"Ini adalah senjata mutakhir, yaitu rudal jarak jauh hipersonik yang mampu mengatasi rudal pertahanan udara. Itu tak terkalahkan, memiliki kekuatan tempur dan potensi yang serius. MIG-31 adalah pesawat induknya sebagai jet yang paling cocok untuk mempercepat rudal ini pada kecepatan yang dibutuhkan," katanya.
"Untuk mendukung bahwa itu bukan sesuatu yang eksotis, (saya akan mengatakan) hari ini sepuluh jet telah melakukan tugas uji coba dan siap digunakan tergantung pada situasi," ujar Borisov yang dikutip kantor berita TASS, Minggu (6/5/2018).
Proyek dari platform rudal hipersonik Kinzhal diluncurkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidato kenegaraan di Majelis Federal pada tanggal 1 Maret 2018.
Menurut Putin, misil Kinzhal bisa terbang lebih dari 10 kali kecepatan suara, mampu melakukan manuver dan mengatasi sistem pertahanan pertahanan anti-balistik dan sistem pertahanan udara yang ada dan di masa depan. Sejak 1 Desember 2017, sistem rudal hipersonik Kinzhal telah menjalani uji terbang dan tes tempur.
Awalnya, MiG-31BM menjadi pesawat jet tempur yang diandalkan untuk membawa sistem rudal hipersonik Kinzhal. Namun, belakangan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan bahwa MiG-31K telah dipilih sebagai pembawa rudal hipersonik tersebut.
Rudal hipersonik yang mampu membawa hulu ledak nuklir itu akan ikut pamerkan dalam parade militer Victory Day pada 9 Mei nanti. Borisov juga mengatakan bahwa sistem senjata tempur laser peresvet kemungkinan ikut ditampilkan dalam parade militer.
Namun, senjata laser itu butuh waktu sekitar tiga tahun lagi untuk siap digunakan dalam peretempuran. "Saya pikir itu mungkin dalam dua atau tiga tahun, karena pekerjaan sedang dilakukan untuk meng-upgrade kompleks. Jika hari ini membutuhkan lebih banyak kendaraan pendukung, itu akan sangat bisa segera. Mungkin, kami akan menunjukkannya kepada publik juga," kata Borisov.
Credit sindonews.com