Jumat, 21 November 2014

NSA: Tiongkok Sanggup Lumpuhkan AS

Perang siber antar AS dengan Tiongkok.
Perang siber antar AS dengan Tiongkok. (sumber: Sam Sprait/Gizmodo)

Washington (CB) - Dalam pidatonya di hadapan anggota Kongres, Kepala National Security Agency (NSA) Admiral Michael Rogers, menyatakan Tiongkok dan dua negara lainnya sanggup melumpuhkan negaranya Amerika Serikat (AS) lewat serangan siber. Ia menjelaskan peretas asal negeri tirai bambu bisa melumpuhkan pembangkit listrik dan sejumlah infrastukutur penting lainnya hanya dengan jari. Rogers yang juga menjabat sebagai Kepala Komando Siber AS menambahkan ia telah mendeteksi sejumlah serangan malware dari Tiongkok dan negara lainnya yang bisa berdampak serius pada kehidupan keseharian warga AS.
"Mereka bisa melumpuhkan sebagian infrastruktur kita namun dampaknya sangat serius karena mempengaruhi hajat orang banyak," katanya di Gedung Putih, Kamis (20/11).
Lebih lanjut Rogers menerangkan serangan lewat siber akan menjadi tren dalam beberapa tahun mendatang ketimbang serangan menggunakan senjata.
"Kami memperhatikan mereka sedang berusaha untuk mencuri informasi bagaimana sistem kami bekerja. Mereka sangat sistematis dan detil, mulai dari mengotak-ngatik sistem hingga ke hal-hal yang bersifat praktis. Intinya mencari titik kelemahan kami," tambah Rogers.
Dalam laporan yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan keamanan siber AS, Mandiant, peretas yang bekerja untuk pemerintahan Tiongkok sanggup melakukan penetrasi pada sistem publik AS mulai dari pembangkit listrik, penyaluran air bersih hingga bahan bakar. Laporan lainnya dari Pew Internet and American Life Project menyatakan serangan siber yang bisa menyebabkan nyawa seseorang melayang dan merusak tatanan ekonomi sebuah negara diprediksi akan muncul tahun 2025.
Untuk menangkal serangan itu, Rogers menjelaskan telah membentuk sebuah aliansi termasuk memperkirakan bagaimana serangan itu akan berdampak pada kehidupan warga AS. Ia menolak menyebut dua negara lainnnya yang disebut sanggup melumpuhkan AS. Namun Rusia diperkiarakan salah satunya karena memiliki program pengembangan siber yang agresif.
Dalam pertemuan APEC lalu Presiden AS Barack Obama dan Presiden Tiongkok Xi Jinping sudah membicarakan masalah cyberspying. Keduanya saling mengeluhkan kegiatan mata-mata dan pencurian data terhadap sejumlah masing-masing perusahaan besar kedua negera. Baik Obama dan Jinping menolak keras tuduhan itu.

Credit BeritaSatu