Hamas dan Israel sepakat untuk melakukan gencatan senjata.
CB,
ALJAZAIR -- Juru Bicara Hamas, Sami Abu Zuhri menyatakan perlawanan di
Palestina merupakan bentuk upaya memberikan 'pelajaran' yang serius pada
Israel. Ini disampaikan Zuhri saat berpidato di Aljazair dalam aksi
solidaritas Gaza yang digelar Gerakan Masyarakat untuk Perdamaian (MSP)
MSP adalah partai terbesar yang berafiliasi dengan gerakan Islam di
negara Afrika Utara. "Kami mengajarkan Israel pelajaran yang serius, dan
ini adalah pesan untuk Israel," kata dia dilansir
Anadolu Agency, Rabu (14/11).
Karena
itu pula, Zuhri mengatakan, sikap yang ditunjukkan kelompok perlawanan
akan tergantung pada perilaku Israel pada Palestina. Pada Selasa kemarin
waktu setempat, kelompok tersebut mengumumkan gencatan senjata dengan
Israel. Gencatan senjata dimediasi Mesir.
Gencatan
senjata menyusul meningkatnya ketegangan yang terjadi di wilayah
perbatasan Gaza, antara Israel dan kelompok perlawanan dari Palestina.
Seusai Israel menyerang Gaza pada Senin (12/11) waktu setempat, tujuh
warga Palestina tewas dan 25 lainnya terluka.
Sementara
itu, roket yang ditembakkan oleh kelompok-kelompok Palestina di Gaza
menewaskan seorang perwira Israel dan melukai 50 lainnya.
Sekelompok
tentara dari pasukan khusus yang berafiliasi dengan tentara Israel pada
Ahad kemarin menyusup ke Gaza dengan kendaraan sipil. Pasukan Israel
sudah diawasi oleh kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Hamas
setelah memasuki tiga kilometer ke Gaza. Hal ini memicu konflik
bersenjata yang mengakibatkan satu warga Palestina syahid dan tentara
Israel tewas.
Kelompok
perlawanan Palestina, termasuk Hamas dan Jihad Islam kemudian melakukan
serangan roket dan melukai tentara Israel. Kelompok-kelompok Palestina
menyatakan serangan yang menghantam sebuah bus di Israel adalah
pembalasan untuk seorang anggota yang hilang dan syahid pada Ahad
kemarin.
Sejak 30 Maret lalu, lebih dari 200 warga
Palestina telah menjadi martir oleh tembakan tentara Israel dan ribuan
lainnya terluka.