Selasa, 15 Mei 2018

Media Jerman Ungkap Alasan NATO Takut Turki Beli S-400 Rusia


Media Jerman Ungkap Alasan NATO Takut Turki Beli S-400 Rusia
Sistem rudal pertahanan udara S-400 Rusia. Foto/REUTERS


BERLIN - Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO dilaporkan sangat khawatir dengan pembelian sistem rudal pertahanan S-400 Rusia oleh Turki. Musababnya, sistem pertahanan canggih itu bisa jadi "modus" Moskow memata-matai kelemahan jet tempur F-35 yang akan dioperasikan setiap anggota NATO, termasuk Ankara.

Ketakutan atau kekhawatiran NATO ini diulas majalah Jerman, Spiegel. "NATO takut 'mata-mata Moskow' di wilayah negara-negara anggotanya, karena pemeliharaan sistem rudal anti-pesawat S-400 yang dibeli oleh Turki akan memerlukan bantuan Rusia," tulis majalah tersebut dalam laporan edisi 11 Mei 2018.

Aliansi militer yang dipimpin Amerika Serikat (AS) tersebut memiliki kekhawatiran yang besar bahwa Moskow bisa mengakses informasi sensitif, termasuk data pada pesawat tempur multifungsi baru Amerika, F-35.

Ankara sesuai kontrak awal akan memperoleh lebih dari seratus unit pesawat jet tempur siluman generasi kelima tersebut.

Washington telah berusaha untuk membujuk Turki untuk membatalkan kontrak pembelian S-400 Rusia dengan menawarkan sistem rudal MIM-104 buatan AS. Alasannya, S-400 tidak cocok dengan standar NATO. Sayangnya, bujukan Washington sia-sia.

Wakil Menteri Turki untuk Industri Pertahanan (SMM) Ismail Demir mengatakan kepada Anadolu bahwa Rusia akan memasok sistem rudal S-400 ke Ankara dalam jangka waktu yang disepakati.

Moskow dan Ankara menandatangani perjanjian pada Desember 2017, di mana Turki akan mengakuisisi empat sistem rudal pertahanan S-400.Pengiriman awal sistem rudal canggih buatan itu direncanakan berlangsung pada kuartal pertama tahun 2020.

Menteri Pertahanan AS James Mattis belum lama ini menyatakan bahwa pembelian S-400 Rusia oleh Turki menyebabkan "banyak sakit kepala". Sedangkan Kongres AS sedang berusaha memblokir pengiriman jet tempur F-35 untuk Turki.

Pejabat Angkatan Udara AS, Heidi Grant, menyatakan sistem senjata NATO seperti F-35, yang memiliki kemampuan siluman akan menjadi bencana besar bisa datanya yang sensitif bisa diakses pihak non-NATO."Kami perlu melindungi teknologi high-end ini," katanya. 




Credit  sindonews.com