Jumat, 11 Mei 2018

Alasan Tito Kerahkan 1.000 Polisi Kepung Napi di Mako Brimob


Alasan Tito Kerahkan 1.000 Polisi Kepung Napi di Mako Brimob
Kapolri Tito Karnavian mengatakan jumlah petugas yang mengepung sekitar 155 napi teroris di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, mencapai 1000 personel. (REUTERS/Darren Whiteside)


Jakarta, CB -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan jumlah petugas yang mengepung sekitar 155 napi teroris di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, mencapai 1.000 personel.

"Jumlah anggota yang mengepung 800 sampai 1.000 saya kira itu cukup, karena anggota kami paham tempat ini," kata Tito usai meninjau lokasi kejadian sekitar pukul 18.00 WIB, Kamis (10/5).




Kerusuhan yang dilakukan napi teroris itu terjadi sejak Selasa (8/5) malam. Tito mengungkapkan meski dirinya berada di Yordania, ia tetap mendapatkan informasi terkait kerusuhan berujung penyanderaan petugas dari Wakapolri Syafruddin yang memimpin operasi penanggulangan.


Saat itu para napi merampas senjata dari ruangan anggota tim pemberkasan. Kemudian, lanjut Tito, dirinya menginstruksikan agar dilakukan pembatasan area aman di lokasi konflik karena di dalam sel itu terdapat 155 narapidana teroris.

"Saya memberikan instruksi untuk dilakukan perimeter, artinya pengepungan dengan kekuatan sangat besar. Saya dengar di dalam ada 155 orang, dan ada satu bayi di sana, anggota yang disandera masih ada satu yang hidup," kata Tito.

Insiden ricuh di Mako Brimob sendiri berakhir setelah 36 jam yakni sekitar pukul 07.15 WIB, Kamis (10/5) setelah para napi menyerahkan diri.




Total 156 napi terlibat dalam insiden penyanderaan tersebut dengan menguasai tiga dari enam blok yang ada di Mako Brimob, yaitu Blok A, B, dan C.

Dari 155 narapidana, 145 dibawa ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, sementara 10 ditahan untuk kepentingan penyelidikan.

Dalam kerusuhan tersebut, terdapat lima petugas kepolisian yang tewas. Sementara di pihak napi ada seorang yang tewas.



Credit  cnnindonesia.com