Minggu, 06 Mei 2018

Robot riset NASA pertama akan pelajari bagian dalam Mars


Robot riset NASA pertama akan pelajari bagian dalam Mars
Tunable Laser Spectrometer, salah satu instrumen analisis sampel Mars pada robot Curiosity milik NASA. ( NASA/JPL-Caltech )



Pangkalan AU Vandenberg, Kalifornia (CB) - Sebuah roket kuat "Atlas 5" siap untuk lepas landas pada Sabtu pagi dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg di Kalifornia, membawa robot pendarat NASA pertama yang dirancang sepenuhnya untuk menjelajahi kedalaman bagian dalam Mars.

Robot riset Mars "InSight" akan diluncurkan dari pantai Kalifornia tengah pada pukul 04.05 pagi waktu setempat (pukul 18.05 WIB), menciptakan tontonan fajar berkilauan dari pesawat antariksa antar-planet pertama AS yang akan diluncurkan di atas Pasifik.

Robot antariksa tersebut akan diterbangkan dari NASA dan Laboratorium Tenaga Dorong Jet (JPL) di atas "Atlas 5" yang memiliki dua tahap, bertingkat 19 dari armada "United Launch Alliance," yang merupakan bagian dari kemitraan "Lockheed Martin" dan "Boeing."

Bagian muatan akan dilepaskan sekitar 90 menit setelah peluncuran pada penerbangan 484 juta kilometer menuju Mars, yang nantinya akan mencapai tujuan dalam enam bulan, mendarat di dataran yang luas dan halus dekat dengan ekuator planet yang disebut "Elysium Planitia."

Bagian muatan tersebut akan menempatkan "InSight" kira-kira 600 kilometer dari lokasi pendaratan robot jelajah Mars seukuran monbil pada 2012, "Curiosity."

Robot antariksa seberat 360 kilogram yang baru tersebut menandai eksplorasi Mars ke-21 yang diluncurkan AS, yang bertepatan dengan misi penerbangan "Mariner" pada 1960-an. Hampir dua puluhan misi Mars lainnya telah diluncurkan negara-negara lain.

Setelah terselesaikan, "InSight" bertenaga surya akan menghabiskan dua tahun - sekitar satu tahun Mars - mengukur kedalaman bagian dalam planet untuk petunjuk bagaimana Mars terbentuk dan, dengan ekstensi, asal-usul Bumi serta planet berbatu lainnya.

Instrumen utama "InSight" adalah seismometer buatan Perancis, yang dirancang untuk mendeteksi getaran sedikit saja dari "marsquakes" (gempa Mars) di planet tersebut. Perangkat yang akan ditempatkan di permukaan lengan robot tersebut, bersifat sangat sensitif sehingga dapat mengukur gelombang seismik hanya satu setengah jari-jari atom hidrogen.

Para ilmuwan berharap untuk melihat puluhan hingga 100 gempa Mars selama misi, menghasilkan data untuk membantu mereka menyimpulkan kedalaman, kepadatan dan komposisi inti planet, mantel berbatu yang mengelilinginya serta lapisan terluar, kerak.

Roket riset "Viking" pada pertengahan 1970-an juga dilengkapi dengan seismometer, tetapi mereka melesat ke puncak pendarat, sebuah desain yang terbukti sangat tidak efektif.

Misi "Apollo" ke bulan membawa seismometer ke permukaan bulan juga, mendeteksi ribuan dampak gempa bulan dan meteorit. Tapi "InSight" diharapkan untuk menghasilkan data bermakna pertama pada gempa seismik planet di luar Bumi.

"InSight" juga akan dilengkapi dengan bor buatan Jerman untuk menggali hingga lima meter di bawah tanah, menarik pengamat suhu yang seperti tali di belakangnya untuk mengukur panas yang mengalir dari dalam planet.

Sementara itu, pemancar khusus pada pendarat akan mengirim

sinyal radio kembali ke Bumi, melacak goncangan rotasi halus Mars untuk mengungkapkan ukuran inti planet dan kemungkinan apakah itu tetap cair.

Menumpang di atas roket yang sama yang meluncurkan "InSight" adalah sepasang satelit miniatur bernama "CubeSats," yang akan terbang ke Mars di jalur mereka sendiri di belakang pendarat pada uji ruang angkasa pertama teknologi itu.


Credit  antaranews.com