Senin, 25 September 2017

Iran Tes Rudal yang Bisa Jangkau Israel, Ini Reaksi Tel Aviv



Iran Tes Rudal yang Bisa Jangkau Israel, Ini Reaksi Tel Aviv
Rudal Khoramshahr Iran dipamerkan dalam parade militer di Teheran, Jumat (22/9/2017). Foto/NBC News



TEL AVIV - Pemerintah Tel Aviv merespons uji tembak rudal balistik jarak menengah Iran yang bisa menjangkau Israel. Pemerintah negeri Yahudi itu menganggap Teheran melakukan provokasi terhadap Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.

Kecaman Tel Aviv disampaikan Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman. Stasiun televisi pemerintah Iran mengumumkan, rudal Khoramshahr yang diuji coba memiliki jarak tempuh 2.000 km.

Sekadar diketahui, jarak udara Iran dan Israel adalah 1.789 km. Dengan demikian, rudal Khoramshahr Iran yang mampu membawa hulu ledak bisa menjadi ancaman bagi Tel Aviv.

”Peluncuran rudal Iran ini merupakan tindakan provokasi dan perlawanan terhadap Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, dan juga upaya untuk mengujinya,” kata Lieberman.

“Juga merupakan bukti lebih lanjut aspirasi Iran untuk menjadi kekuatan dunia yang mengancam tidak hanya Timur Tengah, tapi juga semua negara di dunia yang bebas,” lanjut dia, seperti dikutip Reuters, Minggu (24/9/2017).

Dia memperingatkan bahaya jika rudal balistik Teheran itu suatu saat membawa hulu ledak nuklir.

”Bayangkan apa yang akan terjadi jika Iran mendapatkan senjata nuklir, sesuatu yang berusaha dilakukannya. Kita tidak boleh membiarkan ini terjadi,” katanya.

Pemerintah Iran mengatakan pada hari Sabtu bahwa pihaknya akan terus mengembangkan persenjataannya, meski ada tekanan AS untuk berhenti.

AS telah memberlakukan sanksi sepihak terhadap Iran dengan tuduhan tes rudalnya melanggar resolusi PBB, di mana Teheran diminta untuk tidak melakukan kegiatan yang berkaitan dengan rudal yang mampu mengirimkan senjata nuklir. Iran sendiri menegaskan bahwa militernya tidak memiliki rencana semacam itu.

Rudal Khorramshahr pertama kali ditampilkan pada sebuah parade militer pada hari Jumat, di mana Presiden Hassan Rouhani mengatakan bahwa Iran akan memperkuat kemampuan rudalnya. Belum jelas kapan tes senjata itu dijalankan, namun seorang komandan Garda Revolusi mengklaim tes berlangsung pada hari Jumat lalu.

Selain Israel, Inggris juga menyuarakan kekhawatiran tentang tindakan Iran. ”Sangat prihatin dengan laporan uji coba rudal Iran, yang tidak sesuai dengan resolusi PBB 2231. Menyerukan Iran untuk menghentikan tindakan provokatif,” tulis Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson di Twitter.


Credit  sindonews.com


Iran uji rudal baru


Iran uji rudal baru
Arsip Foto. Rudal balistik milik Iran diluncurkan saat pengujian di wilayah tak diketahui, Minggu (11/10). (REUTERS/Farsnews.com/Handout via Reuters )



Teheran (CB) - Iran pada Sabtu (23/9) menyatakan telah berhasil menguji coba rudal jarak menengah baru, menentang peringatan dari Washington untuk menghentikan kesepakatan penting mengenai masalah ini.

Stasiun televisi pemerintah Iran menyiarkan rekaman peluncuran rudal Khoramshahr, yang pertama kali ditampilkan dalam sebuah parade militer di Teheran pada Jumat.

Televisi pemerintah dalam siarannya tidak menyebut tanggal pasti dari uji coba itu meski para pejabat mengatakan pada Jumat bahwa rudal itu akan "segera" diuji coba.

Peluncuran rudal Iran sebelumnya telah memicu sanksi dan tuduhan Amerika Serikat (AS) bahwa mereka melanggar semangat kesepakatan nuklir 2015 antara Teheran dan negara-negara kuat lainnya.

Presiden Donald Trump mengancam membatalkan kesepakatan nuklir tersebut, mengatakan bahwa program rudal Iran dapat memberikan pengetahuan teknis untuk sistem pengiriman hulu ledak nuklir ketika apa yang disebut sebagai sunset clause dalam kesepakatan itu berakhir pada 2025.

Dia akan melapor ke Kongres pada 15 Oktober mengenai apakah dia yakin Iran mematuhi kesepakatan nuklir atau tidak.

Bila dia memutuskan bahwa dia tidak yakin, maka itu bisa membuka jalan bagi sanksi baru AS dan mungkin berakhirnya kesepakatan tersebut.

Trump pada Rabu mengatakan bahwa dia sudah membuat keputusan, tetapi belum siap untuk mengungkapkannya menurut siaran kantor berita AFP.




Credit  antaranews.com