Saat ini Hodeidah masih dikuasai pemberontah Houthi.
CB,
HODEIDAH--Terjadi sebuah bentrokan antara pasukan pro-pemerintah dengan
pemberontak Houthi di Hodeidah, Yaman. Bentrokan ini terjadi tepat saat
kedua belah pihak akan bertemu dengan tim pengawas gencatan senjata.
Kabarnya terdengar suara rentetan tembakan arteleri berat dan baku
tembak di sebelah timur kota pelabuhan tersebut. Menandakan rentannya
perjanjian gencatan senjata yang disepakati pada 18 Desember lalu.
Salah
seorang pejabat koalisi yang dipimpin Arab Saudi mengatakan ada
sebanyak 10 pasukan pro-pemerintah yang tewas sejak perjanjian gencatan
senjata disepakati. Ia menuduh pemberontah Houthi melanggar kesepakatan
tersebut sebanyak 183 kali.
"Faktanya adalah, sayangnya,
pemberontak Houthi jelas melakukan provokasi untuk mendapatkan tanggapan
dari koalisi dan tidak ada yang meminta pertanggungjawaban mereka,"
kata pejabat itu seperti dilansir dari
Aljazirah, Rabu (26/12).
Sementara
pemberontak Houthi juga mengatakan hal yang sama. Mereka mencatat
pasukan pro-pemerintah Yaman setidaknya sudah melakukan 31 pelanggaran
dalam 24 jam. Mereka mengatakan hal ini di stasiun televisi Al-Masirah
yang mereka kelola.
Gencatan senjata di kota Hodeidah
sangat penting. Karena jutaan orang yang terancam kelaparan sangat
bergantung pada pelabuhan ini. Gencatan senjata ini dinilai sebagai
peluang terbaik untuk mengakhir perang sudah terjadi selama empat tahun
terakhir.
Saat ini Hodeidah masih dikuasai pemberontah
Houthi. Pejabat koalisi yang dipimpin Arab Saudi mengatakan akan ada
bentrokan-bentrokan yang kembali terjadi jika pelanggaran-pelanggaran
kesepakatan gencatan senjata terus dilakukan.
"Kami
berharap dapat mendukung upaya Patrick Cammaert, kami sangat berharap
dia berhasil, tapi jika tidak, kami memiliki hak untuk kembali melakukan
serangan untuk membebaskan kota itu," kata pejabat yang tidak berkenan
disebutkan namanya.
Cammaert seorang pensiunan jendral
Belanda yang memiliki pengalaman di Sri Lanka, Kamboja dan Kongo menjadi
ketua tim pengawas gencatan senjata di Yaman. Menurut PBB seharusnya ia
bertemu dengan perwakilan pasukan pro-pemerintah dan pemberontak Houthi
pada hari Rabu (26/12).
"Pertemuan itu akan dilakukan
disebuat tempat yang rencananya dihadiri sebuah anggota," kata salah
satu pejabat PBB yang tidak berwenang mempublikasikan informasi ini.
Juru
bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan pertemuan tersebut menjadi
salah satu prioritas utama misi Cammaert di Yaman. Tim pengawas PBB
bertujuan untuk mengamankan fungsi pelabuhan Hodeidah dan mengawasi
penarikan pasukan kedua belah pihak dari kota itu.
"Meminta semua pihak untuk menghormati kesepakatan gencatan senjata," tulis Dewan Keamanan PBB dalam surat persetujuan mereka.