Rusia Siap Bantu RI Kembangkan Energi Nuklir (Foto: Ilustrasi/Reuters)
JAKARTA (CB) - Pemerintah Rusia menawarkan kerjasama pada Indonesia untuk mengembangkan dua blok Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
senilai USD8 miliar atau Rp97,4 triliun (kurs Rp12.187 per USD). PLTN
yang akan dikembangkan tersebut rencananya berkapasitas 2.400 megawatt
(mw).
Kerjasama tersebut akan dilakukan melalui BUMN Rusia, Rosatom State Atomic Energy Corporation (Rosatom). Kerjasama yang ditawarkan Rosatom bukan hanya sebatas jasa pembangunan dan perawatan PLTN, tetapi juga menawarkan solusi yang menyeluruh dibidang ketenaganukliran dari pembangunan PLTN yang paling canggih, paling modern dan paling aman hingga transfer teknologi, kandungan lokal yang tinggi, pembiayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
"Pemerintah Rusia akan memberikan bantuan pinjaman untuk pembangunan PLTN, bantuan pembiayaan dapat dalam bentuk bantuan kenegaraan, joint venture antara Rosatom dan perusahaan lokal atau konsorsium , semua peluang masih terbuka," kata Senior Expert, Representasi Perdagangan Federasi Rusia di Republik Indonesia, Sergey Kukushkin yang dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Jumat (28/11/2014).
Namun, diakuinya hingga saat ini tawaran kerja sama ini belum mendapat respon oleh Pemerintah Indonesia. Alasannya karena Pemerintah Indonesia masih belum memprioritaskan pembangunan PLTN dan saat ini masih pada tahap pengkajian dan penelitian.
Credit OkeZone
Kerjasama tersebut akan dilakukan melalui BUMN Rusia, Rosatom State Atomic Energy Corporation (Rosatom). Kerjasama yang ditawarkan Rosatom bukan hanya sebatas jasa pembangunan dan perawatan PLTN, tetapi juga menawarkan solusi yang menyeluruh dibidang ketenaganukliran dari pembangunan PLTN yang paling canggih, paling modern dan paling aman hingga transfer teknologi, kandungan lokal yang tinggi, pembiayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
"Pemerintah Rusia akan memberikan bantuan pinjaman untuk pembangunan PLTN, bantuan pembiayaan dapat dalam bentuk bantuan kenegaraan, joint venture antara Rosatom dan perusahaan lokal atau konsorsium , semua peluang masih terbuka," kata Senior Expert, Representasi Perdagangan Federasi Rusia di Republik Indonesia, Sergey Kukushkin yang dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Jumat (28/11/2014).
Namun, diakuinya hingga saat ini tawaran kerja sama ini belum mendapat respon oleh Pemerintah Indonesia. Alasannya karena Pemerintah Indonesia masih belum memprioritaskan pembangunan PLTN dan saat ini masih pada tahap pengkajian dan penelitian.
Credit OkeZone