Presiden Joko Widodo dalam kunjungan ke Jepang (Foto: AFP)
CB, Tokyo: Reuters salah
menginterpretasikan komentar dari Presiden Joko Widodo saat melakukan
kunjungan di Jepang. Ucapan itu terkait dengan konflik Laut China
Selatan.
Selama ini diketahui bahwa Tiongkok mengklaim 90 persen Laut China
Selatan, yang diyakini kaya minyak dan gas bumi. Brunei Darussalam,
Filipina, Vietnam dan Taiwan, juga mengklaim sebagian area tersebut.
Sengketa wilayah Laut China Selatan ini dipandang sebagai salah
satu konflik di Asia yang dapat berubah menjadi kekacauan tak
terkendali.
"Kita memerlukan perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik.
Sangatlah penting untuk mempunyai kestabilan politik dan ekonomi untuk
membangun perkembangan ekonomi," ucap Jokowi dalam surat kabar Yomiuri,
Senin (23/3/2015).
"Jadi, kami mendukung Code of Conduct (dari Laut China Selatan) dan
juga dialog antara Tiongkok dan Jepang, Tiongkok dan ASEAN," sambung
dia.
Dalam versi Bahasa Jepang yang dirilis satu hari sebelumnya, Jokowi
menolak sebagian area yang diklaim Beijing di Laut China Selatan.
"'Sembilan garis yang diklaim Tiongkok tidak memiliki dasar apapun dalam
hukum internasional," sebut Jokowi.
Menurut penasihat kebijakan luar negeri Jokowi, Rizal Sukma, sang
presiden hanya mengkritik sebagian area yang disebutkan. Hal yang
dimaksudkan adalah garis klaim Tiongkok yang menyentuh Kepulauan Natuna,
yang sudah jelas merupakan wilayah kekuasaan Indonesia.
Pihak Kementerian Luar Negeri Indonesia pun menilai apa yang
ditulis oleh Reuters sebelumnya, merupakan bentuk kesalahan intepretasi
ucapan Presiden Jokowi.
"Itu salah quote yang diambil oleh Reuters dan di re-quote oleh media lain. Pertanyaan dan jawab dalam interview untuk Yomiuri Shimbun adalah terkait dengan konteks nine doted line, bukan isu Laut China Selatan," jelas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir, kepada Metrotvnews.com, Selasa (24/3/2015).
Laut China Selatan menjadi rebutan antara Tiongkok dengan beberapa
negara ASEAN. Sementara Indonesia tidak memiliki klaim atas wilayah ini.
Jepang pun melakukan kerja sama dengan Filipina dan Vietnam, yang
terlibat persaingan sengit dengan Tiongkok.
Jepang sendiri terlibat perebutan wilayah dengan Tiongkok di Laut
China Timur. Mereka memperebutkan pulau tak berpenghuni di wilayah
utara.
Credit Metrotvnews.com