Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. (Miraflores Palace/Handout via REUTERS)
Jakarta, CB -- Presiden Venezuela, Nicolas Maduro,
mengusir lima anggota Parlemen Eropa pada Minggu (17/2) pekan lalu,
yang sedang berkunjung atas undangan Kepala Majelis Nasional sekaligus
pemimpin oposisi, Juan Guaido. Mereka mengaku terkejut dengan perlakuan itu.
"Kami diusir dari Venezuela. Paspor kami disita. Mereka tidak memberi tahu alasan pengusiran itu," kata anggota Anggota Parlemen Eropa asal Spanyol, Esteban Gonzalez Pons, seperti dilansir AFP, Senin (18/2).
"Kami diusir dari Venezuela. Paspor kami disita. Mereka tidak memberi tahu alasan pengusiran itu," kata anggota Anggota Parlemen Eropa asal Spanyol, Esteban Gonzalez Pons, seperti dilansir AFP, Senin (18/2).
Sejawat Pons yang turut diusir adalah Jose Ignacio Salafranca and Gabriel Mato Adrover, serta Esther de Lange dari Belanda dan Paulo Rangel asal Portugal. Mereka berasal dari Partai Rakyat Eropa (PPE).
Peristiwa ini menandai sikap konfrontasi Maduro dan perwakilan internasional. Sebab, Maduro dan Guaido saat ini sedang terlibat dalam konflik politik dan saling klaim sebagai pemimpin sah Venezuela.
Guaido menyatakan pengusiran itu dilakukan oleh, "rezim yang terisolasi dan semakin tidak rasional". Saat ini dia didukung oleh 50 negara, 30 di antaranya dari Eropa.
Saat ini Maduro menutup seluruh perbatasan dan menolak aliran bantuan dari sejumlah negara. Guaido mengatakan bahwa ada sekitar 300 ribu warga Venezuela terancam meninggal akibat krisis ekonomi di negaranya yang sedang mengalami hiperinflasi.
Guaido pun mengumpulkan massa yang nantinya akan dikerahkan ke beberapa titik. Mereka bakal membawa masuk bantuan internasional yang tertahan di perbatasan menggunakan karavan, melawan militer di daerah tersebut.
Guaido sendiri sudah memperingatkan militer, yang masih setia kepada Maduro, agar tidak memblokade bantuan kemanusiaan.
Credit cnnindonesia.com