Presiden Rusia Vladimir Putin, berbincang dengan
sejumlah perwira dan anggota militer peserta Russias large-scale
Center-2015. Orang nomor satu di Rusia ini, dulunya seorang anggota
intelejen KGB Rusia. Orenburg, Rusia, 19 September 2015. Sasha Mordovets
/ Getty Images
Kementerian baru ini juga akan memasukkan badan Pelayanan Intelijen Luar Negeri dan sebagian besar unit Pelayanan Perlindungan Federal, yang selama ini menjadi pengawal para pejabat elit Rusia. Kementerian yang berperan seperti KGB ini nantinya tidak hanya mengusut kasus yang dikerjakan oleh Komisi Investigasi Federal dan Kementerian Dalam Negeri, namun juga bertindak secara prosedur mengawasi badan-badan tersebut.
Selain itu, kementerian baru ini akan bertanggung jawab untuk menyediakan keamanannya sendiri untuk ditempatkan di semua lembaga penegakan hukum dan badan-badan keamanan.
"Sebelumnya kami (agen FSB) hanya memberikan dukungan untuk investigasi, sekarang akan akan bertanggung jawab dengan mengelola progres mereka dari pendokumentasian dakwaan kriminal hingga membawa kasus ini ke pengadilan," kata seorang pejabat FSB mengutip dari Moscow Times, 14 Desember 2016.
Adapun agen-agen keamanan akan memantau efisensi kerja investigator berdasarkan suplai informasi yang bermanfaat kepada mereka dari Kementerian Keamanan Negara.
Diperkirakan biaya untuk pembentukan kementerian baru dan kebijakan keamanan yang baru, menjadi hambatan terbesar Kremlin. Reformasi ini diperkirakan memakan biaya mencapai minium US$ 308 juta atau Rp 4,09 triliun.
Uji coba terhadap kebijakan baru yang membangun keseimbangan baru kekuasaan di antara badan-badan keamanan Rusia sedang berlangsung. Baru-baru ini FSB menangani kasus dugaan kejahatan yang melibatkan anggota Komisi Investigasi yang mendanai kelompok penjahat terorganisir yang dipimpin Zakhary Kalashov atau lebih dikenal sebagai Shakro Molodoi.
Credit TEMPO.CO