Minggu, 06 Mei 2018

Patung Karl Marx Hadiah China untuk Jerman Picu Pro dan Kontra


Patung Karl Marx Hadiah China untuk Jerman Picu Pro dan Kontra
Patung Karl Marx hadiah dari China diresmikan di Kota Trier, Jerman, pada Sabtu (5/5/2018). Kota Trier merupakan tempat kelahiran Bapak Komunisme itu. Foto/REUTERS

TRIER - Patung Karl Marx hadiah dari China diresmikan di Kota Trier, Jerman, yang merupakan kota kelahiran sang pencetus Marxisme tersebut. Namun, peresmian patung pada hari Sabtu itu memicu pro dan kontra.

Kelompok anti-komunisme yang menentang patung Marx menilai pemerintah Kota Trier tak seharusnya menerima hadiah patung setinggi 18 kaki itu. Bagi mereka, sosok Marx telah mengilhami rezim Stalin.

Peresmian patung itu bertepatan dengan ulang tahun ke-200 kelahiran Karl Marx. Karl Marx sang peletak dasar untuk ideologi komunisme merupakan tokoh pencetus gerakan anti-kapitalis.

Patung itu diresmikan di depan orang-orang terkemuka di Kota Trier, termasuk delegasi China dan kepala Partai Sosial Demokrat (AfD) Jerman.

"Kami ingin protes keras terhadap pembukaan patung Marx dan mengangkat suara kami terhadap pemuliaan Marxisme," kata Dieter Dombrowski, presiden Persatuan Korban Kelompok Tirani Komunis.

Dia mengatakan keputusan Trier untuk menerima hadiah dari China adalah tindakan "tidak sopan dan tidak manusiawi" bagi mereka yang menderita di bawah komunisme.

Namun, Partai AfD, yang menikmati dukungan kuat di wilayah-wilayah yang merupakan bekas negara Jerman Timur, menyerukan pawai diam dengan tema "Get Marx off the Pedestal" menyusuri pusat kota Trier.

Marx lahir pada 5 Mei 1818 di kota Jerman barat, yang terletak di dekat perbatasan dengan Luksemburg. Dia mengembangkan teorinya ketika Revolusi Industri semakin cepat.

Karya-karyanya, seperti Manifesto Komunis dan Das Kapital, menjadi materi wajib di negara-negara di bawah rezim komunis. Gagasannya menjadi panutan gerakan revolusioner dari Vladimir Lenin hingga Mao Zedong.

Presiden China Xi Jinping mengatakan Partai Komunis China akan selamanya tetap menjadi "penjaga dan praktisi" Marxisme. Sedangkan pemimpin Vietnam, Tran Dai Quang juga memberi penghormatan kepada Marx.

Tapi, Marx yang dianggap sebagai Bapak Komunisme, diejek di bekas negara Jerman Barat penganut mazhab kapitalis selama Perang Dingin.

Rainer Auts, direktur perusahaan yang dibentuk guna mengawasi pameran untuk  kehidupan, karya, dan warisan Marx, mengatakan bahwa lebih dari seperempat abad setelah reunifikasi, sekarang saatnya untuk memeriksa kembali filsuf yang meninggalkan Jerman sangat terpecah.

"Kami tidak mencari untuk memuliakan atau memfitnahnya. Tapi kami ingin menunjukkannya sebagai orang pada masanya, serta menunjukkan di mana dia mungkin salah," katanya.


Kepala Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan bahwa Marx tidak bertanggung jawab atas semua kekejaman yang harus dijawab oleh pewarisnya.

Menanggapi kritik terhadap penerimaan hadiah patung Karl Marx dari China, Wali Kota Trier Wolfram Leibe mengatakan bahwa patung itu hanya isyarat persahabatan dari China.

"Tidak ada satu pun perusahaan China di Trier. Kami tidak memiliki hubungan ekonomi dengan China dan itu berarti kami membuat keputusan ini secara mandiri. Kami tidak rentan terhadap pemerasan," ujarnya, seperti dikutip Sky News, Minggu (6/5/2018).

Marx meninggal di usia 64 tahun di London karena bronkitis dan radang selaput dada pada bulan Maret 1883. Dia dimakamkan di Makam Highgate.





Credit  sindonews.com