Mogadishu (CB) - Kelompok bersenjata menculik perawat asal
Jerman dari Palang Merah Dunia di ibu kota Somalia, Mogadishu, pada Rabu
malam, kata polisi dan ICRC.
Penculikan dan pembunuhan pekerja bantuan Somalia lazim terjadi di negara Tanduk Afrika itu, tapi jarang menyasar pekerja asing dalam beberapa tahun belakangan karena keamanan membaik.
"Kami mendapat laporan beberapa menit setelah ia diculik dan kami sekarang mencarinya ke seluruh wilayah. Kami berharap akan menemukannya," kata Mayor Polisi Mohamed Hussein kepada Reuters.
Pernyataan ICRC mengatakan bahwa penculikan itu terjadi sekitar pukul 20.00 (24.00 WIB Kamis) pada Rabu.
Perawat itu, Sonja Nientiet, bekerja untuk ICRC sejak 2014 di daerah perang, termasuk Suriah dan Republik Demokratik Kongo.
Pada pekan ini di Mogadishu, ia memberikan pelatihan pertolongan pertama kepada warga setempat, kata ICRC. Ia juga merawat warga Somalia di rumah sakit, klinik kesehatan dan tempat penahanan, kata ICRC.
"Ia menghabiskan hari-harinya merawat orang rentan di Somalia, yang sakit, yang terluka. Ia betul-betul penuh dengan perikemanusiaan," kata Crystal Wells, wanita juru bicara ICRC di Nairobi.
Belum ada pernyataan bertanggung jawab atas penculikan tersebut.
Badan dunia yang bermarkas di Swiss itu, yang bertahun-tahun memberikan bantuan kemanusiaan di Somalia, mengatakan berhubungan dengan berbagai pihak.
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas dalam jumpa pers di ibu kota Ethiopia pada Kamis menyatakan pemerintah tidak bisa menanggapi masalah tersebut.
Petugas badan dunia itu sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa penculik merenggut rekan mereka itu dari dalam markas mereka di Mogadishu dan membawanya keluar melalui pintu belakang, menghindari penjaga keamanan, yang ditempatkan di pintu masuk utama.
Warga mengatakan bahwa daerah tempat penculikan itu terjadi dengan cepat ditutup polisi dan pasukan keamanan lain.
Somalia mengalami kekacauan hukum sejak 1991, ketika panglima perang menggulingkan penguasa Siad Barre dan kemudian saling bertempur. Bentrokan utama bersenjata mereda dalam beberapa tahun belakangan, tapi petempur terkait Al Qaida, al Shabaab, masih secara teratur melancarkan serangan.
Pada Selasa, kelompok bersenjata menembak mati petugas Badan Kesehatan Dunia Somalia di Mogadishu.
Kerabat korban menyebut namanya Maryan Abdullahi dan mengatakan bahwa wanita itu disasar saat mengunjungi pasar Bakar di ibu kota tersebut guna membeli barang-barang untuk pernikahannya pada pekan depan. Alasan penembakan tidak jelas dan kelompok bersenjata itu lari, demikian Reuters.
Penculikan dan pembunuhan pekerja bantuan Somalia lazim terjadi di negara Tanduk Afrika itu, tapi jarang menyasar pekerja asing dalam beberapa tahun belakangan karena keamanan membaik.
"Kami mendapat laporan beberapa menit setelah ia diculik dan kami sekarang mencarinya ke seluruh wilayah. Kami berharap akan menemukannya," kata Mayor Polisi Mohamed Hussein kepada Reuters.
Pernyataan ICRC mengatakan bahwa penculikan itu terjadi sekitar pukul 20.00 (24.00 WIB Kamis) pada Rabu.
Perawat itu, Sonja Nientiet, bekerja untuk ICRC sejak 2014 di daerah perang, termasuk Suriah dan Republik Demokratik Kongo.
Pada pekan ini di Mogadishu, ia memberikan pelatihan pertolongan pertama kepada warga setempat, kata ICRC. Ia juga merawat warga Somalia di rumah sakit, klinik kesehatan dan tempat penahanan, kata ICRC.
"Ia menghabiskan hari-harinya merawat orang rentan di Somalia, yang sakit, yang terluka. Ia betul-betul penuh dengan perikemanusiaan," kata Crystal Wells, wanita juru bicara ICRC di Nairobi.
Belum ada pernyataan bertanggung jawab atas penculikan tersebut.
Badan dunia yang bermarkas di Swiss itu, yang bertahun-tahun memberikan bantuan kemanusiaan di Somalia, mengatakan berhubungan dengan berbagai pihak.
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas dalam jumpa pers di ibu kota Ethiopia pada Kamis menyatakan pemerintah tidak bisa menanggapi masalah tersebut.
Petugas badan dunia itu sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa penculik merenggut rekan mereka itu dari dalam markas mereka di Mogadishu dan membawanya keluar melalui pintu belakang, menghindari penjaga keamanan, yang ditempatkan di pintu masuk utama.
Warga mengatakan bahwa daerah tempat penculikan itu terjadi dengan cepat ditutup polisi dan pasukan keamanan lain.
Somalia mengalami kekacauan hukum sejak 1991, ketika panglima perang menggulingkan penguasa Siad Barre dan kemudian saling bertempur. Bentrokan utama bersenjata mereda dalam beberapa tahun belakangan, tapi petempur terkait Al Qaida, al Shabaab, masih secara teratur melancarkan serangan.
Pada Selasa, kelompok bersenjata menembak mati petugas Badan Kesehatan Dunia Somalia di Mogadishu.
Kerabat korban menyebut namanya Maryan Abdullahi dan mengatakan bahwa wanita itu disasar saat mengunjungi pasar Bakar di ibu kota tersebut guna membeli barang-barang untuk pernikahannya pada pekan depan. Alasan penembakan tidak jelas dan kelompok bersenjata itu lari, demikian Reuters.
Credit antaranews.com