Selasa, 17 Maret 2015

Rakyat Krimea Enggan Bergabung Kembali dengan Ukraina


Rakyat Krimea Enggan Bergabung Kembali dengan Ukraina
Perdana Menteri Krimea Sergey Aksyonov menyanyikan lagu kebangsaan Rusia dalam pertemuan memperingati setahun aneksasi Krimea oleh Rusia (Foto : Reuters) 

SEVASTOPOL  (CB) - Menjelang peringatan setahun aneksasi Krimea oleh Rusia dari tangan Ukraina, sebuah wawancara dengan Perdana Menteri Krimea menyatakan rakyat Krimea telah berada di tempat yang tepat, bersama dengan Rusia.

Pada 18 Maret 2014, Krimea secara resmi bergabung dengan Rusia meskipun berbagai kritik yang menentang dan sanksi internasional ditujukan kepada Rusia. Negara-negara barat menganggap langkah Rusia adalah sebuah agresi, namun Rusia menyatakan Krimea secara historis merupakan bagian dari Rusia dan tidak ada pelanggaran dalam prosesnya.

Warga Krimea sendiri tampaknya tidak ingin kembali bergabung kembali dengan Ukraina dan memilih untuk bersama dengan Rusia. Perdana Menteri Krimea Sergey Aksyonov dalam wawancara dengan BBC mengatakan bahwa bergabungnya Krimea dengan Rusia bukanlah sebuah paksaan, melainkan sebuah tindakan yang berdasarkan demokrasi.

“(Bergabungnya Krimea ke Rusia) adalah sebuah pilihan dari rakyat Krimea. Tidak ada yang dapat terjadi tanpa dukungan dari penduduk lokal. Oleh karena itu, hal ini bukanlah sebuah agresi, melainkan sebuah tindakan demokrasi yang nyata,” kata PM Aksyonov, yang dikutip BBC pada Selasa (17/3/2015).
Dia menambahkan pendapat negara-negara barat mengenai tindakan Rusia yang menganeksasi Krimea adalah sebuah kesalahpahaman.

“Hal ini adalah kesalahan dan kesalahpahaman dari para pemimpin barat. Orang-orang disesatkan oleh media dan tidak dapat menggambarkan dengan benar apa yang sebenarnya terjadi di Krimea tahun lalu.
Aksyonov membela tindakan Presiden Putin yang menurutnya dihadapkan pada dua pilihan, yaitu menyelamatkan rakyat Krimea atau meninggalkan mereka kepada nasionalis Ukraina, dan Putin mengambil keputusan yang tepat. Dia juga menolak tuduhan bahwa Putin telah lama mengincar Krimea dengan menyusun kudeta di Ukraina seperti yang telah dilaporkan media barat.

“Saya percaya, keputusan (Rusia untuk menganeksasi Krimea) adalah keputusan yang benar. Keputusan ini tidak diambil sebelum tahun baru, tidak ada yang mencampuri politik internal Ukraina,” tutupnya.
Pengambilalihan Krimea merupakan sebuah peristiwa yang relatif damai dan tanpa melalui pertumpahan darah. Meskipun, dalam dokumenter yang disiarkan televisi Rusia telah mengungkapkan kesiapan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menggunakan senjata nuklir di Krimea karena merasa keselamatan warga Rusia di Krimea terancam.


Credit  Okezone