Selasa, 13 Desember 2016
Donald Trump Sebut Biaya Program Jet F-35 di Luar Kendali
NEW YORK - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald John Trump mengkritik keras program pembuatan pesawat jet tempur F-35 yang biayanya sudah di luar kendali. Trump berjanji pemerintahannya nanti akan mengakhiri overspending dari program F-35 dan menghemat miliaran dolar.
”Program F-35 dan biayanya di luar kendali. Miliaran dolar dapat diselamatkan untuk pembelian (peralatan) militer (dan lainnya) setelah tanggal 20 Januari,” tulis Trump di akun Twitter-nya.
Tweet Trump menyusul kritik yang dia ungkapkan dalam sebuah wawancara di Fox News Sunday.
”Ini di luar kendali. Dan orang-orang yang membuat penawaran ini untuk pemerintah seharusnya tidak diizinkan untuk pergi bekerja pada perusahaan-perusahaan. Anda tahu, mereka membuat kesepakatan seperti itu dan dua atau tiga tahun kemudian, Anda melihat mereka bekerja untuk perusahaan-perusahaan yang membuat kesepakatan,” ucap Trump.
Setelah kritik keras dari Trump, saham Lockheed Martin Corp sebagai produsen jet tempur dan peralatan militer AS, anjlok 2,7 persen di bursa saham.
Jet tempur F-35 Lightning II Lockheed Martin telah dipilih sebagai platform pesawat terpadu untuk Angkatan Darat AS, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara di bawah program Joint Strike Fighter. Namun, visi untuk jet serbaguna ini masih dalam pengembangan.
Program ini terkenal karena mengalami penundaan dan berjalan lambat karena biaya jauh dari estimasi awal. Selain, jet tempur AS yang diklaim tercanggih ini masih dikeluhkan terkait gangguan pada perangkat lunak dan masalah kompatibilitas.
Menanggapi kritik Trump, Lockheed Martin mengatakan bahwa pihaknya telah banyak berinvestasi dalam menekan biaya program jet tempur F-35.
”Sejak awal, kami telah menginvestasikan ratusan juta dolar untuk mengurangi harga pesawat sekitar 70 persen sejak penetapan biaya aslinya, dan kami memproyeksikan untuk menjadi sekitar USD85 juta pada 2019 atau 2020,” kata Jeff Babione, pemimpin program F-35 Lockheed Martin, semalam (12/12/2016).
Credit sindonews.com