Rabu, 04 Oktober 2017

Protes Serangan Sonik, AS Usir 15 Diplomat Kuba

 
Protes Serangan Sonik, AS Usir 15 Diplomat Kuba 
Menlu AS Rex Tillerson mengusir 15 diplomat Kuba karena serangan sonik di Kedubes AS di Havana. (Reuters/Yuri Gripas/File Photo)

Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintahan Donald Trump mengusir 15 diplomat Kuba untuk memprotes "serangan" kesehatan misterius yang terjadi di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Havana.

Menteri Luar Negeri Rex Tillerson mengatakan pengusiran dari Kedutaan Besar Kuba di Washington juga ditujukan untuk memastikan "keseimbangan" dalam jumlah staf, setelah dia memanggil kembali lebih dari separuh personel diplomatik AS di Havana, Jumat lalu.

Menlu Kuba Bruno Rodriguez mengecam keputusan itu sebagai tindakan yang "tidak bisa dibenarkan," menuding Amerika Serikat tidak cukup bekerja sama dengan investigasi Kuba terkait insiden kesehatan tersebut dan meminta Washington berhenti mempolitisir masalah.


Langkah yang diambil oleh pemerintahan Partai Republik ini menjadi pukulan teranyar bagi capaian Presiden Barack Obama yang berasal dari partai Demokrat. Pendahulu Trump itu mempunyai kebijakan untuk memperbaiki hubungan dengan Kuba yang biasanya diselimuti saling curiga dan benci.

Pergerakan terbaru AS ini disampaikan oleh Duta Besar Kuba Jose Ramon Cabanas pada Selasa waktu setempat (3/10), dan para diplomat diberikan waktu tujuh hari untuk meninggalkan kedubes, kata seorang pejabat yang enggan disebutkan namanya.

"Hingga pemerintah Kuba bisa memastikan keamanan diplomat kami di Kuba, kedutaan besar kami akan dikurangi hingga hanya menyisakan personel darurat untuk mengurangi jumlah diplomat yang berisiko terdampak," kata Tillerson dalam pernyataan yang dikutip Reuters.

"Kami terus mempertahankan hubungan diplomatik dengan Kuba, dan akan terus bekerja sama dengan Kuba sembari mengejar investigasi terhadap serangan ini."

Amerika Serikat mengumumkan pemangkasan keberadaan diplomatiknya dikuba sekaligus memperingatkan warga AS agar tidak mengunjungi negara yang menjadi musuhnya dalam perang dingin itu.

Sebanyak 22 personel diplomatik AS yang terkena serangan itu di antaranya mengalami gangguan pendengaran, pening dan kelelahan. Sejumlah media melaporkan mereka terkena dampak senjata sonik.

Kemlu AS menyataka kedubes menghentikan sementara operasi visa reguler bagi warga Kuba yang ingin mengunjungi Amerika dan hanya akan menawarkan layanan darurat bagi warga Amerika Serikat.

Kuba menampik terlibat dalam serangan apapun dan menyatakan telah meningkatkan keamanan untuk para personel diplomatik AS.


Credit  cnnindonesia.com