Senin, 21 Mei 2018

Eropa, Cina dan Rusia Bahas Kesepakatan Baru untuk Iran


Instalasi Nuklir Iran
Instalasi Nuklir Iran
Foto: AP

Perjanjian baru ini diharapkan dapat menyelamatkan kesepakatan nuklir Iran pada 2015



CB, BERLIN -- Para diplomat Eropa, Cina dan Rusia sedang membahas sebuah perjanjian baru untuk membantu keuangan Iran. Sebuah surat kabar Jerman welt am Sonntag melaporkan pada Ahad (20/5) perjanjian baru ini diharapkan dapat menyelamatkan kesepakatan nuklir Iran pada 2015.

Para pejabat ini akan bertemu di Wina pekan depan di bawah pimpinan diplomat senior Uni Eropa Helga Schmid. Mereka akan membahas langkah selanjutnya setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran.

"Jerman, Prancis, Inggris, Rusia dan Cina akan berpartisipasi dalam pertemuan itu, tetapi Amerika Serikat tidak akan," ujar seorang diplomat senior Uni Eropa.

Namun masih belum jelas apakah Iran akan ikut berpartisipasi dalam pertemuan itu. Menurut surat kabar tersebut, perjanjian baru dimaksudkan untuk mempertahankan ketentuan nuklir dan mengekang upaya pengembangan rudal balistik dan kegiatan Teheran di kawasan tersebut.

Ini dinilai dapat membantu meyakinkan Trump untuk mencabut sanksi terhadap Iran. "Kami harus melepaskan diri dari nama 'perjanjian nuklir Wina' dan menambahkan beberapa elemen tambahan. Hanya itu yang akan meyakinkan Presiden Trump untuk menyetujui dan mencabut sanksi lagi," kata surat kabar itu mengutip seorang diplomat senior Uni Eropa.

Perjanjian baru ini juga dapat mencakup bantuan keuangan untuk Iran senilai miliaran dolar AS. Ini sejalan dengan kesepakatan Uni Eropa yang memberikan bantuan kepada Turki untuk menampung jutaan migran dan menutup perbatasannya.

Kesepakatan ini membantu mengakhiri krisis migran 2015.Tidak ada  komentar langsung dari kementerian luar negeri Jerman.

Kepala energi Uni Eropa berusaha untuk meyakinkan Iran pada Sabtu bahwa Uni Eropa tetap berkomitmen untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir, dan memperkuat perdagangan dengan Teheran.

Para pejabat Uni Eropa, Jerman dan negara-negara lain yang tetap berkomitmen pada kesepakatan itu mengaku akan terus berupaya melestarikan kesepakatan itu. Menurut negara-negara tersebut, jika Uni Eropa gagal menyelamatkan kesepakatan itu maka akan terjadi bencana.

Iran telah berjuang untuk memperoleh keuntungan finansial dari kesepakatan itu. Namun karena masih ada sanksi AS yang sepihak atas program rudalnya maka menghalangi para investor besar Barat untik melakukan bisnis dengan Teheran.

Dengan adanya sanksi AS ini maka akan sulit bagi perusahaan-perusahaan Eropa untuk berbisnis di Teheran. Kekuatan Iran dan Eropa telah membuat awal yang baik dalam upaya untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir Iran.

Namun Menteri Luar Negeri Iran Mohammed Javad Zarif mengatakan upaya Eropa dan Iran sangat bergantung pada hal yang terjadi dalam beberapa pekan ke depan.

Berdasarkan kesepakatan 2015, Iran setuju untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sebagian besar sanksi Barat. Salah satu keluhan utama dari pemerintahan Trump adalah perjanjian itu tidak mencakup program rudal Iran atau dukungannya bagi kelompok-kelompok bersenjata di Timur Tengah yang dianggap Barat sebagai teroris.





Credit  republika.co.id