Minggu, 06 Mei 2018

Hadapi Rusia, AS Bangkitkan Armada Perang Dingin di Atlantik



Hadapi Rusia, AS Bangkitkan Armada Perang Dingin di Atlantik 
 Armada angkatan laut AS yang eksis pada era Perang Dingin akan kembali diaktifkan setelah sempat dibekukan pada 2011 silam demi menghadapi tantangan Rusia. (Ilustrasi/Ron Reeves via Wikimedia (CC-PD-Mark))
 
 
 
Jakarta, CB -- Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) akan 'membangkitkan' kembali armada kedua (US 2nd Fleet) yang telah dinonaktifkan pada 2011 silam. Armada yang eksis di era perang dingin itu akan berpatroli di kawasan Atlantik Utara untuk mengatasi ancaman Rusia.

Kepala Operasi Angkatan Laut AS, Laksamana John Richardson mengumumkan kebangkitan 2nd Fleet dalam sebuah upacara di Norfolk, Virginia, Jumat (4/5) waktu setempat.

"Strategi pertahanan nasional kita membuat jelas bahwa kita akan kembali dalam sebuah era di mana kompetisi kekuatan besar untuk menjamin keamanan lngkungan berlanjut dan berkembang lebih menantang serta kompleks," ujar Richardson.


"Itulah alasannya hari ini, kita membangkitkan 2nd Fleet untuk menghadapi tantangan-tantangan ini, terutama di Atlantik Utara," imbuhnya.


Sebelumnya, AS mematisurikan 2nd Fleet pada 2011 silam demi penghematan anggaran. Saat armada yang sudah ada sejak dekade 1950an ini dibekukan, semua awaknya disebar ke sejumlah kesatuan di Angkatan Laut AS.

Richardson menyatakan instruksi komando baru bagi 2nd Fleet adalah di sepanjang pantai timur AS, termasuk kawasan Atlantik utara.

Sebelum dibekukan, 2nd Fleet memegang peranan penting di masa Perang Dingin. Selain menjaga kawasan Atlantik utara, armada ini pun mendukung kapal-kapal laut AS di Laut Mediterania.

Merujuk pada USNI News, komando 2nd Fleet akan mulai beroperasi pada 1 Juli mendatang. Disebutkan armada ini akan berkekuatan awal setidaknya 256 personel.

Terkait Rusia yang disebut sebagai alasan Amerika Serikat membangkitkan kembali 2nd Fleet, pada Januari lalu Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengatakan Amerika Serikat sedang menghadapi ancaman dari negara tersebut dan juga China.



Credit   cnnindonesia.com