Senin, 19 Maret 2018

Rusia Usir 23 Diplomat Inggris dan Tutup British Council


Rusia Usir 23 Diplomat Inggris dan Tutup British Council
Presiden Rusia Vladimir Vladimirovich Putin. Foto/REUTERS/File Photo


MOSKOW - Rusia mulai melakukan pembalasan atas tindakan Inggris. Moskow pada hari Sabtu (17/3/2018) mengumumkan pengusiran 23 diplomat London dan menutup British Council.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan 23 diplomat Inggris harus hengkang dalam waktu seminggu. Menurut kementerian itu, keputusan ini sebagai balasan atas tindakan provokatif dan tuduhan tidak beralasan di Inggris terkait tuduhan bahwa Moskow mendalangi serangan racun saraf terhadap mantan agen ganda Sergei Skripal di Salisbury, Inggris selatan.

Kementerian itu juga telah memanggil Duta Besar Inggris untuk Rusia, Laurie Bristow, di mana dia diberitahu tentang tanggapan Moskow terhadap perilaku London.

Dalam sebuah pernyataan, kementerian tersebut mengatakan bahwa 23 pegawai kedutaan besar Inggris di Moskow telah dinyatakan sebagai persona non-grata dan harus pergi dalam tempo seminggu.

Operasi British Council, sebuah organisasi kebudayaan Inggris di Rusia, dihentikan hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Tak hanya itu, Moskow juga mencabut kesepakatannya mengenai pembukaan dan operasional Konsulat Jenderal Inggris di Saint Petersburg karena perbedaan jumlah fasilitas konsulat kedua negara.

"Pihak Inggris telah memperingatkan bahwa jika langkah lebih lanjut dari sifat tidak bersahabat terhadap Rusia diterapkan, pihak Rusia berhak mengambil tindakan respons lainnya," bunyi pernyataan kementerian itu seperti dikutip Russia Today.

London sebelumnya memerintahkan 23 diplomat Rusia untuk meninggalkan Inggris pada 20 Maret 2018. Perintah itu juga berlaku untuk anggota keluarga para diplomat.

Menurut Duta Besar Rusia untuk Inggris Alexander Yakovenko, sekitar 80 orang akan dicabut hak tinggalnya dari negara tersebut.

Pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin secara pribadi memerintahkan serangan racun saraf kepada Skripal dan putrinya, Yulia Skripal yang statusnya dilindungi Inggris.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyebut tuduhan itu mengejutkan dan tidak dapat dimaafkan.

"Cepat atau lambat pihak Inggris harus menunjukkan beberapa bukti komprehensif (keterlibatan Rusia), setidaknya, kepada rekan mereka (Prancis, Amerika Serikat, Jerman), yang menyatakan solidaritas dengan London dalam situasi ini," kata Peskov.

Moskow telah berulang kali menawarkan kerja sama penuh dalam menyelidiki insiden serangan racun sarag, yang menurut London serangan itu melibatkan racun saraf era Soviet yang dikenal dengan nama Novichok. 

Kedua negara yang berseteru ini adalah anggota Organisasi Larangan Senjata Kimia (OPCW), yang berarti bahwa London berkewajiban untuk memasukkan Moskow ke dalam penyelidikan.

Skripal adalah mantan agen mata-mata Rusia yang pernah dihukum Kremlin karena berkhianat kepada Inggris dengan menjadi agen ganda. Dia dibebaskan atau diampuni tahun 2010 melalui kesepakatan tukar tahanan mata-mata antara Rusia dan Barat.

Sejak itu, Skripal dan keluarganya dilindungi oleh Inggris. Dia dan putrinya sampai saat ini dilaporkan kritis di rumah sakit setelah terpapar racun saraf di wilayah Salisbury, Inggris selatan, beberapa waktu lalu.



Credit  sindonews.com