Senin, 26 November 2018

Ricuh Tolak BBM di Prancis, Polisi Tahan 22 Pengunjuk Rasa


Ricuh Tolak BBM di Prancis, Polisi Tahan 22 Pengunjuk Rasa
Kisruh Unjuk Rasa Rompi Kuning di Paris. (Lucas BARIOULET / AFP).



Jakarta, CB -- Polisi menahan 22 orang pengunjuk rasa 'rompi kuning' yang menolak kenaikan harga BBM di Paris, Prancis. Aksi protes yang juga terjadi di banyak wilayah di Prancis itu berujung ricuh, dimana polisi melepaskan tembakan gas air mata ke kerumunan demonstran.

Sekitar 5.000 pengunjuk rasa berkumpul di Champs Elysees, Paris. Polisi berusaha mencegah mereka yang bergerak menuju Istana Elysee presiden di dekatnya, dikutip Reuters, Minggu (25/11).

Sebuah trailer dilaporkan dibakar dan meledak di Champs Elysees dan seorang pria yang mencoba menyerang pemadam kebakaran dikuasai oleh beberapa demonstran itu sendiri. Di Avenue de Friedland, polisi menembakkan bola karet khusus untuk mengendalikan demonstran.


Para pengunjuk rasa menyanyikan lagu kebangsaan dan melambai-lambaikan bendera Prancis. Sementara yang lain membawa poster bertuliskan "Macron, berhenti sebagai presiden" dan "Macron, pencuri". 



Para pengunjuk rasa melakukan protes karena marah atas kenaikan biaya bahan bakar dan kebijakan ekonomi Presiden Emmanuel Macron. Ini merupakan aksi protes kali kedua yang dilakukan para pengunjuk rasa 'rompi kuning'.

Para pengunjuk rasa menentang kebijakan kenaikan pajak atas BBM yang diperkenalkan Macron tahun lalu yang ditujukan untuk mendorong orang-orang beralih ke transportasi yang lebih ramah lingkungan. Bersamaan dengan pajak, pemerintah telah menawarkan insentif untuk membeli kendaraan hijau atau kendaraan listrik.




Credit  cnnindonesia.com