CB, Jakarta - Pejabat tinggi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB menemukan ciri dari rudal yang ditembakkan ke Arab Saudi
oleh milisi Houthi di Yaman tampaknya memiliki asal usul yang sama.
Dan, tim investigasi PBB juga masih menyelidiki klaim Amerika Serikat
dan Arab Saudi bahwa rudal itu disediakan Iran.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dalam laporan 2 tahunannya mengenai penerapan sanksi dan pembatasan kepada Iran menuliskan tim PBB melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk memeriksa puing-puing rudal yang ditembakkan pada 22 Juli dan 4 November 2017.
"Tim PBB menemukan bahwa rudal memiliki ciri struktural dan manufaktur serupa yang menunjukkan asal usul yang sama," kata Guterres dalam laporan Jumat kepada Dewan Keamanan PBB, seperti yang dilansir Reuters pada Sabtu, 9 Desember 2017 waktu setempat.
Laporan Guterres juga mengatakan pejabat PBB melihat tiga komponen, yang oleh pihak berwenang Arab Saudi disebut berasal dari rudal yang ditembakkan pada 4 November 2017. Komponen itu terdapat cetakan logo serupa dengan Grup Industri Shahid Bagheri, yang merupakan sebuah perusahaan yang masuk daftar hitam PBB.
"Pejabat itu masih menganalisis informasi yang dikumpulkan dan akan melapor kembali ke Dewan Keamanan," tulis Guterres.
Koalisi pimpinan-Saudi menggunakan serangan rudal 4 November untuk membenarkan blokade Yaman selama beberapa minggu. Koaalisi ini mengatakan blokade diperlukan untuk membendung aliran senjata ke Houthi dari Iran.
Meski blokade itu mulai dikurangi, situasi Yaman tetap mengerikan. Sekitar 8 juta orang berada di ambang kelaparan, dengan wabah kolera dan difteri.
Sebuah laporan terpisah ke Dewan Keamanan pada bulan lalu oleh sebuah panel ahli independen yang memonitor sanksi yang diberlakukan di Yaman menemukan empat rudal yang ditembakkan tahun ini ke Arab Saudi tampaknya telah dirancang dan diproduksi oleh Iran.
Namun, panel itu mengatakan pihaknya belum memiliki bukti mengenai identitas broker atau pemasok rudal itu.
Laporan itumuncul di tengah seruan Amerika Serikat agar Iran bertanggung jawab atas pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB di Yaman dan memasok senjata ke Houthi.
Iran membantah memasok senjata untuk Houthi dengan mengatakan tuduhan Amerika dan Arab Saudi tidak berdasar.
Pasukan yang dipimpin Arab Saudi, yang mendukung pemerintah Yaman, telah memerangi milisi Houthi yang bersekutu dengan Iran dalam perang sipil Yaman selama lebih dari 3 tahun.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dalam laporan 2 tahunannya mengenai penerapan sanksi dan pembatasan kepada Iran menuliskan tim PBB melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk memeriksa puing-puing rudal yang ditembakkan pada 22 Juli dan 4 November 2017.
"Tim PBB menemukan bahwa rudal memiliki ciri struktural dan manufaktur serupa yang menunjukkan asal usul yang sama," kata Guterres dalam laporan Jumat kepada Dewan Keamanan PBB, seperti yang dilansir Reuters pada Sabtu, 9 Desember 2017 waktu setempat.
Laporan Guterres juga mengatakan pejabat PBB melihat tiga komponen, yang oleh pihak berwenang Arab Saudi disebut berasal dari rudal yang ditembakkan pada 4 November 2017. Komponen itu terdapat cetakan logo serupa dengan Grup Industri Shahid Bagheri, yang merupakan sebuah perusahaan yang masuk daftar hitam PBB.
"Pejabat itu masih menganalisis informasi yang dikumpulkan dan akan melapor kembali ke Dewan Keamanan," tulis Guterres.
Koalisi pimpinan-Saudi menggunakan serangan rudal 4 November untuk membenarkan blokade Yaman selama beberapa minggu. Koaalisi ini mengatakan blokade diperlukan untuk membendung aliran senjata ke Houthi dari Iran.
Meski blokade itu mulai dikurangi, situasi Yaman tetap mengerikan. Sekitar 8 juta orang berada di ambang kelaparan, dengan wabah kolera dan difteri.
Sebuah laporan terpisah ke Dewan Keamanan pada bulan lalu oleh sebuah panel ahli independen yang memonitor sanksi yang diberlakukan di Yaman menemukan empat rudal yang ditembakkan tahun ini ke Arab Saudi tampaknya telah dirancang dan diproduksi oleh Iran.
Namun, panel itu mengatakan pihaknya belum memiliki bukti mengenai identitas broker atau pemasok rudal itu.
Laporan itumuncul di tengah seruan Amerika Serikat agar Iran bertanggung jawab atas pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB di Yaman dan memasok senjata ke Houthi.
Iran membantah memasok senjata untuk Houthi dengan mengatakan tuduhan Amerika dan Arab Saudi tidak berdasar.
Pasukan yang dipimpin Arab Saudi, yang mendukung pemerintah Yaman, telah memerangi milisi Houthi yang bersekutu dengan Iran dalam perang sipil Yaman selama lebih dari 3 tahun.
Credit TEMPO.CO