Juru bicara Gedung Putih mengatakan
bahwa pesawat Air Force One yang sekarang dipakai sudah perlu
diperbarui. (AFP Photo/Mandel Ngan)
"Boeing membuat sebuah pesawat 747 baru untuk Air Force One untuk presiden selanjutnya, tapi biayanya di luar kendali, lebih dari US$ miliar. Batalkan Pembelian!" ujar Trump melalui akun Twitter pribadinya.
Ketika ditanya wartawan mengenai kicauan tersebut pada Selasa (6/12), Trump hanya menjawab, "Pesawat itu di luar kendali, harganya lebih dari US$4 miliar dan saya pikir itu konyol."
Trump kemudian mengatakan, pemerintah AS memang ingin Boeing meraup keuntungan, tapi tidak sampai sebanyak itu.
|
Seorang sumber dari Boeing kemudian mengatakan kepada CNN bahwa perusahaannya sendiri pun belum dapat memperkirakan biaya untuk pembuatan pesawat itu.
Menurutnya, Kementerian Pertahanan AS saja belum memutuskan rincian spesifikasi yang diinginkan untuk pesawat kepresidenan itu. Pentagon bahkan belum menginformasikan jumlah pesawat yang akan dipesan.
"Kami tidak tahu dari mana ia mendapatkan angka itu," kata sumber tersebut.
Juru Bicara Gedung Putih, Josh Earnest, juga mengaku bingung dengan pernyataan Trump. Ia mengatakan, tak ada perjanjian seperti itu antaran Boeing dan Kemhan AS.
Sementara itu, pesawat untuk Air Force One tersebut sampai saat ini masih dalam tahap pembuatan dan diperkirakan belum akan siap hingga 2033.
Merujuk pada data anggaran Kemhan AS, persiapan proyek itu hingga saat ini sudah menghabiskan dana US$93 juta, sementara proses pembuatan baru akan dilakukan.
Earnest menekankan bahwa proyek itu harus berjalan karena armada Air Force One yang dipakai saat ini sudah perlu diperbarui karena sudah tua sehingga biaya perawatannya sangat mahal.
Saat ini, ada dua pesawat yang digunakan Air Force One. Salah satunya sudah dipakai sejak era Ronald Reagan, sementara armada lainnya telah digunakan dari masa pemerintahan George H.W. Bush, tepatnya tahun 1990.
"Pesawat Air Force One yang sekarang dipakai masih dalam keadaan baik. Terima kasih atas profesionalitas dan kemampuan dari pria dan perempuan di dalam Air Force One. Namun, pesawat itu sudah hampir mencapai akhir dari masanya," kata Earnest.
Credit CNN Indonesia