Senin, 11 Februari 2019

Pembelot Maduro: 90 Persen Militer Venezuela Sengsara


Pembelot Maduro: 90 Persen Militer Venezuela Sengsara
Kolonel Venezuela Rubben Paz Jimenez menyatakan dukungan kepada Parlemen Majelis Nasional Juan Guaido, dan membelot dari Presiden Nicolas Maduro. (REUTERS/Carlos Eduardo Ramirez).




Jakarta, CB -- Kolonel sekaligus dokter militer Venezuela Rubben Paz Jimenez menyatakan dukungannya kepada Presiden Majelis Nasional Juan Guaido, sebagai pemimpin sah Venezuela. Pernyataan itu menjadi tindakan membelot dari Presiden Nicolas Maduro.

Jimenez mengatakan sebagian besar personel militer hidup tak bahagia dan hanya dijadikan 'alat' yang dimanfaatkan Maduro untuk mempertahankan kekuasaannya.

"Sembilan puluh persen dari kami di angkatan bersenjata sangat tidak bahagia. Kami hanya dimanfaatkan untuk mempertahankan rezim (Maduro)," kata Jimenez melalui sebuah video yang tersebar, Sabtu (9/2). 



Dalam video itu, Jimenez juga mendesak militer untuk membuka akses bantuan kemanusiaan yang kabarnya diblokade angkatan bersenjata Venezuela.

Militer disebut memblokade jembatan Tienditas dengan memarkirkan sebuah truk tangki dan truk kontainer besar, sehingga menghalangi lalu lintas di jembatan itu.

Blokade itu membuat banyak bantuan kemanusiaan asing, terutama dari Amerika Serikat, tertahan di Cucuta, Kolombia, yang berbatasan langsung dengan Urena, Venezuela.


Blokade bantuan dilakukan militer seiring dengan kepemimpinan Maduro yang kian tersudut, terutama setelah puluhan negara barat dan Amerika Latin berbondong-bondong mendukung Guaido sebagai pemimpin sah Venezuela.

Maduro bersumpah tak akan membuka akses kemanusiaan ke Venezuela. Dia berdalih akses bantuan kemanusiaan hanya memperbesar peluang pihak asing, terutama AS, menginvasi negaranya.

"Tidak ada yang akan masuk, tidak ada tentara yang menyerang," katanya seperti dikutip AFP, Minggu (10/2).


Pernyataan itu diucapkan Maduro setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka opsi militer terhadap Venezuela jika ia tak kunjung mundur demi mengakhiri krisis politik di negara tersebut.

Dalam wawancara dengan salah satu saluran televisi Spanyol pekan lalu, Maduro memperingatkan bahwa Trump berisiko menodai 'tangannya sendiri dengan darah' jika AS memutuskan tetap mengerahkan militer ke Venezuela.


Meski tertekan, Maduro masih mendapatkan dukungan setia dari militernya dan sejumlah negara sekutu, seperti Kuba, Rusia, China, hingga Turki.


Selain Jimenez, sejumlah pejabat militer, seperti atase militer Venezuela di AS, Jose Luis Silva, juga telah menyatakan diri membelot dari Maduro dan mendukung Guaido.




Credit  cnnindonesia.com