Perdana Menteri Australia, Scott Morrison. (REUTERS/Marcos Brindicci)
Morrison menyatakan tidak bakal mengirim dan mempercayai Turnbull lagi sebagai perwakilan pemerintah Negeri Kanguru. Pernyataan itu disampaikan oleh Morrison dalam sebuah wawancara di televisi. Dia mulanya ditanya oleh pembawa acara Alan Jones apakah akan mengirim Turnbull lagi sebagai perwakilan pemerintah Australia.
"Ah tidak. Saya sudah dapat laporan soal kunjungannya. Dia (Turnbull) pergi ke sana untuk menghadiri konferensi kelautan. Dia tidak ditugaskan mengurus soal perdagangan dan hal-hal lainnya," kata Morrison, sebagaimana dilansir The Guardian, Kamis (1/11).
Mantan perdana menteri Malcolm Turnbull bertemu Jokowi di Pulau Bali, awal pekan ini. Usai pertemuan, dia menyampaikan pernyataan dan meminta Morrison benar-benar mempertimbangkan kembali gagasan memindahkan kedutaan besar mereka di Israel.
"Presiden (Jokowi) menyampaikan kepada saya ide memindahkan Kedubes Australia di Tel Aviv ke Yerusalem sangat menjadi sorotan. Kalau hal itu dilakukan, maka akan mendapatkan reaksi yang buruk dari Indonesia," kata Turnbull, seperti dikutip stasiun televisi ABC, kemarin.
Morrison menganggap Turnbull sudah melampaui kewenangannya saat ditunjuk menjadi perwakilan pemerintah Australia. Sedangkan Turnbull berkeras dia diminta membahas persoalan perdagangan dan dititipkan agenda oleh kedutaan besar.
Sebelum berangkat ke Indonesia pada Minggu pekan lalu, Turnbull dan Morrison sempat berdialog secara tertutup. Mereka memperkirakan persoalan perdagangan bebas dan persoalan kedutaan besar bakal menjadi topik utama. Namun, saat ini sikap Morrison malah berbalik.
"Visi saya dan pemerintah soal itu sudah jelas. Itu yang akan kami kejar. Dan saya selalu menghormati para pendahulu saya, siapapun mereka," kata Morrison.
Merasa diperlakukan tidak adil, Turnbull membela diri. Dia menyatakan memang ditugaskan membahas soal perdagangan bebas dan kedutaan besar di Israel dengan Indonesia.
"Semua ada di dalam dokumen tugas saya," cuit Turnbull melalui akun Twitter @TurnbullMalcolm.
Gelombang pemindahan kedutaan besar sejumlah negara di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem mengekor keputusan Amerika Serikat. Kebijakan Presiden AS Donald Trump itu memantik amarah umat Islam dan warga Palestina.
Bahkan gara-gara itu proses perundingan damai antara Palestina dan Israel menjadi tersendat. Akibatnya adalah muncul berbagai aksi unjuk rasa besar-besaran di Tepi Barat dan Jalur Gaza, hingga mengakibatkan kekerasan dilakukan tentara zionis Israel. Akibatnya sejumlah orang tewas lantaran ditembak saat berunjuk rasa di wilayah perbatasan Palestina-Israel.
Credit cnnindonesia.com