(CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CB -- Pelaksana tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Naryanto Wagimin mendorong PT Pertamina (Persero) untuk berani mengambil kepemilikan Blok Mahakam sampai 80 persen ketika kontrak kerjasama Mahakam yang dipegang PT Total E&P Indonesie berakhir 2017 mendatang.
Menurut Naryanto, keberanian tersebut seharusnya muncul karena Pertamina turut mendengarkan presentasi cadangan minyak dan gas bumi Blok Mahakam yang disampaikan manajemen Total E&P Indonesie beberapa waktu lalu. Selain Pertamina dan Total, paparan tersebut juga disaksikan oleh perwakilan dari Ditjen Migas dan SKK Migas sebagai fasilitator.
"Dengan begitu banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Pertamina bisa dipresentasikan dengan baik oleh Total, kalau saya sebagai pebisnis mestinya saya bisa masuk 70 persen sampai 80 persen," ujar Naryanto dikutip dalam siaran pers, Senin (24/11).
Mengenai kemungkinan Pertamina untuk menguasai 100 persen saham, Naryanto menilai hal tersebut mungkin saja dilakukan meskipun kecil kemungkinannya karena investasi yang dibutuhkan untuk terus mengembangkan Mahakam membutuhkan biaya yang sangat besar.
"Tapi pemerintah menunggu saja dari Pertamina menyampaikan proposal pengelolaan Blok Mahakam, dengan didukung data yang kuat mengenai kemampuannya. Maksimal waktunya untuk mengajukan tiga bulan dari pekan lalu,” kata Naryanto.
Menurut pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (Tim Antimafia Migas) tersebut, seluruh pihak terkait akan melihat langsung fasilitas produksi Blok Mahakam di Balikpapan, Kalimantan Timur. Tujuannya tidak lain untuk melihat langsung data cadangan gas yang dimiliki Mahakam.
"Kunjungan rencananya akan dilakukan akhir November 2014, Pertamina akan melihat langsung cadangan blok tersebut di Kalimantan Timur," ujar Naryanto.
Sebagai informasi, blok Mahakam dikelola perusahaan migas asal Perancis, Total E&P Indonesie dengan kepemilikan hak partisipasi 50%. Sementara, sisanya dikuasai Inpex Corporation asal Jepang. Kontrak kerja sama Mahakam dengan Total akan berakhir pada 2017 setelah berjalan 50 tahun. Kontrak pertama diteken 31 Maret 1967 dengan jangka waktu selama 30 tahun. Pada 31 Maret 1997 diperpanjang lagi selama 20 tahun dan akan berakhir 30 Maret 2017.
Credit CNN Indonesia