Selasa, 05 Juni 2018

Gedung Putih: Sanksi Keras Masih Diterapkan pada Korut


Gedung Putih: Sanksi Keras Masih Diterapkan pada Korut
Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, mengatakan kebijakan sanksi keras untuk Korea Utara masih berlangsung. (Reuters/Leah Millis)


Jakarta, CB -- Gedung Putih menyatakan kebijakan sanksi kerasnya terhadap Korea Utara masih belum berubah, Senin (4/6), beberapa hari setelah Presiden Donald Trump menyatakan tak ingin lagi menggunakan frasa "tekanan maksimum" untuk mendeskripsikan upayanya menekan Korut agar menghentikan program nuklir.

Setelah bertemu pejabat senior dari Pyongyang di Gedung Putih, Jumat, Trump mengatakan Korea Utara lebih kooperatif dan, meski sanksi lama masih diterapkan, dia tidak akan mengeluarkan hukuman baru untuk saat ini.


Trump mengatakan dirinya tak mau menggunakan istilah "tekanan maksimum" lagi, karena kedua pihak sudah "berhubungan dengan baik."

Ketika ditanya pada Senin soal kelanjutan kampanye "tekanan maksimum", juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, mengatakan "kami masih menerapkan sanksi, dan itu sangat keras dan kami tidak akan mengangkat sanksi itu kecuali Korea Utara mendenuklirisasi."



Pemerintahan Trump mengklaim kampanye "tekanan maksimum" yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa dan negara-negara besar dunia itu membantu membawa Korea Utara ke meja negosiasi untuk menyerahkan senjata nuklirnya.

Dikutip Reuters, Sanders mengatakan persiapan pertemuan Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un berjalan dengan baik. Keduanya secara tentatif direncanakan bertemu pada 9.00 waktu Singapura, 12 Juni.

Trump mengatakan pertemuan yang sempat ia batalkan itu kembali dipersiapkan setelah ia bertemu delegasi Korut membawa surat dari Kim.

Ditanya soal isi surat itu, Sanders menolak membahas secara spesifik, tapi mengatakan "kami rasa situasi terus berkembang dan perkembangan baik telah dicapai."

"Presiden selama ini menerima penjelasan harian soal Korea Utara dari tim keamanan nasionalnya."




Credit  cnnindonesia.com