Donald Trump (kiri) akan bertemu dengan Kim
Jong-un (kanan) di Pulau Sentosa, Singapura, Senin ini. (Reuters/Kevin
Lamarque and Korea Summit Press Pool/File Photos)
Menurut juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, keduanya akan bertemu untuk pertama kali di Capella Hotel di Pulau Sentosa, Singapura, pada 12 Juni. Hal itu ia umumkan melalui Twitter pada Selasa malam (5/6).
"Kami berterima kasih pada tuan rumah Singapura atas sambutannya," kata Sanders dalam kicauannya.
Delegasi dari AS dan Korut bertemu empat kali pekan lalu di Capella Hotel untuk mengatur logistik pertemuan, berfokus pada persiapan lokasi yang pantas untuk pertemuan bersejarah kelak.
Sanders mengatakan pertemuan pada Senin akan dimulai pada 9.00 waktu setempat.
Bergaya kolonial dengan atap merah, Capella merupakan salah satu hotel bintang lima yang berada di Santosa Island, kawasan dengan sejumlah resor, hotel, dua lapangan golf dan satu tempat hiburan.
|
Para pejabat AS dan Korut sempat mempertimbangkan hotel lain sebagai lokasi potensial untuk menggelar pertemuan tersebut.
Lokasi yang jadi opsi teratas sejak awal adalah hotel Shangri-La, bangunan besar dekat Orchard Road yang bisa mendapatkan pengamanan ketat sembari mempertahankan latar belakang penuh hiasan. Hotel itu digunakan dalam pertemuan bersejarah antara Presiden China Xi Jinping dan pemimpin Taiwan Ma Ying-jeou 2015 lalu.
Delegasi AS, dipimpin oleh Joe Hagin, wakil kepala staf Gedung Putih bidang operasi, bernegosiasi dengan delegasi Korea Utara untuk menentukan lokasi dan waktu pertemuan Trump dan Kim Jong-un, pekan lalu. Sejumlah sumber mengatakan kepada CNN bahwa pihak Korut sangat mengkhawatirkan masalah keamanan.
Pertemuan kerap berlangsung dengan sangat lambat. Para pejabat Korut "sensitif pada perintah," kata salah seorang sumber, dan tim Hagin kesulitan untuk bekerja sama mempresentasikan ide-ide untuk pertemuan kedua pemimpin negara.
|
"Bahkan jika Anda membawa kuda ke air, Anda harus melakukannya dengan bekerja sama," kata sumber tersebut.
Para pejabat Korut di Singapura juga mesti mendapatkan persetujuan para petinggi di Pyongyang untuk hampir setiap detailnya. Hal ini mengakibatkan jeda satu hingga dua hari sebelum mereka bisa mencapai kesepakatan untuk masalah logistik sederhana sekalipun, kata sumber.
Credit cnnindonesia.com