Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif
mengatakan kebijakan luar negeri Amerika telah menyeret Timur Tengah
pada kekacauan. Iran siap memulai kembali program nuklirnya.
(REUTERS/Ahmed Saad)
Jakarta, CB -- Iran menyatakan siap memulai kembali program nuklir pada "skala industri" menyusul keputusan Presiden AS Donald Trump yang meninggalkan kesepakatan untuk mengekang ambisi nuklir negara itu. CNN melaporkan, dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan Jumat (10/5), Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan pihaknya akan memulai diplomasi internasional untuk mencoba menyelamatkan kesepakatan itu.
Pada saat yang sama, Iran akan mempersiapkan diri untuk memulai kembali program pengayaan nuklirnya.
|
Zarif berkomentar saat ribuan warga Iran turun ke jalan dalam demonstrasi terbesar sejak Donald Trump mengumumkan keputusannya untuk membatalkan kesepakatan pada Selasa. Para pengunjuk rasa membakar bendera Amerika serta mencerca AS dan Israel usai salat Jumat di Teheran.
Dalam pernyataannya, Zarif menuding Trump bodoh dan mengatakan kebijakan luar negeri Amerika telah "menyeret Timur Tengah ke dalam kekacauan."
Dia mengatakan Iran akan berusaha menyelamatkan kesepakatan nuklir melalui negosiasi dengan negara-negara Eropa yang ikut menandatangani kesepakatan tersebut. Zarif akan bertemu dengan perwakilan dari Jerman, Prancis dan Inggris di Brussels pada Selasa.
|
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan keputusan AS untuk menarik diri dari kesepakatan itu merupakan pukulan serius. Saat berbicara pada konferensi Hari Katolik di Muenster, Merkel mengatakan akan sulit menjaga kesepakatan, mengingat "kekuatan ekonomi besar telah pergi".
"Kami berharap kami bisa, tetapi ada banyak hal yang berperan dalam hal ini," katanya. "Kami harus mendiskusikannya dengan Iran."
Presiden AS Donald Trump membatalkan kesepakatan nuklir dengan Iran. (REUTERS/Jonathan Ernst)
|
Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk penyerangan dan menyebutnya sebagai "pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan negara."
Pada Kamis lalu, Israel mengklaim telah menyerang hampir semua kekuatan militer Iran di Suriah melalui serangan roket ke Dataran Tinggi Golan, wilayah yang dianeksasi Israel pada tahun 1981.
|
Belum ada pernyataan resmi pemerintah Iran bahwa mereka bertanggung jawab atas serangan terhadap Dataran Tinggi Golan. Selain itu juga belum ada pengakuan bahwa kehadiran militer Iran di Suriah dipengaruhi oleh serangan Israel.
Di Iran, berita terkait pertempuran dilaporkan sebagai konflik antara Suriah dan Israel. Namun tidak disebutkan soal keterlibatan aset militer Iran di Suriah, yang telah lama ikut menopang rezim Presiden Bashar al-Assad.
Zarif menuduh AS dan sekutu-sekutunya mengobarkan kerusuhan di Timur Tengah, "mengubah kawasan kita menjadi tong bubuk melalui penjualan ratusan miliar dolar persenjataan canggih yang tak berguna."
Credit cnnindonesia.com