Jumat, 08 Februari 2019

Maduro Dituding Jual Emas ke Turki dan UEA Sebanyak 73 Ton


Presiden Venezuela, Nicolas Maduro (kanan) dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (kiri). Reuters
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro (kanan) dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (kiri). Reuters

CBCaracas – Pemerintahan Venezuela pimpinan Presiden, Nicolas Maduro, menjual emas sebanyak 73 ton pada 2018 ke Turki dan Uni Emirat Arab tanpa meminta persetujuan dari parlemen Majelis Nasional, yang dikuasai pimpinan oposisi.

Anggota parlemen Venezuela, Carlon Paparoni, mengatakan perusahaan investasi Abu Dhabi yaitu Noor Capital membeli emas sebanyak 27.3 ton. Sedangkan sebuah perusahaan asal Turki membeli sebanyak 23.9 ton emas. Paparoni tidak memberikan bukti atas pernyataan yang disampaikan dalam jumpa pers ini.
“Kami akan terus bekerja sehingga tidak ada satu gram pun lagi emas yang bisa dijual,” kata Paparoni kepada media seperti dilansir Reuters pada Rabu, 6 Februari 2019.

Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido, berupaya agar Maduro tidak lagi menjual emas cadangan milik negara. Dia menduga Maduro menjual emas agar bisa tetap memiliki uang tunai setelah AS mengenakan sanksi memotong jalur penerimaan lain seperti penjualan minyak.
AS dan sejumlah negara lain telah mendukung Guaido sebagai Presiden interim Venezuela menggantikan Maduro. Guaido menobatkan dirinya sebagai Presiden interim dalam sebuah unjuk rasa besar tiga pekan lalu di ibu kota Caracas.

Venezuela diketahui memiliki cadangan emas batangan sebanyak 132 ton, yang disimpan di lemari besi bank sentral dan Bank of England hingga akhir November 2018. Soal adanya tuduhan penjualan emas ini, menteri Informasi Venezuela belum berkomentar.

Presiden Venezuela, Nicolás Maduro, memamerkan emas yang konon digali dan diproses di Arco Minero, meskipun para ahli meragukannya. [Twitter Prensa Presidencial @PresidencialVen via Pulitzercenter.org]
Mengenai ini, perusahaan Noor Capital mengatakan telah membeli 3 ton emas pada 21 Januari dari bank sentral Venezuela. Manajemen tidak berniat membeli lagi hingga kondisi Venezuela stabil. Manajemen mengatakan pembelian dilakukan dengan mengikuti standar internasional dan undang-undang yang berlaku saat itu.
“Manajemen menegaskan tidak terlibat dalam transaksi ilegal atau terlarang,” begitu dilansir Reuters.

Paparoni juga menuding pemerintahan Maduro telah mentransfer uang senilai 127 juta euro ke rekening bank di Rusia tanpa menyebut tanggal transfer. Sejak Senin, pemerintah Venezuela juga disebut tidak bisa lagi memindahkan uangnya yang tersimpan di sejumlah rekening di Uni Eropa.
Rusia, Cina, dan Turki merupakan negara besar yang mendukung Maduro hingga kini.
Pemerintahan Maduro mulai menjual emas pada 2018 setelah mengalami kegagalan produksi minyak, ekonomi bangkrut, dan tekanan sanksi ekonomi oleh AS. Ini membuat pemerintah kesulitan memperoleh kredit dari pasar uang internasional.
Secara terpisah, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengecam sikap AS dan Uni Eropa yang mendukung Guaido.


 
“Apakah Venezuela negara Anda? Bagaimana Anda bisa meminta seseorang untuk meninggalkan jabatannya setelah dia mengikuti proses pemilihan? Dan bagaimana Anda bisa menyerahkan kursi kepresidenan kepada seseorang yang bahkan belum terpilih? Bukankah Anda orang demokratis?” kata Erdogan seperti dilansir Almasdar News pada Selasa, 5 Februari 2019. Maduro menemui Erdogan menjelang akhir 2018 untuk menjalin hubungan dagang lebih erat antar-kedua negara. 




Credit  tempo.co