PARIS
- Presiden Prancis Emmanuel Macron mengaku memiliki bukti bahwa
pemerintah Suriah menyerang kota Douma di Ghouta timur dengan senjata
kimia akhir pekan lalu. Meski begitu, Macron tidak menyebutkan sumber
informasi tersebut didapatkan.
"Kami memiliki bukti bahwa senjata kimia digunakan pada pekan lalu, setidaknya klorin, digunakan oleh rezim Bashar al-Assad," kata Macron seperti dikutip dari BBC, Jumat (13/4/2018).
Macron juga mengatakan pada waktunya nanti ia akan memutuskan apakah akan merespon tindakan tersebut dengan serangan udara dengan target situs-situs senjata kimia milik pemerintah Suriah.
Ditanya dalam wawancara apakah Perancis akan bergabung dengan aksi militer di Suriah, ia berkata: "Kami akan perlu mengambil keputusan pada waktunya, ketika kami menilai itu paling berguna dan efektif."
"Rejim yang berpikir mereka dapat melakukan semua yang mereka inginkan, termasuk hal-hal terburuk yang melanggar hukum internasional, tidak dapat dibiarkan bertindak," cetusnya.
Ketegangan meningkat setelah diduga terjadi serangan menggunakan senjata kimia di Douma, Ghouta timur, Suriah. Douma adalah daerah kantong terakhir kelompok pejuang Suriah di Ghouta timur.
Serangan itu pertama kali dilaporkan oleh kelompok pejuang Suriah Jaish al-Islam pada hari Sabtu. Para pengawas dengan pengawas senjata kimia global, Organisasi Pelarangan Senjata Kimia, akan menyelidiki insiden itu.
"Kami memiliki bukti bahwa senjata kimia digunakan pada pekan lalu, setidaknya klorin, digunakan oleh rezim Bashar al-Assad," kata Macron seperti dikutip dari BBC, Jumat (13/4/2018).
Macron juga mengatakan pada waktunya nanti ia akan memutuskan apakah akan merespon tindakan tersebut dengan serangan udara dengan target situs-situs senjata kimia milik pemerintah Suriah.
Ditanya dalam wawancara apakah Perancis akan bergabung dengan aksi militer di Suriah, ia berkata: "Kami akan perlu mengambil keputusan pada waktunya, ketika kami menilai itu paling berguna dan efektif."
"Rejim yang berpikir mereka dapat melakukan semua yang mereka inginkan, termasuk hal-hal terburuk yang melanggar hukum internasional, tidak dapat dibiarkan bertindak," cetusnya.
Ketegangan meningkat setelah diduga terjadi serangan menggunakan senjata kimia di Douma, Ghouta timur, Suriah. Douma adalah daerah kantong terakhir kelompok pejuang Suriah di Ghouta timur.
Serangan itu pertama kali dilaporkan oleh kelompok pejuang Suriah Jaish al-Islam pada hari Sabtu. Para pengawas dengan pengawas senjata kimia global, Organisasi Pelarangan Senjata Kimia, akan menyelidiki insiden itu.
Credit sindonews.com