Senin, 05 Desember 2016

Perdana Menteri Selandia Baru Mengundurkan Diri



 
Perdana Menteri Selandia Baru Mengundurkan Diri Key membawa Partai Nasional menang dalam pemilu 2008, mengakhiri sembilan tahun kekuasaan Partai Buruh yang dipimpin oleh Helen Clark. (Nigel Marpl)
 
Jakarta, CB -- Perdana Menteri Selandia Baru, John Key, mengundurkan diri pada Senin (5/12). Menurutnya, sekarang adalah waktu yang tepat untuk meninggalkan panggung politik setelah berkuasa selama tiga periode.

"Sekarang adalah waktu yang tepat bagi saya untuk mundur dari karier saya dan menghabiskan lebih banyak waktu di rumah," ujar Key sebagaimana dikutip situs berita Selandia Baru, Radio New Zealand.

Pengumuman ini mengejutkan Selandia Baru karena pemilihan umum selanjutnya baru akan digelar pada November 2017. Namun, Key kembali menegaskan bahwa sekarang merupakan saat yang tepat karena jika ia menghabiskan masa jabatannya, publik akan merasa tertipu.

"Tak mungkin saya kembali menjabat pada periode keempat. Jika saya terus menjabat enam bulan atau satu tahun lagi, saya akan berkata di depan kamera, 'Saya akan menjabat lagi tiga tahun ke depan.' Saya akan membuat publik salah sangka karena tidak akan seperti itu," ujar Key seperti dilansir Reuters.

Namun, Key menegaskan bahwa ia akan masih berada di parlemen guna memastikan tidak ada pemilu tambahan untuk mencari pengganti sementara dirinya.

Partai Nasional, di mana Key bernaung, akan mengadakan kaukus pada 12 Desember untuk menentukan pemimpin partai dan perdana menteri yang baru.

Menanggapi rencana ini, Key mengatakan bahwa ia akan memilih wakil sekaligus Menteri Keuangan, Bill English, untuk mengambil alih kepemimpinannya.

Key membawa Partai Nasional menang dalam pemilu 2008, mengakhiri sembilan tahun kekuasaan Partai Buruh yang dipimpin oleh Helen Clark.

Selama menjabat, Key mendulang pujian karena keberhasilannya dalam menangani keterpurukan ekonomi Selandia Baru pasca krisis global. Ia juga disanjung karena berhasil menangani dua gempa bumi besar yang menghantam Christchurch.



Credit  CNN Indonesia