 ribu prajurit. Proses rekrutmen tidak
berjalan lantaran jumlahnya tidak sebanding dengan personel yang gugur
saat bertempur dengan Taliban. Bahkan banyak warga Afghanistan enggan
menjadi tentara karena takut berhadapan dengan Taliban.
Kementerian
Hukum AS juga menyatakan kalau praktik korupsi di tubuh pemerintah
Afghanistan merebak luas. Hampir seluruh lini pemerintah mulai dari
ekskutif, legislatif, dan yudikatif melakukan rasuah.
Tentara Taliban sedang berjaga-jaga di Bamiyan, Afghanistan.
Foto: ap
Pemerintah yang didukung Barat masih menguasai distrik-distrik besar di Afghanistan.
CB,
KABUL -- Pemerintah Afghanistan yang didukung Amerika Serikat (AS)
telah kehilangan kendali atas sejumlah distrik dari Taliban. Laporan
terbaru dari Special Inspector General for Afghanistan Reconstruction
(SIGAR) mengatakan, Taliban saat ini sudah menguasai 45 persen wilayah
Afghanistan.
"Penguasaan distrik, penduduk, dan wilayah Afghanistan secara
keseluruhan menjadi lebih diperebutkan pada kuartal ini," kata badan itu
dalam laporannya, Kamis (1/11), dikutip Aljazirah.
Taliban
masih belum berhasil mengambil alih provinsi besar meskipun telah
banyak melakukan serangan ke Provinsi Farah di Afghanistan barat dan
Provinsi Ghazni di pusat tahun ini. Mereka lebih banyak menguasai
wilayah pedesaan.
Data dari misi Resolute Support
Afghanistan yang dipimpin NATO menunjukkan, pasukan pemerintah telah
gagal mengambil alih kekuasaan atas distrik, penduduk, dan wilayah pada
kuartal ini.
Pada
September lalu, Pemerintah Afghanistan mengklaim berhasil mengendalikan
wilayah dengan sekitar 65 persen penduduk. Persentase ini stabil sejak
Oktober 2017, setahun setelah pertempuran sengit terjadi di Farah dan
Ghazni serta provinsi lain seperti Faryab dan Baghlan di utara.
Namun,
dilaporkan hanya 55,5 persen dari total 407 wilayah yang berada di
bawah kendali atau pengaruh pemerintah. Tingkat ini yang terendah sejak
SIGAR mulai melacak kontrol wilayah pada 2015.
Enam bulan
sebelum pemilihan presiden, situasi keamanan semakin terdegradasi di
Afghanistan. Bahkan ketika utusan khusus AS, Zalmay Khalilzad, telah
bertemu dengan para pejabat Taliban untuk memetakan kemungkinan
perundingan perdamaian.
Ketika Taliban terus menekan
pemerintah, SIGAR mengutip misi Resolute Support yang mengatakan jumlah
rata-rata korban pasukan keamanan Afghanistan antara 1 Mei sampai 1
Oktober adalah yang terbesar yang pernah terjadi selama periode itu.
Pemerintah
Afghanistan tidak lagi mengumumkan angka pasti dari jumlah korban,
tetapi bulan ini Jenderal Joseph Votel, kepala Komando Pusat AS,
mengatakan korban dari pihak Pemerintah Afghanistan telah meningkat dari
tahun lalu dan menjadi masalah yang memperhatikan.
United
Nations Assistance Mission in Afghanistan (UNAMA), yang telah
mendokumentasikan korban sipil di Afghanistan sejak 2009, mengatakan
dalam laporan terbarunya bahwa ada 8.050 korban sipil selama sembilan
bulan pertama tahun ini. Korban itu termasuk 313 kematian dan 336 cedera
yang disebabkan oleh Serangan udara AS dan Afghanistan.
Taliban,
yang dicopot dari kekuasaan oleh pasukan pimpinan AS pada 2001, telah
melakukan pemberontakan bersenjata berdarah untuk mengalahkan pemerintah
yang didukung Barat di Kabul.
Pasukan Turki dan Amerika Serikat (AS) memulai patroli gabungan di Suriah utara. Foto/Ilustrasi/Istimewa
MANBIJ
- Pasukan Turki dan Amerika Serikat (AS) memulai patroli gabungan di
Suriah utara pada Kamis kemarin. Patroli gabungan ini bertujuan untuk
mencegah bentrok antara Turki dan sekutu Kurdi Washington. Namun Turki
terus menekan dengan serangan baru di dekatnya untuk menghancurkan suku
Kurdi.
Menteri pertahanan Turki dan koalisi militer pimpinan AS
di Suriah mengkonfirmasi dimulainya patroli di Manbij, sekitar 30 km
dari perbatasan Turki itu. Sebelumnya, pasukan AS dan Turki telah
mengadakan patroli terkoordinasi tetapi terpisah di sana.
Seorang wartawan Reuters
melihat konvoi enam kendaraan militer, beberapa mengibarkan bendera AS
dan lainnya mengibarkan bendera Turki, bergerak sekitar 20 km dari kota
Manbij seperti dikutip dari kantor berita berbasis Inggris itu, Jumat
(2/11/2018).
Patroli berlangsung di sepanjang garis pemisah
antara wilayah yang dikuasai oleh Dewan Militer Manbij bersekutu dengan
SDF dan daerah yang dikuasai Turki di Suriah utara.
Namun, kerja sama Turki-AS di Manbij tampaknya tidak berhasil mencegah serangan Turki pertama yang melintasi sungai Eufrat.
Turki
telah menembak melintasi perbatasan selama lima hari sebagai persiapan
untuk apa yang Presiden Tayyip Erdogan katakan akan menjadi serangan
segera untuk menghancurkan pasukan Kurdi di sepanjang perbatasan Turki.
Kelompok
pengamat Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia dan juru bicara
SDF Kino Gabriel mengatakan pasukan Turki menembaki sebuah daerah dekat
kota Suriah Tel Abyad di perbatasan Turki. Mereka mengatakan seorang
gadis meninggal akibat serangan itu.
Pada hari Rabu, SDF
mengatakan serangan Turki telah memaksanya untuk menangguhkan kampanye
yang didukung AS terhadap ISIS di dekat perbatasan Irak.
Pada
hari Kamis, juru bicara koalisi pimpinan Kolonel Sean Ryan mengatakan
kepada Reuters di email komentar bahwa penangguhan itu masih berlaku
sementara pembicaraan berlanjut.
Komando Sentral AS, yang
bertanggung jawab atas pasukan militer Amerika di wilayah tersebut,
mengeluarkan pernyataan pada Kamis malam mendesak semua pihak untuk
menahan diri untuk mengurangi situasi saat ini dan memastikan tekanan
maksimum terus berlanjut terhadap ISIS.
Dalam konflik multi
kelompok, para pejuang ISIS telah terusir dari hampir semua
"kekhalifahan" yang mereka kuasai di Suriah dan Irak oleh sejumlah musuh
termasuk koalisi pimpinan AS, pemerintah Irak, Pemerintah Suriah yang
didukung Rusia dan paramiliter Syiah yang didukung Iran.
Namun,
minggu lalu pejuang ISIS meluncurkan salah satu serangan paling
mematikan tahun ini terhadap SDF. SDF mengatakan kehilangan 14 pejuang;
Observatorium mengatakan jumlah korban tewas jauh lebih tinggi.
Selama
dua tahun terakhir, pasukan Turki telah menyapu Suriah untuk mendorong
para pejuang YPG keluar dari wilayah barat sungai Eufrat dalam dua
kampanye militer terpisah.
Serangan-serangan di masa lalu
terhenti di tepian sungai, sebagian untuk menghindari konfrontasi
langsung dengan Amerika Serikat.
Hubungan AS dengan Turki, salah
satu sekutu terdekatnya di Timur Tengah selama beberapa dekade, telah
tegang hampir mencapai titik puncaknya dalam beberapa bulan terakhir
oleh perbedaan atas Suriah dan berbagai masalah lainnya.
Presiden
AS Donald Trump berbicara pada hari Kamis dengan Erdogan. Kantor
pemimpin Turki mengatakan mereka menekankan tekad mereka untuk
memperkuat hubungan.
Koalisi Arab Saudi terus menggempur Sanaa, Yaman dari udara menyusul tewasnya puluhan tentara oleh kelompok Houthi, Ahad (6/9).
Foto: press tv
Koalisi mengaku memiliki bukti bandara digunakan untuk peluncuran rudal.
CB,
SANAA -- Koalisi pimpinan Arab Saudi yang berperang di Yaman telah
menyerang Bandara Internasional Sanaa dan pangkalan udara Al-Dailami
yang dikuasai pemberontak. Pangkalan udara itu diduga digunakan oleh
pemberontak Houthi untuk meluncurkan serangan rudal balistik dan
serangan pesawat tak berawak.
Meski ada serangan, juri bicara koalisi Kolonel Turki al-Malki,
mengatakan jadwal penerbangan di bandara dan upaya bantuan internasional
tidak terpengaruh. Dia mengatakan konferensi pers akan diadakan pada
Jumat (2/11) sore untuk memberikan bukti bahwa bandara tersebut
digunakan oleh Houthi untuk meluncurkan serangan.
"Operasi
ini termasuk penargetan peluncuran rudal balistik dan lokasi
penyimpanannya, stasiun bumi UAV, pembuatan bom, dan lokakarya perakitan
serta lokasi mereka di pangkalan udara Al-Dailami di Sanaa," jelasnya.
Dia
menambahkan, operasi itu dilakukan setelah adanya operasi intelijen dan
pemantauan aktivitas milisi Houthi yang didukung oleh Iran. Tujuannya
menghancurkan dan menetralisir ancaman yang mereka ajukan terhadap
keamanan regional dan internasional.
Semua tindakan
pencegahan yang mungkin diambil harus sesuai dengan Hukum Humaniter
Internasional, Aturan Adat, dan Joint Forces Command of the Coalition
Rules of Engagement.
Al-Masirah TV, yang
dikendalikan oleh Houthi, mengatakan lebih dari 30 serangan udara
ditujukan ke Pangkalan Udara al-Dulaimi di Sanaa dan daerah sekitarnya.
Arab
Saudi, Uni Emirat Arab, dan sekutu Muslim Sunni telah memerangi Houthi
Iran selama lebih dari tiga tahun. Houthi, yang mendorong pemerintahan
Yaman ke pengasingan pada 2014, menguasai sebagian besar Yaman utara,
termasuk ibu kota Sanaa.
AS Inggris telah menyerukan diakhirinya perang yang telah mendorong negara miskin itu untuk semakin kelaparan.
Kala sudah banyak inisiatif internasional soal
kelautan, Indonesia kembali membentuk AIS Forum. Inggris dan Singapura
berharap AIS Forum dapat lebih konkret. (Dok. Kemenko Maritim)
Manado, CB -- Kala sudah begitu banyak
inisiatif internasional yang mengangkat isu kelautan, pemerintah
Indonesia menggagas satu lagi forum maritim untuk negara-negara
kepulauan, Archipelagic and Island (AIS) Forum.
Sebagai
anggota, Inggris dan Singapura pun berharap forum gagasan RI dan
Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) ini dapat membahas
isu yang lebih konkret dan dapat dipraktikkan.
"Sudah banyak
inisiatif internasional kelautan, cara agar forum ini membawa perubahan
adalah dengan fokus pada hal konkret, praktis, sehingga dapat menambah
nilai dari forum yang sudah ada," ujar Manajer Kebijakan Maritim
Internasional Kemlu Inggris, Adrian Jones, kepada CNNIndonesia.com setelah menghadiri pertemuan tingkat menteri AIS Forum di Manado, Kamis (11/1).
Senada dengan Jones, pemimpin delegasi dari Singapura, Suresh Sukumar,
mengatakan bahwa negaranya berharap forum ini lebih menekankan hal-hal
praktis di tengah keberadaan inisiatif kelautan internasional lainnya.
"Sudah
banyak inisiatif internasional mengenai kelautan selama ini, kami
berharap forum ini dapat lebih berfokus ke aksi," ujar Sukumar saat
memberikan pernyataan penutup dalam pertemuan tingkat menteri AIS Forum.
Dalam
pertemuan tersebut, para anggota AIS Forum menyepakati Deklarasi Manado
yang pada intinya berisi komitmen negara terkait untuk memperkuat kerja
sama di 4 bidang, salah satunya tata kelola maritim.
Jones mengatakan bahwa segala kajian dalam forum ini mungkin dapat
membentuk formula tata kelola maritim yang baik bagi berbagai pihak.
Namun, Inggris sendiri memiliki patokan regulasi dari ikatan
Commonwealth.
"Inggris juga anggota Commonwealth. Secara
internasional, kami harus mempertimbangkan praktik mana yang lebih baik,
tapi bukan berarti kami tidak mau berbagi," tuturnya.
Jones
kemudian menyoroti tiga poin lainnya dari isi Deklarasi Manado, yaitu
mitigasi perubahan iklim dan manajemen bencana, tantangan dan peluang
ekonomi, dan sampah plastik di laut.
"Semuanya juga sangat
penting bagi Inggris yang memiliki teritori pulau yang tersebar hingga
ke Karibia. Ke depannya, kita harus bisa mengidentifikasi area spesifik
yang bisa ditambahkan nilanya oleh AIS Forum," ucap Jones.
Kebanyakan
delegasi yang hadir dalam forum ini datang langsung dari Bali setelah
mengikuti rangkaian acara konferensi kelautan internasional lainnya, Our
Ocean Conference (OOC).
Kebanyakan
delegasi yang hadir dalam forum ini datang langsung dari Bali setelah
mengikuti rangkaian acara konferensi kelautan internasional lainnya, Our
Ocean Conference (OOC). (CNN Indonesia/Hanna Azarya Samosir)
Ketika ditanya perbedaan AIS Forum dengan inisiatif kelautan
internasional lainnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut
Binsar Pandjaitan, mengatakan bahwa semua terletak pada fokus anggota.
"Kita lebih fokus pada archipelagic.
Di sini lebih fokus negara-negara kepulauan yang selama ini suara
mereka itu kurang disuarakan. Dengan sekarang ini, mereka punya platform
untuk menyuarakan suara mereka," kata Luhut kepada CNNIndonesia.com.
Luhut
kemudian menyinggung salah satu dampak pemanasan global, yaitu kenaikan
permukaan air. Dengan fenomena ini, sejumlah negara kepulauan di
Pasifik terancam tenggelam.
"Itu kan harus ada tanggung jawab
global juga. Mau diapain itu penduduknya?" kata Luhut saat ditemui di
Grand Kawanua Convention Center.
Tak jauh dari lokasi tersebut, berdiri gedung sekretariat Coral Triangle
Initiative (CTI), yaitu inisiatif Indonesia, Malaysia, Papua Nugini,
Filipina, Solomon Islands, dan Timor Leste untuk upaya konservasi
terumbu karang.
Kini, bangunan itu terbengkalai. Ketika ditanya
mengenai pencegahan agar AIS Forum tidak bernasib serupa, Luhut malah
membuka kemungkinan CTI bisa dimasukkan ke dalam pembahasan forum negara
kepulauan.
"CTI. Itu juga kita mau hidupin lagi.
Sekarang kan kurang bagus. Ini mungkin bisa dibawa ke sekretariat ini
(AIS Forum) kan. Mau kita perbaiki, bisa kita masukkan juga dalam
masalah (AIS Forum) ini," katanya.
"Kasihan kan itu terbengkalai padahal begitu bagus. Masalahnya kan karena tidak dirawat bersama saja."
Perdana Menteri Junta Militer Thailand, Prayut Chan o cha. (Dok. Government of Thailand)
Jakarta, CB -- Perdana Menteri Thailand,
Prayut Chan o Cha akan mencabut larangan aktivitas politik pada
Desember mendatang. Pencabutan ini dilakukan sebagai persiapan pemilihan
umum yang akan berlangsung tahun depan.
"Soal pencabutan
larangan kegiatan politik, kami akan mempertimbangkannya pada akhir
November atau awal Desember mendatang, tergantung pada keadaan," kata
dia kepada wartawan, dikutip Reuters, Kamis (1/11).
Pemerintah
junta militer Thailand menerapkan larangan kegiatan politik sejak
kudeta empat tahun lalu. Alasannya untuk mengembalikan ketertiban umum
setelah berbulan-bulan terjadi unjuk rasa besar-besaran antara penentang
dan pendukung mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra dan Yingluck
Shinawatra.
Pada bulan lalu, pemerintah melonggarkan beberapa larangan yang
memungkinkan partai-partai politik untuk melakukan aktivitasnya
menjelang pemilu pada Mei 2019. Namun, mereka masih melarang kampanye
politik dan berkumpul di muka umum lebih dari lima orang.
Berbagai
partai politik telah bersiap untuk melakukan pemilihan umum pada tahun
depan. Pemilu diadakan di bawah konstitusi yang disusun oleh militer.
Sebelumnya,
Prayut mengatakan bahwa dirinya tertarik terjun ke politik setelah
pemilu diselenggarakan. Publik menganggap dia masih berhasrat ingin
menjabat sebagai Perdana Menteri.
Empat menteri kabinetnya pun telah mengerahkan mesin politiknya untuk mendukung Prayut.
Pada Minggu (28/10) pekan lalu, partai pendukung Yingluck, Puea Thai sudah memilih kandidat baru untuk maju dalam pemilu.
Meskipun
tanggal pemilu belum ditetapkan secara pasti, namun para pejabat senior
mengatakan bahwa pemilu kemungkinan diadakan pada 24 Februari 2019.
Aksi
jet tempur Rusia di wilayah udara Suriah yang mengintersepsi dua jet
tempur Prancis dan pesawat militer Amerika Serikat. Foto/@fighterbomber
via Instagram
MOSKOW
- Sebuah video yang di-posting di Instagram oleh seorang pilot militer
Rusia menunjukkan pencegatan pesawat jet tempur Moskow terhadap dua jet
tempur Prancis di atas wilayah udara Suriah. Menurut video itu, pesawat
Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) KC-10 Extender juga mengalami nasib
serupa.
Pilot Moskow mengunggah video itu dengan nama akun @fighter_bomber_ pada hari Rabu (31/10/2018) yang dilansir Russia Today, Kamis (1/11/2018) malam. Insiden itu terjadi saat jet tempur Rusia sedang mengawal sebuah pesawat angkut militer Il-76.
Jet
tempur Moskow itu lantas mendekati tiga pesawat milik dua negara NATO
tersebut sebelum melakukan upaya pencegatan atau intersepsi.
"Kami
mencelupkan sayap kami (yang berarti di bawah makalah internasional
'Anda telah dicegat!'). Dan membuat manuver untuk mendapatkan ketinggian
(yang berarti 'segera keluar dari sini, sebelum hal-hal menjadi
keras!')," tulis pilot tanpa mengungkap identitas aslinya.
Dia
tidak menjelaskan kapal video itu dibuat. Namun, Blog Pertahanan
menunjukkan bahwa intersepsi itu terjadi pada Mei 2017, di mana saat itu
pejabat Pentagon Jenderal Jeffrey L. Harrigian, komandan Komando Pusat
Angkatan Udara AS, menyebut tindakan pilot Rusia tidak profesional.
Dalam
deskripsi video pihak Prancis mengeluh tentang insiden itu, sedangkan
pihak AS mengatakan semuanya aman. "Tetapi para penyelidik masih
(mendisiplinkan) kru untuk berjaga-jaga," tulis pilot Rusia pengguna
akun @fighter_bomber_.
Rudal
Novator 9M729 yang dinilai telah melanggar perjanjian nukir antara
Amerika Serikat dengan Rusia tahun 1987. Foto/The National Interest
BRUSSELS
- NATO mendesak Rusia untuk memberikan rincian tentang sistem rudal
barunya yang dianggap mengancam Amerika Serikat (AS) dan
sekutu-sekutunya. Aliansi militer Barat itu menuduh rudal jelajah 9M729
Moskow telah melanggar perjanjian senjata nuklir 1987.
Tuduhan
itu disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg
ketika melakukan pembicaraan dengan duta besar Rusia pada hari Rabu.
Pembicaraan itu membahas nasib perjanjian senjata nuklir antara Moskow
dan Washington yang dikenal sebagai Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) 1987.
"Kami
semua setuju bahwa Perjanjian INF sangat penting bagi keamanan
Euro-Atlantik. Sekutu telah berulang kali menyatakan keprihatinan serius
tentang sistem rudal Rusia baru, yang dikenal sebagai 9M729 atau
SSC-8," kata Stoltenberg dalam pernyataannya, yang dilansir Reuters, Kamis (1/11/2018).
Dia mengatakan pengembangan rudal jelajah jarak menengah SSC-8 berbasis darat menimbulkan risiko serius bagi stabilitas.
"NATO
telah mendesak Rusia berulang kali untuk mengatasi masalah ini secara
substansial dan transparan, dan untuk secara aktif terlibat dalam dialog
yang konstruktif dengan Amerika Serikat. Kami menyesalkan bahwa Rusia
tidak mengindahkan seruan kami," kata Stoltenberg.
Perjanjian INF
yang diteken Rusia—kala itu bernama Uni Soviet—dan AS. Perjanjian itu
melarang peluncuran rudal balistik dengan rentang antara 500 kilometer
hingga 5.500 kilometer (310 mil-3.410 mil).
Rusia membantah tuduhan melanggar perjanjian senjata nuklir 1987 dan menegaskan bahwa Moskow komitmen menghormatinya.
Namun, Presiden AS Donald Trump mengancam akan menarik AS keluar dari Perjanjian INF dengan alasan Moskow sudah melanggarnya.
Dua pesawat pembom Rusia muncul mengejutkan latihan perang NATO. Foto/Istimewa
OSLO
- Dua pesawat pembom Tu-160 'White Swan' yang sedang melakukan latihan
di perairan internasional di lepas pantai Norwegia, mengagetkan NATO
yang tengah melakukan latihan perang 'Trident Juncture 2018'. Jet-jet
Inggris pun dikirim sebagai jawaban untuk mengusir dua pembom tersebut.
"Pembom
strategis jarak jauh sedang melakukan latihan yang direncanakan di Laut
Barents dan Laut Norwegia," kata Kementerian Pertahanan Rusia, seperti
dikutip dari Russia Today, Kamis (1/11/2018).
Hal ini mendorong Inggris untuk mengirim patroli udara ke utara Skotlandia dalam kasus pembom keluar jalur ke selatan.
Rusia
mengajukan Pemberitahuan Penerbangan (NOTAM) untuk latihan pada hari
Selasa. Pemberitahuan itu mengatakan bahwa "serangan uji roket" akan
dilakukan di Laut Norwegia dari jam 7 pagi hingga 2 siang waktu setempat
setiap hari, 1-3 November.
"Penerbangan akan memakan waktu
sekitar sepuluh jam, setelah itu para pengebom akan kembali ke
pangkalan," kata Kementerian Pertahanan Rusia.
Pengumuman itu
telah mengkhawatirkan NATO, karena sekitar 50.000 tentara saat ini
mengambil bagian dalam latihan "Trident Juncture 2018" di Norwegia.
Menampilkan 10.000 kendaraan tempur, 65 kapal dan 250 pesawat terbang,
ini adalah latihan terbesar dalam beberapa dasawarsa.
Permintaan
"polisi udara" NATO yang diminta untuk penerbangan Rusia membuat Inggris
menerbangkan jet tempur ke langit di atas Skotlandia pada hari Rabu.
Jet tersebut dikirim untuk mengawasi pengebom yang disebut NATO sebagai
'Blackjack.'
Keseluruhan zona uji Rusia ada di perairan
internasional, meskipun titik terdekatnya hanya 13,9 mil laut dari
pantai Norwegia. Namun, zona ini tepat di tengah kawasan yang ditetapkan
sebagai zona pelatihan maritim dan udara untuk "Trident Juncture 2018,"
yang mencakup sebagian besar Norwegia dan bahkan sebagian besar Swedia
yang netral.
Latihan
NATO akan menghindari Lingkaran Arktik, menghindari bagian paling utara
Norwegia, yang berbatasan dengan Rusia. Meski begitu, Angkatan Laut
Rusia membuat titik untuk melakukan lebih banyak uji penerbangan di Laut
Barents, juga di perairan internasional tetapi berada di utara Norwegia
dan jauh di luar zona latihan NATO.
Menurut NOTAM Rusia, latihan-latihan ini akan berlangsung mulai dari jam 5 pagi hingga 7 malam setiap hari, 6-9 November.
"Pilot
penerbangan jarak jauh Rusia secara teratur melakukan latihan di atas
perairan internasional, dan semua penerbangan sangat sesuai dengan hukum
internasional dan tidak melanggar wilayah udara negara-negara lain,"
kata Moskow.
CB,
Pada 2 November 1917, Menteri Luar Negeri Inggris Arthur James Balfour
menulis sebuah surat kepada warga negara Yahudi di Inggris, Baron Lionel
Walter Rothschild. Surat itu menyatakan dukungan Pemerintah Inggris
atas terhadap tanah air Yahudi di Palestina.
Surat itu kemudian dikenal sebagai Deklarasi Balfour. Deklarasi ini
secara umum dipandang sebagai salah satu katalis utama hari Nakba,
pembersihan etnis Palestina pada 1948, dan konflik yang terjadi dengan
negara Zionis Israel.
Deklarasi tersebut dianggap sebagai
salah satu dokumen yang paling kontroversial dan dipertentangkan dalam
sejarah modern dunia Arab. Dokumen ini juga telah membingungkan
sejarawan selama beberapa dekade.
Dilansir di Aljazirah,
Deklarasi Balfour (atau Janji Balfour dalam bahasa Arab) adalah janji
publik yang diberikan Inggris pada 1917. Tujuannya adalah untuk
mendirikan sebuah tempat tinggal bagi orang-orang Yahudi di Palestina.
Deklarasi dibuat selama Perang Dunia I (1914-1918) dan dimasukkan dalam ketentuan sistem British Mandate for Palestine
setelah pembubaran Kekaisaran Ottoman. Apa yang disebut sistem mandat,
yang dibentuk oleh kekuatan Sekutu, adalah bentuk kolonialisme dan
pendudukan yang terselubung.
Sistem ini mentransfer aturan
dari wilayah yang sebelumnya dikendalikan oleh negara yang kalah dalam
perang, yaitu Jerman, Austria-Hungaria, Kekaisaran Ottoman, dan
Bulgaria, ke para pemenang.
Tujuan yang dinyatakan
dari sistem mandat adalah memungkinkan para pemenang perang untuk
mengelola negara-negara baru muncul sampai mereka meraih kemerdekaan.
Namun kasus Palestina tergolong unik. Tidak seperti sisa mandat pasca-perang, tujuan utama British Mandate for Palestine
adalah menciptakan kondisi untuk pendirian tempat tinggal Yahudi, meski
orang Yahudi kurang dari 10 persen dari populasi pada saat itu.
Setelah
dimulainya mandat, Inggris mulai memfasilitasi imigrasi orang Yahudi
Eropa ke Palestina. Antara 1922 dan 1935, populasi Yahudi meningkat dari
sembilan persen menjadi hampir 27 persen dari total penduduk.
Meskipun
Deklarasi Balfour juga memperingati agar hak sipil dan agama dari
komunitas non-Yahudi yang ada di Palestina tidak dirugikan, namun British Mandate for Palestine memperlengkapi orang Yahudi dengan alat untuk memerintah dengan mengorbankan orang-orang Arab Palestina.
Pemberontak Syiah Houthi mengangkat senjata mereka selama
unjuk rasa menentang serangan udara di Sanaa, Yaman, 26 Maret 2015.
[REUTERS / Khaled Abdullah]
CB, Jakarta - Selama tiga tahun terakhir, Yaman,
negara termiskin di dunia Arab, dicengkeram oleh perang saudara antara
milisi Houthi dan pendukung pemerintah yang diakui internasional.
Houthi
dan pemerintah Yaman telah terlibat bentrokan sejak 2004, dengan disela
gencatan senjata beberapa kali. Namun pertempuran ketika itu hanya
terjadi uatar Yaman, di provinsi miskin, Saada, dilaporkan dari
Aljazeera 1 November 2018.
Pada
September 2014, pemberontak Houthi mengambil alih ibu kota Yaman,
Sanaa, hingga terus ke wilayah selatan ke kota terbesar kedua Yaman,
Aden.
Negara-negara Arab kemudian melancarkan kampanye militer pada 2015 untuk mengalahkan Houthi dan memulihkan pemerintahan Yaman.
Awal Konflik
Jejak
pertempuran skala besar dimulai ketika peralihan kekuasaan dari
penguasa otokratis, Presiden Ali Abdullah Saleh, kepada wakilnya yang
menjadi presiden saat ini, Abd Rabbu Mansour Hadi pada November 2011,
dilansir dari The Sun.
Saleh dipaksa mundur setelah seruan dampak Arab Spring menyebar di kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah.
Ketika
itu Hadi berupaya menuntaskan masalah Yaman di antaranya serangan Al
Qaeda, gerakan separatis yang muncul di selatan, perpecahan di kubu
militer, korupsi, kekurangan pangan dan pengangguran.Kemudian
gerakan Houthi muncul di tengah masalah negeri. Houthi, gerakan dari
wilayah pegunungan di utara Yaman pada 2004, yang merupakan gerakan
Syiah Zaidi, semakin berkembang di tengah ketakutan masyarakat dari
dominasi Sunni.
Pemberontak
Houthi mengangkat senjata mereka saat merayakan kematian mantan
Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, di Sanaa, Yaman, 4 Desember 2017.
REUTERS
Pertempuran
kecil awalnya hanya terbatas pada kawasan pegunungan di Saada. Kemudian
meluas ke wilayah utara lain seperti Amran dan wilayah barat, Al Jawf.
Houthi mendapat momentum pada 2011 dan menguasai seluruh Provinsi Saada.
Desakan
agar Presiden Hadi mundur pada Januari 2015 akibat efek domino dari
Arab Spring, membuat Houthi terus menuju ke Yaman selatan dan mengambil
alih Abyan, Aden dan Lahj, dikutip dari European Council on Foreign
Relation, ecfr.ue. Pada Juli dan Agustus 2015, Houthi ditahan oleh
pejuang milisi dukungan koalisi Arab.
Campur Tangan Asing
Perang sipil Yaman dimulai pada 2014 ketika pemberontak Houthi, gerakan
Syiah yang memiliki hubungan dengan Iran dan beroposisi dengan Sunni,
mengambil alih ibu kota Yaman dan kota besar lain, menuntut harga barang
pokok turun dan pemerintahan baru.
Setelah negosiasi gagal,
para pemberontak merebut istana presiden pada Januari 2015, yang membuat
Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi dan pemerintahannya terpaksa
mengundurkan diri.
Awal
Maret 2015, koalisi negara-negara Teluk Arab yang dipimpin oleh Arab
Saudi meluncurkan kampanye isolasi ekonomi dan serangan udara terhadap
gerilyawan Houthi, dengan dukungan logistik dan intelijen AS, dilansir
dari Council on Foreign Relations.Setelah kampanye militer
Koalisi Arab, Hadi membatalkan pengunduran dirinya dan kembali ke Aden
pada September 2015, dan pertempuran berlanjut sejak itu.
Orang-orang
memeriksa kerusakan salah satu rumah setelah hancur oleh serangan udara
di ibu kota Yaman, Sanaa, 25 Februari 2016. [REUTERS / Mohamed
al-Sayaghi]
Upaya PBB untuk menengahi pembicaraan damai
antara gerilyawan Houthi dan pemerintah Yaman yang diakui secara
internasional terhenti pada 2016. Pada Desember 2017, Hadi dilaporkan
telah berada di pengasingan di Arab Saudi.
Pada Juli 2016, dua
kelompok yang bersekutu, yakni gerakan Houthi dan pemerintah mantan
Presiden Ali Abdullah Saleh, yang digulingkan pada 2011 setelah hampir
tiga puluh tahun berkuasa, mengumumkan pembentukan dewan politik untuk
memerintah Sana'a dan sebagian besar Yaman utara.
Namun,
pada Desember 2017, Saleh memutuskan hubungan dengan Houthi dan meminta
para pengikutnya untuk mengangkat senjata berbalik melawan Houthi.
Saleh terbunuh dan pasukannya kalah dalam dua hari.Intervensi
kekuatan regional dalam konflik Yaman, termasuk Iran dan negara-negara
Teluk yang dipimpin oleh Arab Saudi, membuat Yaman semakin terjerumus
dalam perpecahan Sunni-Syiah.
Seorang
pria bediri di dekat mobil yang hancur akibat serangan udara koalisi
Arab Saudi di Amran, Yaman, 25 Juni 2018. REUTERS/Khaled Abdullah
Arab
Saudi membentuk koalisi negara-negara Arab untuk mengalahkan Houthis di
Yaman pada 2015. Koalisi Arab terdiri dari Kuwait, Uni Emirat Arab,
Bahrain, Mesir, Maroko, Yordania, Sudan dan Senegal. Beberapa dari
negara-negara ini telah mengirim pasukan untuk bertempur di tanah Yaman,
sementara yang lain hanya melakukan serangan udara.
Pemerintah AS
secara teratur meluncurkan serangan udara pada al Qaeda dan ISIS di
Yaman, dan baru-baru ini mengakui telah mengerahkan sejumlah kecil
pasukan di lapangan, dilaporkan Aljazeera.
AS, bersama dengan kekuatan Barat lainnya seperti Inggris dan Prancis, juga memasok Koalisi Arab dengan senjata dan intelijen.
Iran
membantah telah mempersenjatai pemberontak Houthi, tetapi militer AS
mengatakan telah mencegat pengiriman senjata dari Iran ke Yaman. Para
pejabat Iran juga menyarankan agar mereka mengirim penasihat militer
untuk mendukung Houthi.
Aljazeera melaporkan pada 26 Maret 2018, setidaknya 10.000 warga Yaman
tewas akibat perang, dengan lebih dari 40.000 korban jiwa secara
keseluruhan.
Save The Children memperkirakan setidaknya 50.000
anak-anak meninggal pada 2017, dengan rata-rata 130 anak-anak meninggal
setiap harinya.
Komisaris
Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, telah memperkirakan bahwa serangan
udara Koalisi Arab Saudi menyebabkan hampir dua pertiga dari kematian
warga sipil yang dilaporkan, sementara Houthi dituduh menyebabkan korban
sipil massal karena pengepungan mereka terhadap Taiz, kota terbesar
ketiga Yaman.
Dalam
foto 25 Agustus 2018 ini, seorang bayi yang menderita kekurangan gizi
dimandikan dalam ember di Aslam, Hajah, Yaman. Perang saudara Yaman
telah menghancurkan kemampuan negara yang sudah rapuh itu untuk memberi
makan penduduknya. Sekitar 2,9 juta wanita dan anak-anak mengalami
kekurangan gizi akut, dan 400.000 anak lain berjuang untuk hidup akibat
dari kelaparan. (Foto AP / Hammadi Issa)
International
Rescue Comittee (IRC) menyebut Yaman dilanda krisis kemanusiaan terparah
di dunia. 22 juta lebih warga Yaman membutuhkan bantuan kemanusiaan
akibat kelaparan bersama dengan wabah kolera yang terburuk dalam sejarah
dunia moderen.
Sekitar
8 juta lebih warga Yaman kelaparan dan 16 juta orang kehilangan akses
kesehatan. Serangan udara terjadi rata-rata satu kali setiap 99 menit
selama tiga tahun terakhir, ketika warga sipil Yaman tidak bisa mendapat
makan dan perawatan kesehatan, menurut IRC.
UNICEF
melaporkan 11 juta lebih anak-anak Yaman membutuhkan bantuan. Jumlah
ini sepadan dengan jumlah keseluruhan anak-anak Yaman. Anak-anak Yaman dilaporkan tewas setiap 10 menit akibat perang.
Qatar menyerukan Arab Saudi untuk melakukan gencatan senjata dan kembali ke meja perundingan.
DOHA
- Qatar mengatakan menyambut seruan Amerika Serikat (AS) untuk gencatan
senjata di Yaman. Qatar juga menyerukan kembali ke pembicaraan damai
dukungan PBB yang ditujukan untuk mengakhiri perang tiga setengah tahun.
Sebelumnya
pemerintahan Donald Trump mengatakan bahwa iklim telah tepat untuk
melanjutkan pembicaraan damai, menyusul komentar seruap dari Menteri
Luar Negeri Mike Pompeo dan Menteri Pertahanan Jim Mattis minggu ini.
"Seruan
AS adalah langkah menggembirakan menuju solusi politik dan mengakhiri
penderitaan rakyat Yaman," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri
Qatar seperti dikutip dari Reuters, Kamis (1/11/2018).
Yaman
adalah salah satu negara Arab termiskin dan menghadapi krisis
kemanusiaan yang luar biasa. Ini adalah sebuah konsekuensi dari perang
yang terjadi antara pasukan Houthi yang diarahkan Iran dengan koalisi
militer yang dipimpin Saudi, yang didukung oleh AS untuk memulihkan
pemerintahan yang diakui secara internasional.
Kedua
belah pihak dalam konflik telah dituduh melakukan pelanggaran hak asasi
manusia yang serius. Setidaknya sekitar 10.000 orang telah terbunuh dan
negara miskin itu kini berada di ambang kelaparan yang mengancam jutaan
orang.
Pesawat-pesawat jet tempur Koalisi Arab pimpinan Arab Saudi yang digunakan untuk agresi di Yaman. Foto/REUTERS
WASHINGTON
- Pemerintah Amerika Serikat (AS) mendak perang di Yaman diakhiri
dengan perundingan damai. Seruan disampaikan Menteri Pertahanan James
Mattis dan Menteri Luar Negeri Michael Pompeo.
Pompeo mendesak
Arab Saudi dan koalisi Arab-nya berhenti membombardir semua area
berpenduduk di Yaman. Namun, dia juga minta pemberontak Houthi
menghentikan serangan rudal dan pesawat nirawak terhadap koalisi Arab.
"Waktunya sekarang untuk penghentian permusuhan, termasuk serangan rudal dan UAV (unmanned aerial vehicles) dari daerah yang dikuasai Houthi ke Kerajaan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab," kata Pompeo.
"Selanjutnya, serangan udara koalisi (Arab) harus berhenti di semua daerah berpenduduk di Yaman," ujar Pompeo, yang dikutip Reuters, Rabu (31/10/2018).
Sementara
itu, Mattis mengatakan AS telah menyaksikan konflik yang cukup lama di
Yaman. Dia yakin, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, yang berada dalam
koalisi Arab untuk memerangi pemberontak Houthi, siap untuk berunding.
"Kami
harus bergerak menuju upaya perdamaian di sini, dan kami tidak bisa
mengatakan kami akan melakukannya di masa depan," kata Mattis di US
Institute of Peace di Washington.
"Kami harus melakukan ini dalam 30 hari ke depan," ujar kepala Pentagon tersebut.
Mattis
mengatakan Amerika Serikat menyerukan semua faksi untuk bertemu dengan
utusan khusus PBB Martin Griffiths di Swedia pada bulan November dan
semua harus datang dengan solusi.
Arab Saudi dan sekutu Arab-nya
mulai intervensi militer dalam konflik antara pemerintah Presiden Yaman
Abd Rabb Mansour Hadi dengan pemberontak Houthi pada tahun 2015.
Setidaknya
sekitar 10.000 orang telah terbunuh dan negara miskin itu kini berada
di ambang kelaparan yang mengancam jutaan orang.
Amerika Serikat
telah menghadapi kecaman internasional karena perannya dalam mendukung
koalisi pimpinan Saudi tersebut. Mattis mengklaim dukungan AS hanya
mengajarkan Angkatan Udara Saudi untuk meningkatkan penargetan dan tidak
menjatuhkan bom ketika ada keraguan tentang apa yang akan diserang.
"Tujuan
kami sekarang adalah untuk mencapai tingkat kapabilitas oleh pasukan
yang berperang melawan Houthi bahwa mereka tidak membunuh orang yang
tidak bersalah," katanya.
"Solusi jangka panjang, dan jangka
panjang yang saya maksud 30 hari dari sekarang. Kami ingin melihat semua
orang di sekitar meja perdamaian berdasarkan gencatan senjata," kata
Martis.
"Berdasarkan mundurnya (Houthi) dari perbatasan dan
kemudian berdasarkan berhentinya penjatuhan bom yang akan memungkinkan
utusan khusus (PBB) Martin Griffiths mengumpulkan mereka di Swedia dan
mengakhiri perang ini. Itulah satu-satunya cara bahwa kita benar-benar
akan menyelesaikan ini."
Pengacara hak asasi manusia Meaza Ashenafi dilantik sebagai ketua Mahkamah Agung Ethiopia. Foto/Istimewa
ADDIS ABABA
- Pengacara hak asasi manusia Meaza Ashenafi dilantik sebagai ketua
Mahkamah Agung Ethiopia oleh parlemen negara itu. Pelantikan Ashenafi
terjadi di tengah gelombang penunjukkan untuk perempuan di posisi puncak
pemerintahan.
Perdana Menteri Abiy Ahmed menominasikan Meaza,
kepala staf negara itu mengumumkan. Pemimpin Ethiopia telah mendorong
lebih banyak perwakilan perempuan di kabinetnya.
"Dia membawa
rekam jejak kompetensi dan pengalaman yang relevan untuk peran itu,"
kata pembantu Abiy, Fitsum Arega, di Twitter, seperti dikutip dari CNN, Jumat (2/11/2018).
Ia menambahkan bahwa posisinya mengisyaratkan langkah negara itu menuju paritas gender dalam posisi kepemimpinan kunci.
Meaza
telah menjadi penasihat hak-hak gender dan perempuan di Komisi Ekonomi
PBB untuk Afrika yang berbasis di Ibu Kota Ethiopia, Addis Ababa.
Ia mendirikan Asosiasi Pengacara Wanita Ethiopia dan menjabat sebagai hakim Pengadilan Tinggi.
Penunjukan
Meaza datang seminggu setelah Ethiopia memilih Sahle-Work Zewde sebagai
Presiden wanita pertama, sebuah langkah yang dipuji sebagai menetapkan
standar baru untuk kepemimpinan perempuan di negara Afrika.
Perempuan
membentuk setengah posisi menteri negara setelah perombakan kabinet
oleh Abiy, yang memimpin pemerintahan dan kebijakan Ethiopia.
Abiy, kepala pemerintahan termuda Afrika pada usia 42 tahun, telah memulai reformasi liberal sejak menjabat di bulan April.
Dia
menghormati perjanjian yang mengakhiri perang perbatasan 20 tahun
dengan tetangganya Eritrea dan membebaskan wartawan, blogger dan tahanan
politik yang dipenjara oleh pemerintahan sebelumnya.
Kematian akibat serangan jantung dua kali lebih banyak dialami warga aborijin.
CB,
CANBERRA -- Warga aborijin dan penduduk pulau-pulau Selat Torres di
Australia dua kali lebih banyak alami kematian akibat serangan jantung
dibandingkan penduduk nonpribumi. Bahkan di daerah tertentu jumlahnya
tiga kali lipat.
Hal itu merupakan laporan Yayasan
Jantung Australia yang mengutip data jumlah pasien rumah sakit di negara
itu. Kondisi itu mengungkap perbedaan mencolok kondisi kesehatan pasien
jantung antara penduduk asli dan nonpribumi.
Salah satu pasien bernama Trevor Riley (44 tahun), mengalami
serangan jantung pekan lalu di kampungnya yang terpencil, Minyerri, 450
kilometer dari Kota Darwin. Dia merasakan gejala sakit di lengannya dan
segera melapor ke klinik kesehatan setempat. Dia langsung diterbangkan
ke Rumah Sakit Royal Darwin.
Itu merupakan komplikasi jantung serius kedua yang dialami Riley, setelah katup aortanya diganti pada usia 40 di Adelaide.
"Saya alami koma selama 27 hari dan pasangan saya tak henti-hentinya berdoa seperti malaikat di atas saya," ujarnya.
"Saya tersadar dari tidur dan selamat. Tapi sekarang kembali ke rumah sakit, tidak tahu apa yang terjadi denganku," kata Riley.
Sebagai
pria aborijin, Riley tiga kali lebih mungkin alami penyakit jantung
dibandingkan pria non-aborijin. Northern Territory (NT) dan Australia
Barat mencatat kesenjangan terbesar dalam penbandingan rawat inap antara
kedua kelompok masyarakat ini.
"Di tingkat
nasional, kita tahu kesenjangan kesehatan jantung antara penduduk asli
dan nonpribumi Australia. Namun data baru ini menyadarkan kita betapa
besarnya kesenjangan di sejumlah wilayah Australia," kata Jane Potter
dari Yayasan Jantung.
Di NT, katanya, perempuan
aborijin enam kali lebih banyak dirawat di rumah sakit karena gagal
jantung dibandingkan perempuan nonpribumi.
Seorang
kardiolog di Darwin, Marcus Ilton, mengaku kaget dengan usia pasien
aborijin yang sangat muda dan banyak di antaranya alami penyakit jantung
rematik sejak kecil. Dia menangani remaja usia 18 tahun yang mengalami
kehamilan pertamanya dan sudah menjalani operasi katup.
"Sekarang katupnya sudah diperbaiki namun belum berfungsi dengan baik sehingga risiko kehamilannya semakin sulit," katanya.
Penyakit
jantung rematik, kata Ilton, perlu mendapat perhatian. Di sisi lain
penyakit itu juga mempengaruhi usia 20 dan 30 tahun.
"Kita melihat kejadian orang usia 20 dan 30 tahun yang main bola dan mengalami serangan jantung," katanya.
Menurut Jane Potter dari Yayasan Jantung, data terbaru ini perlu jadi masukan bagi pemerintah untuk menutup kesenjangan.
"Hal ini menggarisbawahi kaitan antara penyakit jantung dan keterbelakangan sosial ekonomi," ujarnya.
"Kesehatan
jantung yang baik terkait dengan pendapatan yang baik, perumahan yang
layak, pekerjaan yang stabil, akses makanan sehat yang terjangkau,"
katanya.
Tony Abbott mendukung polisi ditempatkan di sekolah Aborijin
CB,
CANBERRA -- Utusan khusus untuk urusan Pribumi Tony Abbott mengatakan
dirinya terbuka terhadap gagasan mengizinkan polisi ditempatkan ke
sekolah-sekolah di komunitas terpencil Aborijin. Hal itu sebagai bagian
dari dorongan untuk meningkatkan kehadiran dan keterlibatan siswa di
sekolah.
Mantan perdana menteri Australia itu telah
mengunjungi Pukatja di APY Lands Australia Selatan pada hari
terakhirnya. Itu dalam rangkaian kunjungannya ke sejumlah komunitas
pribumi Aborijin termasuk Coober Pedy, Murray Bridge, dan Koonibba di
ujung barat Australia Selatan.
Awal bulan ini, Pemerintah Wilayah Utara Australia (NT)
mengungkapkan program baru yang memperkenalkan petugas kepolisian ke-10
sekolah. Hal itu dengan tujuan menargetkan anak-anak yang berisiko
terlepas dari sistem pendidikan.
Tony Abbott telah
mengunjungi sekolah-sekolah pribumi terpencil sebagai bagian dari
lawatannya itu. Ia mengatakan mengizinkan polisi terjun langsung ke
sekolah-sekolah adalah opsi "sangat berharga" yang harus lebih luas
dipertimbangkan.
"Sudah ada cukup sejarah di
Australia Selatan, tentu saja di wilayah utara Australia (NT), polisi
berbasis sekolah," kata Abbott.
"Jika kita berbicara
tentang sekolah menengah di masyarakat yang bermasalah, saya pikir
terciptanya hubungan erat antara polisi lokal dan sekolah sering kali
menjadi hal yang baik ... karena orang-orang bisa saling mengenal satu
sama lain."
"Di New South Wales kami punya klub anak
laki-laki dan polisi, atau klub polisi dan warga. Saya pikir mereka
menyebut klub mereka seperti itu, dan klub itu melekat pada
sekolah-sekolah jadi bukan hal yang aneh untuk memiliki hubungan yang
sangat kuat antara polisi dan beberapa sekolah menengah."
Tony
Abbott secara kontroversial telah ditunjuk untuk menempati posisi baru
sebagai utusan khusus masyarakat pribumi. Hal itu setelah gagal
mengamankan sebuah kementerian dalam reshuffle yang dilakukan menyusul
terjadinya peralihan kepemimpinan federal pada Agustus lalu, di mana
penunjukan dirinya telah membuat marah beberapa pemimpin Aborijin.
Dia
tidak akan berkomentar secara langsung apakah polisi di sekolah akan
menjadi bagian dari rekomendasi awalnya. Ia berniat akan menyampaikannya
ke Parlemen pada akhir tahun ini.
Photo: Tanah adat Anangu Pitjantjatjara Yankunytjatjara mencakup kawasan yang luas di ujung barat Australia Selatan. (ABC RN: Georgia Moodie)
Dia
mengatakan meningkatkan dana untuk komunitas terpencil adalah "bagian
dari jawaban" untuk memperbaiki masalah sosial yang mendasar.
"Saya
menilai hal itu memang tidak akan menjawab seluruh permasalahan, tetapi
tentu saja saya melihat memang diperlukan lebih banyak pendanaan -
terutama di mana masyarakat ingin meningkatkan dan membuat lebih banyak
upaya itu sendiri - saya pikir ini akan menjadi penting," katanya.
Selama
masa kepemimpinannya sebagai Perdana Menteri, Tony Abbott sering
dikritik karena menggunakan istilah "pilihan gaya hidup" untuk
menggambarkan kehidupan tradisional di komunitas terpencil. Ketika
ditanya apakah dia menyesali kata-katanya itu, dia tidak mundur.
"Saya
pikir kita harus menghargai bahwa apa yang dibicarakan oleh Pemerintah
Australia Barat adalah bagaimana Anda bisa menangani secara lebih baik
permukiman yang sangat, sangat, sangat sangat kecil," katanya.
"Saya
pikir ukuran rata-rata pemukiman mereka itu hanya terdiri dari 10 orang
... jika orang bersedia pergi dan tinggal di tempat yang sangat, sangat
terpencil dimana hanya ditemani beberapa orang lain, itu jelas pilihan
mereka."
Photo: Tony Abbott mengunjungi sejumlah komunitas terpencil Aborijindi Wilayah Utara Australia (NT). (Twitter: Tony Abbott)
Pada
2014, Tony Abbott mengawasi pengenalan strategi kehadiran sekolah jarak
jauh, tetapi sekarang mengakui kalau kebijakannya itu telah
menghasilkan hasil yang beragam.
"Apakah kehadiran
di sekolah terpencil meningkat secara dramatis? Secara umum, tidak.
Apakah sudah membaik di beberapa tempat? Ya, sudah," katanya.
Tony
Abbott diperkirakan akan menerima sambutan tidak hangat di beberapa
komunitas. Aborigin Elder Tauto Sansbury mengatakan itu adalah
"kunjungan yang sia-sia" karena posisi Tony Abbott adalah seorang
backbencher.
Juru bicara urusan Aborigin SA dari
Partai Buruh Kyam Maher juga skeptis, mengatakan pengangkatan Abbott
untuk peran barunya sebagai utusan urusan pribumi "sangat ofensif" bagi
banyak orang Aborijin.
Namun Abbott mengatakan,
penerimaannya "sejauh ini cukup bagus". Ia menambahkan bahwa ada "ucapan
terima kasih warga karena seorang politisi senior bersedia mendengarkan
keluhan mereka ".
"Saya pikir semakin terpencil
mereka tinggal, maka akan semakin positif mereka menerima ada seseorang
datang jauh dari Canberra dan mendengarkan mereka," katanya.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison. (REUTERS/Marcos Brindicci)
Jakarta, CB -- Perdana Menteri Australia, Scott Morrison nampak geram dengan sikap pendahulunya, Malcolm Turnbull.
Penyebabnya Turnbull dianggap lancang dengan menentang rencananya
memindahkan kedutaan besar di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, saat
ditugaskan memimpin delegasi ke Indonesia.
Morrison menyatakan
tidak bakal mengirim dan mempercayai Turnbull lagi sebagai perwakilan
pemerintah Negeri Kanguru. Pernyataan itu disampaikan oleh Morrison
dalam sebuah wawancara di televisi. Dia mulanya ditanya oleh pembawa
acara Alan Jones apakah akan mengirim Turnbull lagi sebagai perwakilan
pemerintah Australia.
"Ah tidak. Saya sudah dapat laporan soal
kunjungannya. Dia (Turnbull) pergi ke sana untuk menghadiri konferensi
kelautan. Dia tidak ditugaskan mengurus soal perdagangan dan hal-hal
lainnya," kata Morrison, sebagaimana dilansir The Guardian, Kamis (1/11).
Mantan perdana menteri Malcolm Turnbull bertemu Jokowi di Pulau Bali,
awal pekan ini. Usai pertemuan, dia menyampaikan pernyataan dan meminta
Morrison benar-benar mempertimbangkan kembali gagasan memindahkan
kedutaan besar mereka di Israel.
"Presiden (Jokowi)
menyampaikan kepada saya ide memindahkan Kedubes Australia di Tel Aviv
ke Yerusalem sangat menjadi sorotan. Kalau hal itu dilakukan, maka akan
mendapatkan reaksi yang buruk dari Indonesia," kata Turnbull, seperti
dikutip stasiun televisi ABC, kemarin.
Morrison menganggap
Turnbull sudah melampaui kewenangannya saat ditunjuk menjadi perwakilan
pemerintah Australia. Sedangkan Turnbull berkeras dia diminta membahas
persoalan perdagangan dan dititipkan agenda oleh kedutaan besar.
Sebelum
berangkat ke Indonesia pada Minggu pekan lalu, Turnbull dan Morrison
sempat berdialog secara tertutup. Mereka memperkirakan persoalan
perdagangan bebas dan persoalan kedutaan besar bakal menjadi topik
utama. Namun, saat ini sikap Morrison malah berbalik.
"Visi saya dan pemerintah soal itu sudah jelas. Itu yang akan kami
kejar. Dan saya selalu menghormati para pendahulu saya, siapapun
mereka," kata Morrison.
Merasa diperlakukan tidak adil, Turnbull
membela diri. Dia menyatakan memang ditugaskan membahas soal perdagangan
bebas dan kedutaan besar di Israel dengan Indonesia.
"Semua ada di dalam dokumen tugas saya," cuit Turnbull melalui akun Twitter @TurnbullMalcolm.
Gelombang pemindahan kedutaan besar sejumlah negara di Israel dari
Tel Aviv ke Yerusalem mengekor keputusan Amerika Serikat. Kebijakan
Presiden AS Donald Trump itu memantik amarah umat Islam dan warga
Palestina.
Bahkan gara-gara itu proses perundingan damai antara
Palestina dan Israel menjadi tersendat. Akibatnya adalah muncul berbagai
aksi unjuk rasa besar-besaran di Tepi Barat dan Jalur Gaza, hingga
mengakibatkan kekerasan dilakukan tentara zionis Israel. Akibatnya
sejumlah orang tewas lantaran ditembak saat berunjuk rasa di wilayah
perbatasan Palestina-Israel.