Selasa, 20 Maret 2018

Washington Ungkap Kekuatan Nuklir Dunia, AS dan Israel Tak Disebut


Washington Ungkap Kekuatan Nuklir Dunia, AS dan Israel Tak Disebut
Rudal balistik antarbenua berhulu ledak nuklir Amerika Serikat di Malmstrom Air Force Base, Montana. Foto/US Air Force/REUTERS


WASHINGTON - Washington merilis laporan "Global Nuclear Landscape 2018" yang diterbitkan oleh Badan Intelijen Pertahanan (DIA) AS. Dalam laporan itu, DIA hanya fokus pada Rusia, China, dan Korea Utara sebagai kekuatan nuklir dunia dan melupakan enam negara lain, termasuk Israel dan AS sendiri.

Laporan setebal 36 halaman dibagi menjadi tiga bagian; satu fokus pada Rusia, satu di China dan yang ketiga fokus pada  Korea Utara. Halaman pertama dari laporan selektif yang aneh tersebut menampilkan sebuah foto pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Sepanjang laporan, tidak ada penyebutan signifikan dari enam kekuatan nuklir dunia yang lain seperti Israel, Inggris, Amerika Serikat, India, Prancis dan Pakistan. Pengabaian yang mencolok itu diperhatikan oleh Hans Kristensen, peneliti Federasi Ilmuwan Amerika (FAS) dan direktur Proyek Informasi Nuklir.

"Laporan baru DIA 'Global Nuclear Landscape 2018' mengabaikan 6 dari 9 negara bersenjata nuklir di dunia dan menawarkan sedikit, jika ada. Intelijen DIA (fokus) pada tiga yang dijelaskannya," tulis Kristensen via akun Twitter-nya, @nukestrat yang dikutip Selasa (20/3/2018).

Kristensen lantas memberikan link data negara-negara bersenjata nuklir secara lengkap dengan me-mention tweet DIA.

Laporan DIA juga menyebutkan Iran, Libya dan Suriah memiliki program dan kemampuan untuk membuat senjata nuklir, padahal  tidak satu pun dari negara-negara tersebut saat ini memiliki senjata nuklir.

Laporan itu menyatakan bahwa sejak berakhirnya Perang Dingin dan pengurangan stok senjata nukliir Rusia dan Amerika telah meningkat. Namun, DIA juga mengakui ada persediaan senjata-senjata baru dan modernisasi senjata tua."Ambang batas penggunaan juga berpotensi diturunkan," kata DIA dalam laporannya.

Setiap penggunaan senjata nuklir di masa depan kemungkinan akan membawa perubahan geopolitik yang signifikan ketika negara berusaha memperkuat aliansi keamanan mereka sementara yang lain akan mendorong lebih kuat untuk perlucutan senjata nuklir global. 




Credit  sindonews.com