Rabu, 26 November 2014
"Open Sky" Berlaku Mulai pada 2015, Industri Penerbangan Ajukan 3 Permintaan
Pesawat Garuda Indonesia siap lepas landas di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten, Rabu (17/4/2013)
JAKARTA, CB – Indonesian National Air Carriers Assosiation (INACA) berharap tetap bisa bersaing dengan pemain di industri penerbangan di negara-negara anggota ASEAN, ketika kesepakatan kawasan bebas terbang (Open Sky) mulai berlaku pada 2015. Dukungan nyata kebijakan pemerintah dinanti.
“Agar bisa kompetitif seperti negara lain, dalam rangka open sky, ada tiga hal yang kami minta (kepada Pemerintah)," kata Ketua Umum INACA, Arif Wibowo, Selasa petang (25/11/2014).
Ketiga permintaan itu, sebut Arif, adalah penghapusan bea masuk pembelian pesawat dan komponennya, perpajakan untuk sewa pesawat dari luar negeri, dan insentif untuk harga avtur.
Menurut Arif, industri penerbangan Indonesia butuh dukungan pemerintah bila ingin tetap bisa bersaing dengan pelaku industri dari negara lain. Di negara-negara lain, ujar dia, dukungan semacam penghapusan pajak pertambahan nilai dan bea masuk sudah berlaku.
"Dijanjikan oleh Pak Menkeu dan Pak Menko (Perekonomian), Pemerintah akan mendukung industri tersebut. Kami masih ada meeting satu minggu lagi untuk progress-nya,” imbuh Arif.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Emirsyah Satar, tak sependapat bila INACA disebut meminta proteksi dari pemerintah. "Kami ingin bermain sama seperti pemain di negara-negara lain. Jangan salah, INACA tidak minta proteksi. Biar kompetitif, gitu aja,” tegas dia.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil belum bisa memastikan bentuk dukungan pemerintah bagi industri aviasi dalam menghadapi kesepakatan open sky tersebut. “Minggu depan akan ada solusi supaya industri ini terbantu dari beban-beban yang tidak perlu selama ini,” kilah dia ketika ditanya soal bentuk konkret dukungan tersebut.
Credit KOMPAS.com