Selasa, 15 Maret 2016
"AS dan China Sudah Berada di Jalur Perang"
SYDNEY - Langkah China dengan menguji coba pesawat siluman hipersnok Wu-14 dinilai sebagai sinyal kemarahan Beijing terhadap Amerika Serikat (AS) yang melibatkan diri dalam konflik Laut China Selatan. Pakar dari Australia bahkan berpendapat dua negara adidaya ini sejatinya sudah berada di jalur perang yang dipicu klaim China atas Laut China Selatan.
AS telah menganggap langkah China yang menguji coba pesawat siluman hipersonik Wu-14 sebagai “manuver ekstrem” di tengah ketegangan dalam konflik Laut Cina Selatan.
Menteri Pertahanan AS Ashton Carter sebelumnya telah memperingatkan China bahwa Washington tidak akan menghindar untuk menghadapi ekspansi Beijing atas kawasan Laut China Selatan. AS sendiri sejatinya tidak terlibat langsung dalam klaim kepulauan di Laut China Selatan. Karena wilayah itu hanya diperebutkan China, Filipina, Malaysia, Brunei, Vietnam dan Taiwan.
Namun, AS melibatkan diri dalam konflik setelah pesawat mata-matanya diusir Angkatan Laut China saat manuver di kawasan yang dianggap Washington sebagai wilayah udara internasional. Selain karena insiden itu, AS melibatkan diri dalam konflik karena diduga memiliki kepentingan militer di negara-negara yang jadi “musuh” China dalam sengketa itu.
Wakil dekan Studi Global di Royal Melbourne Institute of Technology, Profesor Joseph Siracussa, mengatakan kepada news.com.au, Senin (15/6/2015), bahwa AS dan China sudah siap “untuk berkelahi”.
Meskipun hubungan ekonomi antara China dan ekonomi global sangat kuat, Siracussa, menyatakan hal itu tidak akan menghentikan perang. ”(Kepentingan) ekonomi berarti sangat sedikit pada hari yang genting,” kata Profesor Siracussa, yang ahli dalam keamanan dan diplomasi internasional.
”Setelah Anda tahu ada masalah dengan militer, tidak akan mendapatkan solusi diplomatik,” ujarnya. “Menteri Pertahanan AS berpikir tentang perang berikutnya dan bagaimana untuk mengalahkan mereka (China).”
”Pemicunya adalah ada, itu hanya menunggu untuk terjadi,” imbuh dia. ”Mereka sedang membicarakan perang yang tak terelakkan dengan China,” lanjut Siracussa.
”Ini akan terjadi. Ini adalah tentang kekuasaan. Pentagon Amerika sudah ada jalur ‘tabrakan’ dengan China. Jadi, Laut China Selatan telah menjadi titik nyala untuk perang,” imbuh dia.
Credit Sindonews