Jumat, 08 Mei 2015

Isu Australia Hentikan Bantuan, Kemlu RI: Kita Tidak Butuh


Isu Australia Hentikan Bantuan, Kemlu RI: Kita Tidak Butuh  
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Christiawan Nasir, mengatakan bahwa pemerintah berharap hubungan kerja sama Australia dan Indonesia cepat pulih. (ANTARA FOTO/ho/Suwandy)
 
Jakarta, CB  -- Pasca eksekusi mati dua warga negara Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, hubungan kedua negara kian panas. Salah satu media Australia, News.com.au, bahkan membahas kemungkinan penghentian bantuan bagi Indonesia sebagai tanda protes. Namun, pemerintah Indonesia tidak ambil pusing atas pemberitaan tersebut.

"Kita harus melihat bahwa saat ini Indonesia sebagai negara yang dana pembangunannya purely datang dari bujet internal," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Christiawan Nasir, setelah menggelar jumpa pers di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (7/5).


Menurut penuturan Arrmanatha, dana pembangunan infrastruktur yang digelontorkan pemerintah dari APBN pada 2015 mencapai Rp2.093 triliun. "Itu purely dari biaya sendiri. Indonesia saat ini sudah tidak lagi merupakan negara yang membutuhkan bantuan untuk biaya pembangunan," kata Tata, demikian Arrmanatha akrab disapa.

Kendati demikian, Indonesia menghargai bantuan yang diberikan Australia sebagai upaya peningkatan kerja sama kedua negara. "Itu merupakan hak mereka untuk memberikan, tapi Indonesia tidak meminta dana bantuan untuk pembangunan," tutur Tata.

Media Australia melansir pada periode 2013-2014, Australia mengirim dana bantuan asing sebesar AUS$581 juta atau setara Rp6 triliun untuk Indonesia. Sementara, pada periode 2014/15, Australia mengucurkan dana bantuan diperkirakan sebesar AUS$605,3 juta atau senilai Rp6,2 triliun.

Sebelumnya, Australia telah menarik Duta Besar untuk Indonesia, Paul Grigson, sebagai tanda protes atas eksekusi mati Chan dan Sukumaran.

Namun menurut Tata, pasca pasang surut hubungan ini, Indonesia tak mau berlama-lama menoleh ke belakang dan ingin menatap ke depan.

"Kita tentunya ingin sekarang melihat ke depan. Bagaimana kita bisa kembali meningkatkan kerja sama. Hubungan antara Indonesia dan Australia itu merupakan partnership yang penting. Tidak hanya untuk Indonesia, tapi juga kami yakin untuk Australia juga merupakan partnership yang penting," kata Tata.



Credit  CNN Indonesia