Perubahan iklim bisa menyebabkan 100 juta orang hidup dalam kemiskinan di 2030
CB,
POLANDIA -- Bank Dunia menyatakan akan menggelontorkan 200 miliar dolar
AS dalam investasi bagi aksi perubahan iklim untuk periode 2021-2025.
Hal tersebut diucapkan Direktur Senior Bank Dunia untuk Perubahan Iklim
John Roomedalam pertemuan puncak iklim PBB sekitar 200 negara di
Polandia, pada Senin (3/12).
John Roome mengatakan
hal itu dilakukan demi target yang terus meningkat secara signifikan
dalam mengatasi perubahan iklim. Selain itu juga mengirim sinyal penting
kepada komunitas global yang lebih luas untuk melakukan hal yang sama.
“Jika kita tidak mengurangi emisi dan membangun dari sekarang,
kita akan memiliki 100 juta lebih orang yang hidup dalam kemiskinan
pada tahun 2030,” kata John Roome seperti dilansir dari
AFP, Senin (3/12).
Dalam
sebuah pernyataan, Bank Dunia mengatakan rincian 200 miliar dolar AS
akan terdiri dari sekitar 100 miliar dolar AS dalam bentuk pendanaan
langsung dari Bank Dunia. Sementara sekitar sepertiga dari dana yang
tersisa akan berasal dari dua lembaga Kelompok Bank Dunia dengan modal
pribadi, sisanya dimobilisasi oleh Kelompok Bank Dunia.
“Dan
kita juga tahu bahwa semakin sedikit kita membahas masalah ini secara
proaktif hanya di tiga wilayah seperti Afrika, Asia Selatan dan Amerika
Latin, kita akan memiliki 133 juta migran iklim,” kata Roome kepada
AFP.
Dalam
keterangannya, sebagian besar pendanaan aksi iklim disisihkan untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca, terutama melalui pengembangan strategi
energi terbarukan. Namun, Bank Dunia menyatakan bahwa prioritas utama
adalah meningkatkan dukungan untuk adaptasi iklim, mengingat jutaan
orang sudah berjuang melawan konsekuensi cuaca ekstrem.
“Dengan
meningkatkan pendanaan adaptasi langsung untuk mencapai sekitar 50
miliar dolar AS (21-25 fiskal), Bank Dunia akan, untuk pertama kalinya,
memberi penekanan yang sama ini bersama investasi yang mengurangi
emisi,” kata pernyataan resmi Bank Dunia.
Mengingat
urgensi untuk bertindak dalam menghadapi kenaikan permukaan laut, banjir
dan kekeringan CEO Bank Dunia Kristalina Georgieva mengatakan, ada hal
lain selain melawan penyebabnya. "Kita harus melawan penyebabnya, tetapi
juga harus beradaptasi dengan konsekuensi yang seringkali paling
dramatis bagi orang-orang termiskin di dunia”, kata CEO Bank Dunia
Kristalina Georgieva.